Masa lalu

157 11 4
                                    

Dichapter ini, akan terjawab apa penyebab sikap Karan selama ini...

Happy reading!

******

"Kamu udah pulang Ina, gimana tadi? Apa Karan mau makan masakan buatanmu?" tanya Diana dan langsung mengajak adiknya duduk, dia penasaran dengan apa yang terjadi. Apakah Karan kembali menyakiti hati adiknya lagi atau tidak.

"Kakak, tenanglah. Karan mau makan kok, bahkan semua makanan yang udah aku siapin dari pagi ludes habis olehnya!" seru Naina dengan sangat senang.

Diana yang mendengarnya merasa gembira, "Beneran? Syukurlah kalau gitu Ina, kakak kira dia akan menyakiti hatimu lagi dengan menolak masakan buatanmu dengan cuma cuma"

Naina menggelengkan kepalanya dan menggenggam kedua tangan kakaknya.
"Gak kak, aku tahu Karan adalah pria yang baik. Walaupun dia memang sering kasar padaku tapi aku yakin hatinya sangat baik. Mungkin, kami butuh waktu agar bisa saling terbiasa satu sama lain"

Diana tersenyum mendengarnya, gadis itu lalu memeluk tubuh adiknya dengan sayang.
"Iya, kamu benar"

-

Malam harinya, Naina tengah duduk dimeja riasnya sambil membuka perhiasan dan juga membersihkan make up yang dia gunakan. Tak lama kemudian, Karan keluar dari kamar mandi dan menatapnya sekilas.

"Karan" ucap Naina dan berdiri dihadapannya dengan tersenyum.

"Ayo kita tidur. Selamat malam" lanjutnya, gadis itu kemudian menata bantal diatas sofa.

"Tunggu!" ucap Karan.

"Kenapa?"

"Kamu jangan tidur disofa lagi" pintanya.

"Terus aku tidur dimana dong? Kamu ngusir aku Karan?" lirih Naina.

"Hei, main nyerocos aja belum juga selesai ngomong! Kamu tidur diatas ranjang dan aku yang tidur disofa" jawab Karan dan kemudian mengambil alih sofa tersebut.

"Loh, tapi Karan? Kenapa.."

"Udah, jangan banyak bicara! Tidur" ketusnya.

Naina merasa sedih, dia berpikir kenapa dia tidak bisa tidur ditemani oleh suaminya sendiri.
"Karan" panggilnya.

"Apalagi ha?"

"Kenapa kita gak bisa tidur bersama" bisiknya dengan perlahan.

Mendengar pertanyaan dari gadis itu, Karan berdiri dan mendekatinya.
"Jawabannya, gak. Gak akan pernah. Aku gak mau satu ranjang dengan gadis mana pun, aku gak suka itu semua apalagi denganmu. Aku udah berbaik hati membagi semua milikku dikamar ini padamu, jadi tolong kamu jangan serakah dan berusaha untuk minta lebih dariku. Kamu mengerti?" tegas Karan dengan tatapan tajamnya.

Naina pun hanya bisa mengangguk lemah, dan pria itu sudah meninggalkannya tidur lebih dulu. Naina merasa sedih, kenapa Karan tidak memperlakukannya sebagai seorang istri, pria itu menganggap dirinya sebagai orang asing dirumah ini.

Merasa tak bisa tidur, Naina memilih untuk berdiam diri didekat jendela sambil menatap kearah langit malam.

'Seperti inikah kehidupan pernikahanku bersama pria idamanku? Dia sama sekali gak menganggapku, bahkan seperti menganggap pernikahan kami ini hanya candaan dan gak bermakna sama sekali dalam hidupnya. Tuhan, kuatkanlah aku. Aku harus bisa bersabar menghadapi sikap Karan yang kini adalah suamiku'

Naina mengusap air matanya yang sempat jatuh, kemudian melihat kearah Karan yang sudah tertidur pulas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FALL IN YOU! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang