Kecerobohan Ina

142 11 0
                                    

Nairan backkk:))

******

Seperti biasa, Karan melakukan aktifitasnya dikantor. Namun hari ini dia benar benar terlihat sangat sibuk, karena papanya memberikan dirinya tugas untuk menyelesaikan beberapa proposal perusahaan yang sangat begitu penting untuk tender kali ini. Bahkan sejak kemarin, dia begadang hanya untuk menyelesaikan proyek itu.

"Akhirnya selesai juga nih! Sekarang tinggal aku pelajari dan aku akan memenangkan tender yang papa minta" ucap Karan dengan penuh semangat.

"Tapi sepertinya aku butuh kopi" pikirnya, kemudian dia memanggil sekretarisnya untuk membawakan secangkir kopi panas keruangannya.

"Baik pak, kopinya akan segera saya antar"

Karan mengangguk mendengar ucapan sekretarisnya, pria itu kemudian kembali fokus dengan pekerjaannya.

Dari luar, datanglah Naina dengan senyum yang begitu menawan. Gadis itu tidak sabar untuk bertemu dengan Karan, seperti biasa dia selalu rutin membawakan makan siang untuknya. Namun dia tak sengaja berpapasan dengan sekretaris Karan yang sedang membawa nampan berisi secangkir kopi panas.

"Eh bentar!"

"Iya, ada apa nona Naina? Apa nona perlu sesuatu?"

"Euh, kamu bawa kopi itu untuk Karan kan?" tanya Naina.

Sekretaris itu pun mengangguk.

"Biar aku aja yang bawa keruangannya. Kamu bisa lanjutkan pekerjaanmu, oke?" pintanya.

Sedangkan sekretaris itu tak bisa membantah apapun, karena semua orang dikantor ini pun tahu bahwa gadis yang berdiri dihadapannya saat ini adalah tunangan bos besar mereka.

"Baik nona, saya permisi"

Naina tersenyum dan membawakan secangkir kopi itu keruangan Karan. Perlahan dia mengetuk pintu.

"Ya, masuk!"

"Ini kopimu"

"Makasih" Karan hendak segera mengambil kopinya namun dia tertegun saat Naina yang berada dihadapannya.

"Kamu? Ngapain kesini lagi?" ucapnya dengan nada tidak suka.
"Dan ini.. kenapa malah kamu yang bawa kopiku? Mana sekretarisku?" lanjutnya.

"Aku yang meminta sekretarismu Karan, aku ingin membawakan kopi ini untukmu. Kamu pasti capek banget kan, nih diminum! Aroma kopi ini nikmat sekali lo, aku dari tadi mencium aromanya, ternyata kamu suka kopi cappuchino ya? Wah, aku baru tahu! Lain kali aku juga akan buatkan ini untukmu, oke? Ah, ini kopimu Karan"

"Argh!" pekik Karan kemudian.

Naina terkejut ketika cangkir kopi yang dibawanya tiba tiba tak sengaja tergeser dari jemarinya dan tumpah mengenai berkas yang dibawa oleh Karan.

"Astaga! Ka..Karan maaf, aku..aku gak sengaja"

"Astagaaa kamu ini ya?! Apa aja yang bisa kamu lakuin dengan benar ha?! Apa hanya bisa mengoceh dan cerewet seperti tadi? Membawakan kopi aja gak becus! Sekarang lihat? Ya tuhan.. proposalku..!" Karan merasa frustasi ketika melihat sesuatu yang dia kerjakan dengan susah payah sejak kemarin rusak begitu saja.

"Apa kamu tahu? Ini proposal sangat penting untuk perusahaan! Aku mengerjakannya sejak kemarin, bahkan kemarin aku gak sempat tidur untuk menyelesaikannya! Sekarang apa? Kamu hancurin kerja kerasku gitu aja ha?! Dasar kamu memang gadis gak berguna!" pekik Karan dengan murka sambil menunjuk wajah Naina dengan amarahnya.

Naina pun hanya bisa menangis karena kecerobohannya.
"Maaf Karan, aku gak sengaja. Aku memang gak bisa berbuat apapun untukmu dengan benar. Maafin aku.." lirihnya.

"Diam! Kerjaanmu hanya menangis dan menangis aja. Sekarang aku minta, keluar dari ruanganku. Jangan pernah kesini lagi, karena kedatanganmu cuma ngerusak apa yang aku buat dengan susah payah! Keluar!" bentak Karan.

"Tapi Karan, aku benar benar.."
"Karan.. maafin aku"

"Keluar!"
Karan menarik Naina dengan kasar dan membawanya keluar secara paksa.

"Kamu memang selalu menjadi pengganggu dalam hidupku, pergilah!" pekik Karan lagi, suaranya itu bahkan membuat para staff memperhatikan pertengkaran mereka. Apalagi Naina yang sedang menangis dengan buruk.

Karan kemudian menutup pintu dengan kasar meninggalkan Naina yang masih mengetuk pintunya untuk meminta maaf.

"Ahhh! Kenapa aku gak bisa berbuat apapun dengan benar?! Naina kamu memang bodoh! Ahh, bodoh! Gak guna!" Kini Naina hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri, karena lagi lagi dia membuat Karan sangat marah padanya bahkan bisa saja membencinya.

Didalam ruangannya, Karan menatap proposal yang sudah susah payah dia kerjakan sejak kemarin kini rusak dan basah akibat tumpahan kopi tadi. Karan merasa muak dan meremas tumpukan kertas itu lalu membuangnya dengan kasar.

"Sekarang aku harus mengulangnya lagi dari awal karena gadis itu! Tapi rapat malam nanti akan dimulai, aku harus gimana sekarang? Aku gak mau ngecewain papa didepan klien nanti. Astaga..!" desah pria itu dengan frustasi.

Karan kemudian kembali mengerjakannya walau dengan hati yang sangat kesal. Pria itu harus mengulang usahanya lagi. Dia terus mengerjakannya bahkan hingga sore tiba, namun pekerjaannya makin menumpuk dan dia pun juga sudah tampak kelelahan.

"Gila! Ini masih banyak banget yang belum selesai. Bentar lagi jam delapan malam, aku hanya punya waktu tiga jam lagi" gumam Karan dan melanjutkan kembali pekerjaannya.

Namun beberapa saat kemudian, Karan merasa kepalanya sangat pening dan dia juga sangat mengantuk bahkan kemarin dia tidak sempat untuk tidur.

Dari luar ruangannya, Naina mengintip dari jendela dan melihat Karan yang sedang bersusah payah. Naina merasa sedih dan juga bersalah karena semuanya.

'Gara gara aku Karan kecapekan dan mengulang semua pekerjaannya dari awal lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Gara gara aku Karan kecapekan dan mengulang semua pekerjaannya dari awal lagi. Padahal dia udah begadang untuk menyelesaikan proposal penting itu. Tapi semuanya malah hancur begitu aja karena aku. Maafin aku Karan..' batin Naina dengan air matanya yang perlahan jatuh saat menatap Karan yang benar benar kelelahan dan kehabisan tenaganya.

Karan semakin dikuasai oleh kantuknya dan akhirnya dia tertidur dimejanya dengan pekerjaannya yang masih tersisa setengah. Naina yang melihatnya masuk kedalam ruangan dan memperhatikan pekerjaannya. Gadis itu dengan perlahan merangkul tubuh Karan agar tertidur disofa dengan hati hati agar dia tidak terbangun lalu kemudian dia duduk menggantikan tempatnya.

"Aku harap aku bisa menyelesaikannya. Tuhan.. bantu aku sekarang, aku mohon demi Karanku! Aku masih punya sedikit ilmu tentang mengurus proyek perusahaan semoga aku bisa mengerjakannya" Naina berharap dan berdoa sambil menoleh pada Karan yang sedang tertidur dengan sangat pulas.

Naina terus berusaha untuk mengerjakannya, walau pekerjaan itu juga sangat sulit untuk dilakukan tapi dia rela melakukan apapun untuk Karan. Keringatnya bercucuran dengan deras didahinya, berulang kali gadis itu melirik jam untuk memastikan waktunya.

Namun dari luar, Vyas tak sengaja melewati ruangan putranya dan hendak menanyakan tentang proposal penting tersebut. Tapi dia malah melihat Naina yang sedang duduk dikursi dan terlihat sangat sibuk, sedangkan Karan yang tidur dengan wajah lelahnya.

'Hei, apa ini? Kenapa Naina ada diruangan Karan? Terus dia ngapain, apa yang sedang dia buat' pikir Vyas dengan bingung, pria itu memilih untuk pergi setelah melihatnya.

Tbc..

Heyoo.. pokonya semangatt buat Naina!💪❤ Be strong girl:^

FALL IN YOU! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang