__________________________Lagi-lagi Sehun harus terkena sial. Dia tersungkur ke depan gara-gara sebuah kaki yang menjegal kakinya saat berjalan di koridor sekolahnya. Dia tahu itu disengaja. Dengan menghela nafas terlebih dahulu, dia memunguti beberapa buku yang ikut berjatuhan saat ia terjatuh.
"Hai, Sehun. Hati-hati melangkah. Nanti kau terjatuh." ucap seorang lelaki. Sebenarnya dialah pelaku penjegalan kaki tersebut. Serentak tawa terdengar dari mereka yang menyaksikan kejadian itu. Sehun tidak merespon. Dia berdiri dan kembali menyandang tasnya dan menggendong beberapa buku di dekapannya. Dia tersenyum kearah orang yang tega menjegalnya hingga terjatuh.
"Terima kasih sudah memperingatkanku. Lain kali aku akan berhati-hati." ucap Sehun. Lantas kembali berjalan di koridor diiringi cibiran dan tawa mengejek dari sekitarnya. Dengan langkah cepat dia berjalan menuju lokernya sambil merogoh kunci loker dari saku celananya. Memasukan anak kunci ke lubangnya, memutarnya dengan cepat lalu membukanya. Namun hal tak terduga ia jumpai di dalam lokernya.
Di lokernya ada setumpuk kaus kaki bekas yang kotor dan bau. Bahkan saat loker itu terbuka aroma tak sedap langsung menguar di koridor itu. Sehun bahkan nyaris muntah mencium bau busuk dari tumpukan kaus kaki itu. Dia menatap lokernya dengan ekspresi lelah yang ketara. Selalu seperti ini. Dia dikerjai lagi oleh teman-teman sekolahnya.
Teman? Mungkin bisa dikatakan begitu
[ Main Character ]
Oh Sehun
(Unclaimed)_______________________
Sehun berjalan dengan gontai ke tempat duduknya. Dia lelah sekali. Butuh energi banyak untuknya membersihkan kembali lokernya dari tumpukan kaus kaki itu beserta baunya. Dan baunya lah yang paling sulit. Bahkan dia yakin bau tak sedap itu menempel sebagian diseragamnya. Dia selalu sial setiap harinya. Karena bullying yang acap kali dilakukan murid murid disana. Sehun tak tahu apa yang membuat mereka semua membullynya. Mungkin karena dia lemah dan pendiam. Hingga orang lain merasa superior ketimbang dirinya. Harus dia akui dia memang lemah dan tidak pernah melawan saat dikerjai.
Sehun tiba di mejanya dan kembali harus menghela nafas panjang. Karena mejanya kini menjadi sasaran tangan ajaib teman-temannya. Mejanya dipenuhi coretan bernada mengejek dan ada pula yang sedikit mesum dengan menggambar alat kelamin di mejanya. Dengan menahan diri, Sehun duduk lalu mengambil sebuah botol minuman bekas berisi cairan untuk campuran cat dari tasnya. Dia pun mengeluarkan secarik kain lap. Dengan menuangkan sedikit thinner cat ke kain, Sehun membersihkan coretan coretan itu. Matanya melirik botol thinner di tangannya. Hasratnya untuk meracuni siapapun yang mengganggunya selalu ada. Tapi Sehun selalu tidak sampai hati melakukannya. Hingga ia berpikir bahwa dirinyalah yang memiliki peruntungan kecil hingga selalu terkena sial setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigods (END)
FanfictionSaat mitologi yang dianggap hanya kepercayaan terdahulu, ternyata memang benar-benar ada. Tumbuh dan berkembang disekitar kita. Mengikuti era yang semakin berkembang hingga tidak bisa lagi disebut mitologi kuno. Saat dewa dewi seperti Zeus, Athena d...