Perkemahan Blasteran

2.3K 256 8
                                    


______________________________

Keduanya kini tengah duduk di halte. Mereka menunggu bis yang akan membawa mereka ke Long Island, tempat dimana perkemahan berada. Suasana begitu sepi, hanya terdengar suara kendaraan yang melintasi jalan itu. Sehun masih termangu dan Chanyeol tidak tahu harus berbicara apa. Akhirnya Chanyeol bersiul pelan. Diliriknya Sehun masih melamun. Chanyeol tidak suka melihat Sehun semurung ini. Entah kenapa aura Sehun terlihat suram di mata Chanyeol. Chanyeol menyadari ada kupu kupu yang terbang mengitari kaki Sehun, namun tiba tiba kupu kupu itu terjatuh dan mati. Sayapnya terhembus angin hingga terseret menjauhi mereka. Apakah Sehun yang membunuh kupu kupu itu? Jika iya, berarti Chanyeol harus menghentikan kegundahan hati Sehun. Sebelum aura suram itu menyebar ke sekelilingnya.

"Sehun." panggilnya.

"Hm?" Sehun menyambut dengan gumaman. Chanyeol tidak segera berbicara. Dia memikirkan topik apa yang sekiranya bisa menghibur Sehun.

"Ibumu baik sekali ya. Aku jadi merindukan ibuku." Chanyeol akhirnya menemukan topik yang pas. Sehun menoleh dan menatap Chanyeol dengan manik sehitam batu obsidian itu.

"Hyung sudah lama tidak bertemu dengannya, ya hyung?" tanya Sehun.

"Ya, tepatnya aku tidak pernah bertemu ibuku sejak aku bayi." Chanyeol melanjutkan ucapannya sambil melemparkan pandangannya kedepan. Kernyitan pertama muncul di kening Sehun.

"Memangnya ibunya hyung kemana? Dia meninggalkan Hyung?"

"Dia tidak pergi. Maksudku disini bukan tempatnya. Aku yakin saat ini ibuku tengah mengawasiku entah dimana." Chanyeol tersenyum tipis. "Tapi kehadiran ayahku cukup bagiku."

"Ah, jadi hyung bernasib sebaliknya dariku ya," ucap Sehun. "Sejak bayi aku tidak pernah bertemu ayahku." Chanyeol menatap lekat Sehun yang tengah menunduk.

"Suatu saat nanti kau akan tahu siapa ayahmu dan bertemu dengannya." ucap Chanyeol. Membuat Sehun menoleh dan menatap iris kehijauan Chanyeol.

"Kenapa hyung begitu yakin?" tanyanya.

Chanyeol mengangkat bahu lalu tersenyum. "Entahlah aku tiba tiba yakin." Chanyeol melemparkan pandangannya kearah jalan untuk mencari bisnya. "Di perkemahan kita akan tahu siapa ayahmu."

Sehun semakin tidak mengerti. "Hyung tahu siapa ayahku?"

"Aku tidak tahu. Tapi aku mengetahui siapa ibuku saat aku tinggal di perkemahan. Kau akan mengerti nanti." lanjut Chanyeol. Dia bangkit dan membenarkan pedang yang tersampir di pinggangnya. Sehun melihat pedang itu dengan heran. Tadi Chanyeol membawanya kesebuah tempat dimana dia menyembunyikan pedangnya. Bagaimana bisa dia tidak tertangkap oleh polisi saat anak seusianya membawa senjata sebesar itu secara illegal. "Bis kita sudah datang, Sehun. Ayo." ajaknya.

Sehun menoleh kearah jalan dan dapat melihat bis kuning berhenti didepan mereka. Dia berdiri. Saat dia akan membawa kopernya ia kalah cepat dari Chanyeol. Lelaki itu menyambar kopernya dengan cepat dan berjalan masuki bis. Chanyeol benar benar penuh misteri. Sekuat apa dia sampai bisa membawa kopernya dengan mudah. Sehun setengah berlari menaiki bis. Mereka berdua berjalan kearah kursi yang kosong di bagian tengah. Chanyeol duduk di dekat jendela dan Sehun duduk disampingnya.

"Sehun, kau adalah anak yang istimewa. Kau harus berada di tempat yang istimewa juga. Aku akan menjelaskan semuanya nanti setibanya kita di perkemahan."

_____________________________

Sehun terpana dengan apa yang dilihatnya. Saat ini dia berdiri di puncak sebuah bukit yang Chanyeol sebut bukit blasteran. Dari sana Sehun bisa melihat semuanya. Di mulai dari sebuah naga yang berbaring melingkari sebuah pohon dengan syal dari wol berwarna keemasan tersangkut di dahannya. Dan naga itu benar benar mencuri perhatiannya. Sehun pernah melihat naga di sebuah film. Tapi kali ini Sehun melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Dia menoleh kearah Chanyeol yang tersenyum memperhatikannya.

Demigods (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang