Ramalan Oracle

1.2K 188 19
                                    


__________________________

Sehun membenci hari ini. Karena Chanyeol sudah sibuk dan tidak menemaninya. Pagi pagi Chanyeol memang datang ke kabinnya. Tapi dia hanya berkunjung sebentar. Menyapa Sehun dan berkata dia akan cukup sibuk hari ini dan dia tidak bisa menemani Sehun latihan lagi. Dia malah bilang pada Sehun untuk belajar kekuatan lagi. Bersama Jongin. Bisa-bisanya Chanyeol menyuruhnya bersama Jongin hari ini padahal sebelumnya Sehun tahu Chanyeol tidak menyukai kedekatan Sehun dengan lelaki dari kabin 15 itu. Dia berjalan gontai sambil cemberut.

Langkahnya ia arahkan ke arah kabin 15. Jarak kedua kabin hanya dibatasi satu kabin saja. Tapi perjalanan terkesan lama karena Sehun enggan kesana. Dia ingin bersama Chanyeol. Tapi apa daya lelaki jangkung itu bahkan tidak ada di kabinnya. Entah kemana. Sehun mendongak, dia melihat kabin berbentuk bangunan yunani terbuat bata berwarna Coklat. Di sekitar kabin ada beberapa tanaman bunga-bungaan dengan kelompak berwarna merah menyala. Bunga yang cantik. Sehun beranjak menaiki terasnya dan berjalan kearah pintu kayu coklat dari kabin itu. Kabin itu sangat sederhana. Membuat siapapun akan cepat bosan dan memilih untuk tidur saja. Memang dimaksudkan seperti itu. Sehun mengetuk pintu kabin itu.

Dua menit berlalu tidak ada respon dari penghuni kabin. Sehun kembali mengetuknya dengan ekspresi merenggut. Ia tidak mau menunggu. Beberapa detik setelah ketukan kedua pintu terbuka. Menampilkan Jongin yang tengah menguap dengan ekspresi kantuknya. Rambutnya berantakan. Sudah Sehun duga dia akan tidur. Seperti selayaknya keturunan Dewa Tidur Hypnos. Akan aneh jika dia mendapati Jongin tengah bermain piano.

Jongin tampak sedikit kaget dan bingung melihat Sehun mengunjungi kabinnya. "Sehun? Tumben ke sini." ucapnya. Jongin mengucek matanya sebentar untuk menghilangkan kantuknya.

"Aku mengganggu tidurmu ya? Maaf, Jongin. Tapi aku kesepian. Aku ingin berlatih tapi tidak ada teman. Dan Chanyeol hyung sepertinya sibuk." terang Sehun. Dia membuang nafasnya saat mengingat kembali Chanyeolnya yang sibuk dan tidak bisa menemaninya.

Jongin mengangguk paham. "Dia memang selalu sibuk. Masuklah dulu, Sehun." Jongin membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Sehun untuk masuk. Jongin berjalan kedalam kabinnya sambil meregangkan tubuhnya. Tidur berjam-jam seperti orang mati membuat tubuhnya terasa kaku. Untung saja dia masih bisa mendengar ketukan pintu di tengah tidurnya. Sehun berjalan masuk kedalam kabin. Di dalam ada banyak sekali tempat tidur dan semuanya terisi dengan orang yang tengah tidur, kecuali satu kasur. Itu pasti milik Jongin. Dia bagian tengah kabin ada bunga yang sama yang Sehun temukan di depan kabin. Bunga berkelopak merah terang. Bunga itu hanya ada setangkai dan tergantung di langit langit. Dari bunga itu menetes cairan putih seputih susu. Sehun menatapnya lekat. Dia berjalan mendekat.

Cairan apa itu? Getah bunga? Batinnya. Karena penasaran Sehun tanpa sadar mengulurkan tangannya kearah bunga itu. Ia ingin menyentuh air yang mirip susu itu. Beberapa senti lagi tangannya akan menyentuh air itu hingga tepukan keras dipundaknya mengejutkannya dan membuat aksinya berhenti.

"Jangan disentuh!" itu Jongin. Nadanya terdengar sedikit panik. Sehun menoleh dan ekspresi Jongin juga mengatakan hal yang sama. Sehun kembali menarik tangannya dan menurunkannya. "Cairan putih itu adalah air sungai Lethe. Salah satu sungai di dunia bawah. Kau menyentuh air itu setetes saja maka ingatanmu akan hilang. Dan bunga itu adalah bunga poppy. Bunga keramat dari Dewa Hypnos, ayahku. Dan bunga poppy banyak tumbuh di tepi sungai Lethe. Itulah kenapa ada tetesan air sungai Lethe dari bunga itu." jelas Jongin.

Sehun mengangguk paham setelah menyimak penjelasan Jongin. Hampir saja. Bahaya kalau misal Jongin telat menghentikannya. Sehun tidak ingin hilang ingatan. Sehun berbalik dan menghadap Jongin. Lelaki berkulit tan itu sudah siap. Dia memakai jaket baseball berwarna hitam diluar kaus jingganya. Dan celana hitam dengan robek di bagian lututnya. "Aku sudah siap, ayo kita keluar. Aku rasa berbahaya jika kita disini terus." ucapnya sambil berbalik dan berjalan kearah pintu kabinnya yang dibiarkan terbuka sejak tadi.

Demigods (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang