Rindu Senin Pagi | 16

252 27 0
                                    

Di mobil, aku melihat Bintang seperti tidak semangat untuk pergi jalan-jalan denganku dan Abas. Ia terdiam, wajahnya terlihat sedikit kusut. Padahal aku berharap jalan-jalan kali ini akan menjadi menyenangkan. Sehingga bisa membantuku untuk lebih tidak peduli lagi dengan Fajar. Aku ingin ini menjadi mediaku untuk melupakan Fajar.

"Lu enggak suka ya, jalan-jalan?" Aku nanya.

"Eh?" Ia sedikit terkejut memandangku. "Suka, kok."

"Tapi kok cemberut gitu?"

"Emang iya? Enggak kok, biasa aja." Katanya lagi. Aku ingat, Fajar pernah bilang bahwa Bintang tidak suka keramaian, ia lebih suka menyendiri. Jangan-jangan Bintang sebenarnya kesal karena terpaksa ikut.

"Kita jalan-jalannya enggak lama-lama kok." Kataku. Bintang hanya mengangguk.

Siang ini aku pergi bersama Abas dan Bintang ke Pondok Indah Mall. Seperti yang banyak dilakukan orang-orang saat ke mall, kami berjalan mengelilingi mall, dan memasuki beberapa toko yang terlihat menarik.

Hal yang pertama kali kita lakukan adalah menemani Abas melihat-lihat sepatu di toko sepatu. Ia melihat-lihat dan sesekali mencoba sepatu yang tersedia di sana. Abas seolah tidak melihat harga, ia langsung mengambil dan mencobanya.

"Lu mau sepatu?" Tanya Abas pada Bintang.

"Hah?" Bintang mengernyitkan dahinya.

"Pilih-pilih aja." Katanya lagi. "Lu juga pilih aja, La." Abas menoleh ke arahku.

"Serius?"

"Iya."

Aku memandang Bintang, seolah ingin bertanya apa yang harus kami lakukan.

"Lu mau?" Tanyanya padaku.

"Mau, sih."

"Yaudah, pilih aja."

"Lu?"

"Enggak, ah. Enggak enak gue."

"Ih. Yaudah kalo lu enggak, gue juga enggak."

"Yaudah, enggak usah, ya?"

"Yaudaaah." Balasku tenang walaupun sebenarnya aku senang sekali jika benar dibelikan sepatu.

Abas akhirnya mendapatkan sepatu yang sesuai dengan keinginannya, ia memberikannya pada penjaga toko untuk dikemas.

"Kok enggak milih?" Tanyanya pada aku dan Bintang.

"Enggak ah, enggak usah." Kataku.

"Ih, pilih aja. Gapapa."

"Enggak usah, Bas."

"Harus pilih." Abas menarik tanganku dan Bintang mendekati rak sepatu di sana. Lalu ia mengambil beberapa dan meminta kami untuk mencoba memakainya. Awalnya bintang tidak mau, tapi Abas terus memaksa.

Akhirnya aku mendapatkan sepatu yang aku suka, Abas segera memanggil penjaga toko dan meminta sepatu itu dikemas. Bintang masih mencoba-coba sepatu yang dipilih oleh Abas. Ia menoleh ke arahku, namun hanya terdiam.

"Yaudahlah, Bi. Abas maksa." Bisikku.

"Iya, La." Balasnya.

Tak lama Bintang mendapatkan sepatu yang ia suka. Abas membayar semua yang kami beli, lalu kami keluar dari toko sepatu dengan masing-masing orang membawa tentengan. Satu orang satu kotak sepatu. Setelahnya, Abas mengajak kami untuk makan di salah satu restoran di sana.

--

Di restoran, kami memakan makanan jepang. Abas memesan ramen, Bintang memesan Sushi, dan aku memesan Ayam teriyaki.

Rindu Senin PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang