Duduk-duduk santai di sofa siang ini sangat menyenangkan. Waktu berjalan, kami menghabiskan waktu dengan menonton film di ruang tengah. Abas sudah sangat sering main ke vila ini, ia tau apa saja yang ada di dalam vila.Tadi, setelah bernyanyi-nyanyi, Abas menyalakan televisi, dan memutar film. Ia memiliki koleksi dvd film di sini. Sehingga ia bisa memilih satu film diantara koleksinya itu.
Setelah santai-santai sambil menonton film, Abas mengajak kami berenang. Aku dan Nur segera masuk ke kamar untuk ganti baju untuk renang. Lalu ke luar, duduk-duduk di area kolam renang.
Sebelum berenang, Abas meminta kita untuk pemanasan. Katanya, kalau tidak pemanasan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Aku, Nur, dan Bintang menuruti saja apa katanya. Kami melakukan peregangan, lalu berlari mengelilingi kolam. Setelahnya Abas langsung melompat salto ke dalam kolam.
Aku duduk di pinggir kolam, Bintang, Abas, dan Nur sudah masuk ke kolam lebih dulu.
"La, sini." Nur memanggilku. Ia mengajakku untuk berenang. Namun, aku agak ragu untuk masuk ke dalam. Karena baru memasukkan kaki saja, terasa sekali bahwa air kolam sangat dingin.
"Enggak, ah. Dingin banget." Balasku.
"Gapapa, La. Kalo udah masuk, enggak dingin kok." Sahut Bintang.
"Iyaa, gapapa." Kata Nur.
"Dalem enggak kolamnya?" Aku nanya.
"Bagian sini, enggak kok, La." Nur jawab.
Mereka mendakatiku, membujukku untuk ikut berenang dengannya. Akhirnya aku luluh. Perlahan-lahan aku masukkan tubuhku ke dalam kolam. Betul dugaanku, terasa sangat dingin. Bintang menyiram-nyiramkan air dengan tangannya ke arahku. Aku juga membalasnya.
Benar apa kata Bintang. Setelah masuk ke dalam kolam, airnya terasa tidak terlalu dingin. Aku sangat menikmati waktu itu. Berenang bersama teman-teman baikku sangat menyenangkan. Kami melakukan banyak hal. Mulai dari lomba berenang dari ujung kolam ke ujung kolam. Lalu lomba berlama-lama menahan napas di dalam air.
"Kok lu jago berenang, Bi?" Tanyaku di sela-sela keseruanku berenang dengannya.
"Dulu, waktu SD gue bahkan dapet nilai paling gede pas pelajaran olahraga, pas materinya berenang. Entah, kayanya emang keturunan nyokap-bokap gue jago renang. Soalnya Riky juga jago berenang. Dan waktu SD selain pelajaran olahraga, nilai gue jelek semua hahaha." Ia tertawa.
"Seengganya ada yang bisa dibanggain, ya, Bi? Hahaha."
"Hahaha, iya."
Sore itu kami menghabiskan waktu hampir satu jam di kolam. Hingga akhirnya aku merasa sudah cukup. Nur, Abas, dan Bintang juga merasa cukup. Kami keluar dari kolam dan membersihkan tubuh ke kamar mandi. Kebetulan, ada banyak kamar mandi di vila Abas. Sehingga kami tidak perlu mengantre untuk membersihkan tubuh.
Setelah mandi dan mengganti baju. Aku kembali ke ruang tengah. Di sana, aku mendapati Nur, Abas, dan Bintang sedang asyik bicara. Sepertinya mereka sedang membicarakan soal pelajaran di sekolah. Atau mungkin nilai rapor kemarin. Sebab, dari yang aku dengar, ia menyebut-nyebut nama salah satu guruku.
"La, ayo makan." Kata Abas saat melihatku berjalan ke luar kamar. "Udah disiapin, di dapur."
Mereka bertiga bangkit dari duduknya, lalu kami sama-sama berjalan menuju dapur.Di sana sudah tersedia makanan. Dari nasi, ayam, sayur sop, ikan tuna, beberapa gorengan, dan sambal. Kami mengambil makanan itu masing-masing seperti prasmanan. Lalu kembali ke ruang tengah untuk makan bersama. Aku duduk di samping Bintang.
"Bi, tau enggak. Tahu apa yang besar?" Tanyaku sambil memegang gorengan tahu.
"Tahu apa, ya?"
"Tahu isi sumedang, Hahaha."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Senin Pagi
RomanceKisah ini terinspirasi dari kisah nyata. Kisahku, perempuan bodoh yang terpaksa duduk sebangku dengan laki-laki pintar yang menyebalkan. -- Aku mencarinya di dalam tas, semua isi tas kukeluarkan dan kuletakkan di atas meja. Namun tetap tidak ada. Ak...