kalian pernah ga sih ngerasain serangan panik yang bahkan kalo dipikirin tuh kaya kok segitunya? iya, itu aku sekarang yang sejak mesen grab gabisa diem. yang nyuruh pengemudi grabnya buat ngebut sampe nyalip nyalip. pun saat aku sampai di jalan liberty, aku nyaris lupa bayar tapi untungnya ovo aku masih ada.aku gatau. gatau harus apa selain ngikutin perkataan mark yang nunjukin dimana letak basecamp yang dia maksud. jalan sedikit di trotoar jalan liberty, dan galama aku liat toko mebel yang lumayan terkenal di daerah ini. kata mark basecampnya gajauh dari toko mebel itu alias sebelahnya cuma agak masuk lagi. aku ikutin, aku jalan dengan setengah lari menyusuri jalanan yang sepi.
sampe aku nemuin sebuah bangunan yang lebih kaya rangkai rumah yang belum jadi, lengkap dengan barisan motor yang terparkir di depannya. aku diem dulu, aku amatin satu satu motornya dan aku nemu motornyaㅡmotor jaemin disana!
ga ada pilihan. aku masuk kesana tanpa salam atau apapun karena ga ada pintunya sama sekali. ada beberapa anak di ruangan utama yang duduk diatas sofa. mereka noleh semua, aku sampe kaget sendiri karena mukanya bonyok semua. nafasku tertahan, aku lirik sekitar.
"nyari siapa?" tanya salah satu dari mereka, mukanya agak waspada.
"j-jaemin disini kan?" tanyaku. beberapa dari mereka berbisik, kemudian natap satu sama lain.
"siapa? pacarnya?" tanya orang itu yang aku jawab dengan anggukan. agak lama aku mematung karena mereka malah bisik bisik, gapenting! lalu ada yang keluar dari salah satu ruangan, sambil megang sekantung es batu buat ngompres lukanya.
"eh lu pada liat jakㅡ haera?" itu jaemin. jaemin melotot liat aku yang mematung ngeliatin dia dengan tatapan yangㅡaku sendiri bingung aku liatin dia dengan tatapan apa. marah, kesel, takut, dan banyaknya khawatir. aku samperin dia, kutarik tangannya buat keluar ninggalin bangunan ini.
"mau kemana?" tanyanya. aku gajawab, kubawa dia ke deket motornya. nafasku masih ga stabil, aku liatin dia yang malah liatin aku balik.
"kenapa kesini?" tanyanya lagi. aku gamau jawab, masih aku liatin mukanya yang terdapat luka di sudut bibir dan pipinya.
"puas kamu?!" kataku, agak tinggi nadanya. jaemin sedikit tercekat, tapi tatapannya ga berubahㅡ masih lembut.
"puas kamu bikin aku lari kesini? puas kamu mukanya luka begini? gimana kalo lebih parah dari ini? kamu maunya apㅡ"
"aku sayang kamu" aku diem. dia juga diem setelah ngomong begitu. gaberes, aku ngacak rambutku kasar.
"aku gangerti sama kamu!" kataku, mau nangis. jaemin tatapannya masih tenang, kemudian ngebenerin poniku.
"aku juga gangerti kenapa kamu ada disini. sampe merah mukanya, terus marah ke aku. mau dijelasin ga?" tanyanya. jujur aku mau langsung teriak, ngebales perkataannya. tapi aku malah diem karena jaemin megang tangan kananku.
"duduk dulu yu? ngomongnya pelan pelan" ajaknya yang akhirnya aku angguki.
ㅡ
"kalo gini kamu mau bilang apa ke orang rumah? bunda kalo tau gimㅡ"
"aw sakit ra! gausah diteken!" protesnya. aku menghela nafas, kembali ngobatin lukanya pake kapas dan alkohol yang tadi dibeliin temennya jaemin. dan jaemin ngajak aku duduk di salah satu bangku kayu yang ada di depan basecampnya, lalu aku sebagai PMR buat dia sekarang.
"berantem lagi, biar lukanya makin parah!" ketusku. dia ketawa pelan, kemudian mundurin mukanya.
"udah dulu, aku mau ngomong" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah #1 (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[ selesai ] "teruntuk cowok luar biasa bernama Jaemin, terimakasih banyak. atas perasaan luar biasa yang disebut jatuh cinta dan patah hati, aku beneran menyatakan kalau kamu orang paling berdampak besar walau cuma sekedar singgah." JUDUL SEBELUMNYA...