Early stress tense 2

6.8K 1.2K 199
                                    

Tidak ada yang tidak mungkin.
Dunia mempunyai seluk beluk yang sangat menjadi misteri bagi kehidupan.

.
.
.

"Mass, Pakk, Bangg...! Kasih gue makan dong elah, lo mau gue mati kelaperan apah hah! Kejam banget anjir, diasaat gue ngeliat ada yang makan masa gue dikacangin. Minimal air kek gitu yaampun. Sadis banget hiduuup...." melas Chan yang terduduk sembari mengetuk-ngetuk ujung kukunya pada besi sel tahanan. Pasrahh itulah yang ia rasakan sekarang.

"Sabar Hyung, lo gak bakalan dikasih makan kecuali lo udah seharian penuh disini" ujar Renjun yang sedang membaca buku Science Fiction di sel-nya, ia sempat tertawa tadi. Lantaran Chan banyak merengek membuat para tahanan Manusia lain banyak berkomentar. Chan sih bodo amat, toh dia gak paham sama Bahasa beberapa Manusia disamping-samping sel-nya. Mentok-mentok ia hanya bisa bahasa inggris. Selebihnya ya patut dipertanyakan.

"Emang kenapa? Kok gitu sih? Jahat banget tau gak" ujarnya sedih.

"Sel yang lo tempatin sekarang itu ada sistem pancar energinya, yang bisa mendeteksi aliran darah lo. Kalo lo udah siap dan tubuh lo bisa nerima Chip yang bakalan di tempel ditubuh lo Hyung. Dan kalo emang tubuh lo, terutama otak lo mampu menerima koneksi itu. Baru lo dikasih makan, itung-itung buat jaga stamina kesehatan lo sebelum lo berganti jadi Manusia Robot....

"Hah?! Beneran!" Chan terkejut, Renjun mengangguk.

"Terus kalo tubuh gue atau otak gue gak bisa dipasang Chip gimana?" Tanya-nya lagi.

"Ya lo dibiarin ajah gak makan, mati kelaperan disitu. Karna kalo dibalikin lagi ke Bumi yang ada sisa Manusia dibumi bakalan tau busuknya Petinggi Negara" jelas Renjun.

"Gue sendiri lebih tiga jam sebelum lo dateng Hyung, itu artinya gue juga belum makan dari tadi" lanjutnya.

"Yaampun, salah apa sih hidup gue selama ini? Sampe-sampe ikutan jadi korban gini huhuhuhuuu" rengek Chan.

"Sabar Hyung, mudah-mudahan ajah ada yang nolongin kita" ujar Renjun pasrah. Ia sendiri tidak tahu kabar keluarganya seperti apa, lantaran ia sama seperti Chan. Sama-sama anak rantau yang menempuh pendidikan di Negri asing.

"Tapi ini gila! Terus gue puasa gitu seharian? Anjir, teganya mereka sama Manusia lemah kaya gue. Gak kasian apa? Gue butuh gizi yang baik, gue kan masih masa pertumbuhan, gue juga butuh asupan buat mikir dimana gue sebenernya sekarang. Andaikan kalau azab kaya di TV berlaku. Gue kutuk tuhhh petinggi-petinggi pemerintah! Seenaknya ajah mindah-mindahin orang ke tempat gajelas, dikira Manusia barang kali ya! Heran gue, katanya doang pinter, tapi otaknya ada di dengkul. Mana temen ogeb gue gatau dimana. Huhuhuuuu Gyomie Chanie rindu...

"Puoi stare zitto comunque! È così carino!" Bentak seseorang disampil Selnya Renjun. Mendengar itu Renjun tertawa dan Chan mendengus.

"Heh Mas, lo mau ngomelin gue kaya apa juga percuma. Gue gak ngerti. Orang gue gak tau itu bahasa apaan..." Chan memutar bola matanya malas.

"..........

"Halah bodo amat! MAMA CHAN MAU PULANG, CHAN LAPER MAU MAKAN....."

.
.

🕄🕃🕄🕃

.
.

Hyunjin membulatkan matanya terkejut, ketika melihat lima Drone yang sedang ada didepan rumah mereka, ia tutup kembali gorden jendela dan bersisih tatap pada teman-temannya yang menunggu jawaban. Hyunjin diam tak berkutik, bagaimana bisa Drone itu bisa sampai kesini? Apa gelombang pancar itu bisa mendeteksi keberadaan komputer quantum miliknya? Oh ayolah, ia hanya menyalakan sekali komputernya saat mendiang kakeknya mengamanahkan itu untuknya. Sudah lama sekali, belasan tahun silam.

Parallel Universe -StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang