Parallel Universe -StrayKids ✔

Attraction

'Selalu ada penjelasan, dibalik sebuah tindakan. Mustahil tidak ada sebab dari sebuah perlakuan seseorang. Meski seburuk apapun itu, tolong jangan salah faham dalam berfikir'

.
.
.

Mereka kini hanya saling menceritakan kejadian-kejadian satu sama lain, kejadian yang sempat dialami Minho dan Chan kepada Jisung, Jeongin, Seungmin dan Felix yang setia mendengarkan. Begitupun sebaliknya, Jisung dengan celotehnya bersama Jeongin sementara Felix dan Seungmin yang dasarnya sekedar ikut-ikut hanya merespon seadanya. Namun, kecurigaan yang timbul didiri Felix ke Hyunjin, Seungmin ke Felix atau Jisung yang kebingungan pasal kejadian lalu yang ia lihat secara gamblang dimatanya hanya menjadi cerita yang mereka pendam dalam-dalam. Masih meragu untuk mengutarakan rasa penasaran mereka pada Minho dan Chan yang notabene nya belum tahu apa-apa. Padahal mereka hanya tidak tahu, Chan juga menaruh curiga yang masih tersisa tentang Minho dalam dirinya.

Sedang Changbin masih dalam kondisi ketidaksadarannya, sementara Hyunjin tengah dilanda kebingungan akan tindakan yang harusnya ia lakukan tapi memikirkan efek yang ditimbulkan lebih besar padanya. Hyunjin bisa saja, menyambungkan koneksi Chip yang ada didalam otaknya untuk membuka gerbang sel atau semua sel yang ada disini. Kemudian membebaskan seluruh Manusia tahanan Bumi lantas mengembalikan pada kehidupan semestinya. Namun, lagi-lagi ia memikirkan konsekuensi yang didapatinya nanti.

Akan semakin bahaya jika ia gegabah, dan petinggi akan tahu bahwa Chip yang tertanam permanen di tubuhnya dalam bentuk quantum memiliki efek dan sistem tekologi yang luar biasa canggih dan kuat kebalnya. Hyunjin masih harus mencari tahu dimana petinggi menyembunyikan bangsa prnduduk Agartha berada, mereka juga harus bebas dan berada ditempat yang seharusnya mereka tinggali. Bukan seperti ini...

"Sebenernya gue bingung sama kejadian akhir-akhir ini" Jisung berujar, rasa penasaran dan keingin tahuan yang tak lagi bisa ia kontrol. Niatnya, seperti kata Hyunjin. Harus tetap diam sampai Hyunjin memastikan katanya. Tapi apa? Dilihat anak itu yang menjauh malah sibuk mengusak kasar rambutnya sendiri. Jisung tidak tahan menyimpan rasa penasaran sendiri. Maka ia bicara saat itu juga.

"Bingung gimana?" Tanya Seungmin mengerutkan dahi. Dan Jisung menghela nafas setelah ia menyempatkan diri melirik Hyunjin yang masih sibuk entah memikirkan apa. Kelihatannya seperti orang dilanda kebingungan, tapi Jisung tetap abai dan memilih bercerita.

"Waktu petinggi yang ganteng tuh, yang tadi yang pake Jas mahal kayaknya. Tau kan?" Ujar Jisung memastikan, yang lain mengangguk namun tidak dengan Minho yang memiliki dendam karna  luka lebar dipelipisnya ia dapatkan dari lelaki yang dimaksud Jisung. Ia menggeleng kuat-kuat menolak argumen Jisung yang mengatakan petinggi itu memiliki wajah yang rupawan.

"Ganteng apanya bangke! Gue juga kalo pake jas mahal modelan kaya gitu juga bakalan ganteng tuh!" Dengusnya.

"Sewot banget sih abangnya" Jeongin menyahut seraya terkekeh kecil dan Minho mendengus. Ia bukannya sewot, tapi memang sudah kelewat benci gara-gara laki-laki itu wajah rupawannya lenyap seketika digantikan dengan babak belur, ditambah luka bekas hantaman sepatu pantople Chan yang kerasnya bukan main. Makin tambah bad dia jadinya.

"Bukan sewot, tapi emang dia B ajah gak ganteng-ganteng amat. Sok cool malah, idiwh..." ujarnya sok jijik. Merasa bodoh karna sempat memohon untuk dilepaskan paska dikira jadi pemilik quantum-quantum yang ia tahu hanyalah kompor quantum. Kalau modelan kompor versi quantum juga Minho punya satu di Gimpo, punya Ibunya yang jelas.

"Alah bilang ajah lo iri gara-gara dia itu berkharisma kan?" Ini Jeongin kembali memancing keributan,  karna memang dirinya suka ribut-ribut. Tapi perlu diketahui juga, Jeongin tipikal bocah lempar petasan langsung kabur dan gak mau tau konsekuensi apa yang ia tanggung nanti. Tipikal bocah penakut juga, memang jiwanya saja yang suka berkoar sedang nyalinya ciut entah kemana. Untungnya tuhan memberkati otak lumayan padanya, jika mungkin tidak. Sudah Jisung lempar kepinggir kali, lantaran orang semacam Jeongin hidup ditengah-tengah kehidupan damainya.