Minho, Dark Side

4.6K 887 262
                                    

"Kita semua harus tahu, kalau kita semua  adalah Tokoh Utama diperannya masing-masing"

.
.
.

January 2008

Tepat dimana tahun berganti menjadi yang baru, lelaki berumur sepuluh tahunan itu berusaha secepat  mungkin memasukan seluruh baju, perlengakapan yang ia butuhkan dan beberapa gepok uang yang ia curi dari brangkas Ayahnya, serta barang berharga yang sekiranya dapat ia jual dengan harga yang tinggi untuk bertahan hidup.  Perduli setan, ia harus segera pergi dari sini dan membawa adik perempuannya bersamanya.

"Mau kemana Ho...?" Sapa seseorang yang baru saja masuk kedalam kamarnya, sedang yang dipanggil mematung tegang ditempat. Berbalik dan mendapati smirk diwajah sepupunya yang bangsat itu sedang bertanya retoris padanya.

"Bukan urusan lo!" Jawabnya berusaha tenang. Sedangkan pria yang baru masuk tadi bersandar pada dinding dan melipat tangannya didada, dengan santai bersenandung kecil seraya mengetuk-ngetuk lantai marmer dengan sepatu hitamnya.

"Mau kabur kemana? Takut dibunuh makanya kabur? Iya kan...? Udah dibilang ikutin kakak sepupu lo ini, apa susahnya sih? Toh selama lima tahun kebelakang lo udah terbiasa kan nyaksiin orang-orang lemah dibantai. Lagian yaa, si Hanna gak bakalan bisa hidup di Gang Mafia Lee. Selain dia cewe ditambah dia tuna netra, lemah.  Gak ada gunanya juga kenapasih. Ya tapi gapapa sih, kalo lo kabur otomatis ahli warisnya jatoh ketangan gue...." ujarnya keki yang tak Minho gubris ucapannya.

"Bodoh banget, udah bagus hidup enak, berkuasa, yang tunduk di keluarga kita banyak. Apalagi lo ahli waris keluarga Lee tapi begonya malah milih kabur bawa Hanna. Ck, sepengecut itu lo ternyata...." lanjutnya lagi. Minho tak ingin menggubris, ia kembali melanjutkan kegiatannya. Menyiapkan segala bekal untuk keperluannya nanti.

"Lo mau pergi kemana?" Tanya sepupunya kemudian, Minho menghembus nafas pasrah. Ia sendiri tak tahu ingin kemana, ditambah usianya yang masih dikatakan belia tak bisa jauh pergi keluar Negara.

"Hutan mungkin...." Minho tertawa sarkas.

"Hidup sama gorila, terus lo jadi tarzan gitu hahaha...."

"Gak masalah, asal gue bisa bertahan hidup" jawabnya yang membuat Jimin berdecih sebal.

"Lagian selain hutan emang percuma, lo belom legal. Mau kemanapun gak akan bisa, lo mau bilang kalo lo anak Mafia pun siapa yang percaya? Bocah sepuluh tahun yang ngaku anak dari seorang Easy Killer? Yang ada diketawain lo" sepupunya tertawa lagi, hambar ditelinganya. Lantas Minho juga tahu akan hal ini. Ia tak bodoh tentu saja.

"Yang penting gue keluar dari dimension ini, gue gak bakalan biarin Hanna mati ditangan Ayah gue sendiri" jawab Minho pada akhirnya, sembari meresleting dua koper besarnya dan bersiap pergi dari kamar.

"Pilihannya cuman dua, Hanna yang mati atau lo yang mati. Hanna bakalan dibiarin hidup, tapi disiksa terus lo mati atau, lo yang hidup dan Hanna dibunuh karna bikin malu Ayah lo sendiri" Pria yang lebih tua darinya ini mendekat padanya, berjalan santai sembari mengunci tatapannya dengan tajam kearah Minho.

"Hidup kita tuh keras, terjebak diantara pilihan mati dan mati gak bakalan bikin lo tumbang kan...?" Ujarnya, Minho melengoskan wajah sesaat dan kembali menatap tajam netra sepupunya.

"Gue gak takut" jawab Minho menggeram rendah.

"Cih... Modal lo cuman nekat, gue gak jamin lo ataupun Hanna selamat.  Lo cuman belajar ngebantai lima tahun itupun dengan mata tertutup, lo gak akan sekuat itu" perkataan sepupunya ini tidak salah, ia benar. Tapi itu yang membuat Minho juga emosi.

Parallel Universe -StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang