Inception

4K 814 234
                                    

"Semua yang hidup, tidak selamnya memiliki keindahan dalam hatinya. Selalu ada noda di kain seputih kapas, dan jejak diatas putihnya salju"

.
.


.

"Kakak ikut ya...." ucapnya lirih, dengan mata yang berkabut akan bendungan air di kelopaknya.

"Kak Felix akan kehilangan mereka..."

"Aku sudah merasa kehilangan semuanya..."

"Bodoh...!"

.
.

|Parallel Universe |

.
.

Si Han terdiam menatap lantai rumah sakit termenung kala mengingat ucapan si Park Jisung di kediaman Woojin kemarin. Tidak ada kepastian untuk pemuda Lee akan bangun kapan dari ketidak sadarannya. Ia hanya bilang racunnya tidak mau keluar meski sudah dipancing oleh rempah khas Agartha--yang biasanya menyembuhkan satu penyakit namun tak berefek apapun pada pemuda Lee tersebut. 

Terpaksa, rumah sakit adalah tujuan mereka membawa Felix meski tidak ada keyakinan dalam diri Woojin saat itu. Park Jisung bilang, mencoba tidak ada salahnya. 

"Teman kamu pasti sembuh kok...." si Park memberikan usapan hangat di punggungnya, membuat terpa nafas jengah si Han. Lantaran merasa kata-kata itu tak juga berefek besar pada rasa khawatirnya. Tapi si pria tupai sendiri tahu bahwasanya anak disampingnya tidak terlalu ingin ia khawatir sebab Felix yang tak kunjung pulih, ia hanya bingung bagaimana menyampaikan ucapan yang membuat ia tenang.

Si Han tahu berkali-kali Park Jisung mencoba menyentuh pundaknya untuk merubah emosinya, tapi ia menghindar. Sebab untuk apa hal itu dilakukan? Ia sendiri masih ingat kala Hyunjin mencoba menyentuhnya saat ia khawatir Felix ikut bersama Minho dan Seungmin. Entah mengapa memainkan emosi orang lain  baginya itu keterlaluan.

"Kamu gak mau makan? Yang lain sedang makan...." lanjutnya mengubah topik pembicaraan. Lagi-lagi si pria tupai ini berdecak pelan, sedikit jengkel lantaran sejak lima belas menit yang lalu anak ini terus mengajaknya makan.

"Lo ajah, gue enggak...." si Han menolak dengan sedikit ketus, membuat yang satunya memanyunkan bibir gemas. Ia terlalu bingung merajut konversasi pada pria disampingnya ini. Sudah puluhab kali ia melontarkan pertanyaan random yang berujung dibalas dengan tak niat oleh si Han. Perasaan beberapa hari yang lalu, si Han sangat hangat padanya.

"Nanti sakit...." ia bergumam, membuat pria Han itu menoleh, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, menghembuskan nafas sejenak kemudian bangkit. Membuat pria yang satunya kebingungan akan reaksi spontan tanpa ada kata-kata.

"Kamu mau kemana...?"

"Lo yang ngajak, lo yang nanya. Gimana sih...." ujarnya sebal, sedang yang satunya hanya berkedip kebingungan.

"Orang jenius ajah bisa lola, gimana gue..." gumam Han Jisung memijat pangkal hidungnya, lantas kembali menatap teman barunya yang masih mengerjap kebingungan.

"Ayo, kok malah liatin gue kaya gitu? Kasih tau kantinnya dimana. Yang lain lagi pada dikantin kan?"

"Eh...

Parallel Universe -StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang