Inception (2)

4.3K 866 403
                                    

"Gue gak bilang lo salah ketika lo lelah buat kembali bangkit, semua punya konsekuensi berat untuk bisa hidup menyandang gelar sebagai Manusia"

.
.
.

"Kalau seandainya kamu gagal, maka teman kamu tidak akan pernah kembali. Dia akan menetap terjebak disana. Selamanya....." 

Adalah Park Jisung yang berucap, dengan pandangan seriusnya pada Hyunjin. Sementara teman-temannya menahan nafas kala kabel-kabel mulai terpasang di bagian kepala Hyunjin, sesekali Hyunjin meringis kala mendapat setruman-steruman kecil menyentuh permukaan kulitnya. Hal itu membangun saraf yang tegang, akibat reaksi Chip yang belum sepenuhnya menerima radiasi tersebut. Begitupun juga saat benda tersebut dipasangkan pada Felix yang masih betah dalam zona merahnya.

"Ini pakai waktu?" Han Jisung bertanya khawatir, tanpa sadar ia menggigiti buku-buku jarinya yang sudah memutih. Entah mengapa cara ini semakin membuatnya takut akan kemungkinan yang akan terjadi.

"Iya, alat ini pertama kali digunakan. Sebelumnya disini tidak ada yang pernah melakukan insepsi tapi, kalau Taehyun pernah memakainya...." si Park mengangguk sambil menjelaskan.

"Ya, jadi kalian jangan khawatir...." Taehyun menyembulkan ibu jarinya ditengah kesibukannya bersama Woojin.

"Jin, lo harus balik awas ajah. Kan gak lucu kalo lo juga terjebak di alam mimpi, nanti gue gak bisa pulang ke alam gue gimana?" Sungut Chan yang dibalas tawa oleh Hyunjin. Konyol sekali pertanyaan yang berupa pernyataan tersebut.

"Gapapa, lo jadi babunya Woojin Hyung disini...." sahut Minho sembari memukul kepala Chan dari belakang. Niat bercanda, tapi Chan anggap serius dan berakhir saling memukul satu sama lain. Namun, hal itu tentu di abaikan, merasa rugi jika memperhatikan dua tertua itu sedang baku hantam. Kecuali satu orang lain tentunya....

"Hajar teross Hyung! Gue enggak dukung dua-duanya.....! Iya iya begitu....! Bales tendang dong Chan Hyung! Ah gimana sih-- NAHH GITU....!" Seru Jeongin, mengangkat kepalan tangannya tinggi-tinggi. Lantas mengajak Renjun ikut menyemangati, memang dasarnya anak ini sudah dekat dengan di marga Yang. Apapun hal konyol akan diikuti.

"Jeongin....!" Seungmin melotot, yang kena amuk hanya memberi cengiran lebar miliknya.

"Biarin ajah mereka, mungkin masa kecilnya gak bahagia...." gumam Jaemin, menatap malas dua sesepuh itu yang kini guling-guling di lantai.

"Di maklumi ajah, mereka emang gitu" Woojin tertawa canggung, sesekali ikut menimpali tawa sebab dirinya dan Taehyun sedang sibuk mempersiapkan peralatan insepsi

"Oh tuhan.... saya malu sesungguhnya" Jeno meringis melihatnya.

"Kaya baru liat pertama kali ajah lo. Kan kita emang begini Jen hahaha....." tawa Changbin.

"Chan jelek! Rambut gue jangan ditarik-tarik....! Arghh....!"

"Singikirin tangan jahanam lo dari muka gue Minho!"

Mereka menghela nafas, rasa-rasanya satu jam yang lalu mereka baru kembali berdua dengan wajah cerianya. Hyunjin bilang mereka tidak pulang dan pergi ketempat yang bagus. Namun, belum ada satu hari, keduanya kembali berulah.

"Ya-yaudah, bisa kita mulai insepsi nya?" Si Park yang menyadarkan keadaan kembali ke semula.

"Oke! Semuanya siap. Taehyun, pastikan arus radiasi-nya tidak terlalu tinggi. Felix masih Manusia...." ucap Woojin memperingati.

"Siap Hyung! Semuanya sudah aman terkendali. Hyunjin, waktu kamu hanya dua Jam. Tapi kalau di alam mimpi itu berdampak dua kali lipat, yang artinya disana kamu punya waktu empat jam.  Sebelum masa dari arusnya habis, kamu harus bisa membawa teman kamu pulang...." Taehyun menjelaskan, tampak Hyunjin yang mengangguk tanda ia mengerti. Sambil memejam matanya kemudian, berusaha merilekskan tubuh dan tenang. Meski sebenarnya agak sedikit perih sebab Chip di kepalanya tidak merespon dengan baik.

Parallel Universe -StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang