Existence And Time

5.2K 897 403
                                    

"Semua orang pernah merasakan lara, ketika waktu tak berpihak padanya. Wajar, setiap orang yang bernyawa memiliki sugesti nya masing-masing. Tapi faktanya, waktu tidak pernah berpihak pada siapapun. Hanya kita yang terlalu perduli, perduli pada diri sendiri yang terjebak dalam zona luka"

.
.
.

Hal yang mereka kagumi dari penduduk ini adalah keramahannya dan juga gesitnya mereka. Saling berbagi suka dan cerita juga duka tak kunjung disembunyikan. Mereka kompak, saling toleransi serta berkerja sama bagaimana caranya memberontak dan kembali merebut wilayah mereka yang sebelumnya di rampas keji oleh petinggi Dunia.

Hal itu terbukti dengan adanya mereka yang sedang bekerja sama mengumpulkan buah-buaban dan sayur yang mereka tanam di sebelah kanan jarak satu kilo meter dari goa yang mereka singgahi. Beberapa anak kecil juga saling bersenda gurau di ruangan yang dibatasi oleh bebatuan besar didalam goa. Tampak ramah dan baik. Jika saja Manusia Bumi saling bertoleransi seluruhnya, mungkin Bumi tak akan pernah mengalami masalah. Tapi itu mustahil.

Goa yang besar ini lebih dari cukup menampung sekitar ratusan dari penduduk Agartha. Pada aslinya jumlah penduduk ini sudah mencapai angka jutaan, sayangnya pada saat tragedi Agartha dirampas, banyak yang mati terbunuh oleh petinggi yang merebut kota mereka. Dan mereka di isolasi ditempat yang memiliki energi negatif yang kuat, bila mana Woojin tak memainkan lorong waktu mungkin penduduk Agartha tak ada yang selamat dari tempat itu.

"Lo bilang peradaban kalian ini maju, tapi kenapa bisa semudah itu direbut?" Felix bertanya pada Woojin yang sedang menggambar sesuatu diatas belah daun yang cukup lebar. Daun hijau dan tebal yang menjadi alat bagi Agartha dalam menulis. Kesannya memang seperti ada dizaman kuno, tapi masalahnya bukan objek yang dibahas, tapi pemikiran mereka yang maju hingga membuatnya unik dan kreatif.  Menurut mereka daun yang dipakai lebih baik ketimbang lembaran kertas yang membuat populasi pohon semakin berkurang. Agartha cukup pandai dalam memenej alam mereka agar tetap lestari. Meski yang dipakai bukan daun sembarangan yang mudah layu, tipis dan juga robek. Ada beberapa pohon yang mereka tanam sendiri dan daunnya mereka pakai untuk media komunikasi tulis.

"Itu beda, kalian tahu kalau Manusia dan kami berbeda kan? Maaf kalo gue ngomong gini, tapi Manusia bumi sebagian itu licik, kalau dibilang teknologi kami lebih maju dibanding peradaban kalian itu memang. Tapi pada dasarnya sifat Manusia yang tak pernah merasa cukup membuat kita yang lemah mudah diambil alih. Kedatangan mereka sebenarnya sudah diketahui oleh kami sejak puluhan tahun silam. Penduduk disini sudah tahu kalau sebenarnya akan ada Manusia bumi yang akan mengambil alih alam ini lewat teknologi rancangan Agartha. Sayangnya kita juga lengah, ditambah gue yang punya tanggung jawab disini malah belum balik dari Bumi. Makanya pas itu gue izin pergi dari kalian dengan alasan mau lanjut kuliah di luar negri ajah. Padahal posisi kota disini lagi parah-parahnya" jelas Woojin tanpa mengalihkan fokusnya daei kerajaannya.

"Setuju sih sama opini nya. Manusia dasarnya memang tamak. Dikasih yang lebih baik tapi minta yang lebih lagi, padahal itu belum tentu baik juga buat kita. Dan alhasil Manusia bisa melakukan apa saja untuk hasratnya yang belum terpenuhi dan berakhir merugikan orang lain" Seungmin menambahkan dari segi pandangnya, dalam diam semuanya mengangguk setuju pada opini tersebut.

"Ada gelombang radio aktif yang dipasang disekitaran kota, pebatasan utara sama selatan Hyung" ujar Felix tiba-tiba. Hal itu membuat semuanya menoleh pada Felix yang menunduk takut-takut.

"Udah berani ngomong lo?" Changbin tertawa kecil.

"Respon lo kok gitu sih?! Buat ngelakuin hal sepele kaya gitu itu butuh perjuangan besar tau?!  Lo gak bisa ngasih respon kaya gitu sama Felix!" Jisung melotot marah, Felix yang dituju ia juga merasa sakit hati akibat ucapannya Changbin yang kelewat meremehkan.

Parallel Universe -StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang