Dangerous

4.2K 898 310
                                    

"Kita semua berada di ujung jurang, tercekat tapi harus mampu menghindar sebelum terjatuh cukup dalam"

.
.
.

Taehyun terdiam cukup lama tatkala layar besarnya menampakan figur tiga orang yang tertangkap Drone pengintai dengan sekilas, nampak ketiga orang tersebut berlari tergesa-gesa. Taehyun kalut, ia menyentuh layar tersebut dan menghentikan sejenak proses data yang ada dilayar, kemudian memperbesar figurnya. Dan benar, itu adalah teman si pemilik quantum.

"Ahh yatuhan...." gelisah Taehyun. Ia diambang dilema parah, antara bahaya dan ancaman bagi dirinya juga turut dipertimbangkan. Yang jadi masalah, lawannya bukan orang biasa. Tapi petinggi yang mengontrol segala sesuatu tentang dirinya.

"Aku harus bilang atau diam...?" Gumamnya sembari menautkan jemarinya dengan erat. Menimbulkan efek hingga dirinya menyentuh leher belakangnya yang nampak menyala biru terang, disanalah Chip miliknya ditanam. Andai saja dulu ia lebih memilih untuk mati ketimbang menerima tawaran Taehyung, mungkin tak begini akhirnya.

Tapi sekarang, ia takut mati. Ia lebih baik mati karna alami ketimbang mati dengan dibunuh keji oleh pembunuh gila. Ia tak mau berakhir seperti Beomgyu, tapi ia harus apa?

"Kenapa tidak melapor pada saya?" Tanya salah satu petinggi yang tiba-tiba datang kedalam ruangannya. Ia berdiri tepat dibelakangnya dan memandang layar besar tersebut yang otomatis ia melihat tiga figur Manusia yang tertangkap Drone pengintai.

"Ba-baru saya ingin pergi ketempat petinggi, maaf...." Taehyun menundukan kepalanya disaat sorot mata tajam itu mengintimidasinya. Tapi jika dibandingkan dengan Taehyung, ia jauh lebih takut.

"Rencana dia lancar juga hmm...." ia bergumam, dia yang dimaksud merujuk pada Taehyung. Taehyun pun mengerti maksudnya.

"Kalau begitu, mereka sudah masuk dalam jebakan. Tinggal selangkah lagi, tunggu apa ini...?! Siapa dia...?!" Serunya sambil mendekat pada layar besar tersebut, kemudian memperbesar layar.

"Bukannya itu Hyunjin...?" Gumam Taehyun pelan, sang petinggi menoleh menatapnya penuh tanya.

"Pemilik quantum itu Tuan" ujar Taehyun yang kembali menunduk hormat. Sejenak senyum terpancar di dua sudut bibir pria tegap tersebut dan kembali menoleh pada layar besar dengan pandangan mata yang berbinar-binar.

"Woah, ini rencananya yang mulus atau memang mereka benar-benar licik menggunakan taktik? Si pemilik quantum menyerahkan diri, dua temannya hampir gila dan tiga orang lainnya tertangkap Drone pengintai...." gumannya.

"Maksud Tuan?" Tanya Taehyun.

"Entah. Sedari awal aku tahu, mereka cukup licik untuk bertahan dan memberontak. Bisa saja ini strategi mereka bukan?" Ia bertanya retoris, dan Taehyun mengangguk mengerti maksud ucapannya.

"Maka kalau itu adalah strategi mereka, aku pastikan dua bocah yang hampir gila itu habis ditanganku..."

Seseorang lain dengan nada yang tegas datang, kemudian mendekat dan menatap keduanya bergantian.

"Dari pada kau habisi, masukan mereka kedalam tahanan bersama manusia lain, lalu jadikan mereka budak dari elite global nantinya" ujar pria tersebut, memandang Taehyung sensi. Lantaran keputusannya terlalu gila untuk membunuh. Kenapa harus membunuh kalau bisa dimanfaatkan?

"Dari pada membunuh, kenapa tidak kita manfaatkan saja sisa hidupnya" lanjutnya lagi. Dan Taehyung membalas rekannya dengan sensi pula. Ia tak suka apa yang ia sudah rencanakan malah diatur oleh orang lain. Sekalipun ia memiliki derajat dan status yang sama dimata dunia.

"Bawa pemilik quantum keruang petinggi, aku akan menyusul tiga bocah itu ke perpustakaan kota. Dan kau.... tetap disini, awasi dan kabarkan kalau ada perkembangan" Taehyung tidak membalas ucapan rekannya, dan menunjuk wajah Taehyun penuh tuntutan. Kemudian mendadak pergi setelah sebelumnya mengambil remot kontrol robot yang ada di meja.

Parallel Universe -StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang