"Lo cuman bisa jadi diri lo sendiri, jangan iri sama kehidupan orang. Karna siapa tahu, yang bikin lo iri punya kehidupan yang sama buruknya juga kaya lo. Kita tuh hidup butuh profesional buat jalanin peran kita yang sesungguhnya"
.
.
.Minho menyeka air matanya yang turun setelah mengingat kembali masa-masa yang ia benci. Dilihatnya tatapan para sahabat yang membuat Minho semakin ingin menertawakan dirinya atas cerita kelam yang ia rasakan.
"Ya kadang kita gak bisa nyalahin semesta Hyung, pasti ada ajah titik rendah yang bikin kita mau nyerah ajah pada akhirnya" Jisung mengusap pundak Minho lembut.
"Tapi, selalu ada celah kecil atau satu titik terang dibawah jurang. Mungkin waktu itu lo mau hidup lo berakhir, tapi Tuhan belum mau kan Hyung. Makanya lo selamat" lanjut Jisung lagi.
"Iya mungkin, Tuhan mau mengikis dosa gue habis bunuh Ayah gue sendiri" lirih Minho lagi.
"Dibalik itu, lo mengurangi banyak korban kan Hyun" ujar Changbin.
"Kalo andaikata lo gak bunuh Ayah lo saat itu, mungkin banyaknya Manusia yang habis dibunuh Ayah lo malah semakin banyak. Secara gak langsung lo menolong nyawa orang lain juga" lanjut Changbin.
"Percuma, itu gak bakalan bisa bikin Mama sama Ade gue hidup lagi" jawabnya.
"Tapi, yang dibilang Changbin Hyung bener kok" Seungmin ikut memberi pengertian.
"Selama ini gue selalu ngerasa bersalah" aku Minho, Hyunjin ikut mengelus pundak Minho. Memberinya aliran rasa agar Minho tak surut sendu dalam waktu yang lama. Diam-diam Felix mengulas senyum, tahu apa yang dilakukan Hyunjin dalam diam.
"Gak apa-apa kok Hyung, yang lalu jangan dilupain tapi jadi acuan buat hidup yang lebih baik. Lo juga harus bisa bahagia" ujar Hyunjin yang diangguki oleh Minho. Hyunjin melepas lengannya, mengukir senyum kemudian.
"Jangan natep gue kaya gitu, gue benci dikasianin orang...." Minho menunduk, menyungging senyum diujung bibirnya.
"Kita gak ngasianin lo bodoh! Ini gue lagi menghayati cerita lo, air mata gue yang tadinya mau turun jadi naik lagi kan..." Chan menyenggol bahu Minho yang berhasil membuat tawa yang termuda di bawahnya.
"Awalnya gue benci banget sama lo sumpah! Tapi ya keberadaan lo yang serampangan ini fungsi juga ya ternyata" minho serius menatap Chan.
"Anjir serampangan! Lo kira gue gembel!"
"Lah gak salah dong, kita ketemu dijalanan pas lo kebingungan nyari tempat tinggal. Dan lo duduk di trotoar sama tas kucel lo itu. Gue kira lo beneran gembel yang minta sedekah..."
"Jangan lupain lo juga yang bawa buntelan kaya gembel gak dikasih makan. Mending gue setelannya masih kaya boy band, lah elu apa kabar yang pake kaos keteknya bolong" Chan membalas tak kalah sengit.
"Lah anjir, malah ngajak gue tubir..."
"Secepet itu ya siklusnya? Perasaan baru melow-melow tadi" gumama Jisung.
"Itu gara-gara kelakuannya si Hyunjin" Felix terkekeh sedang Hyunjin memperlihatkan cengirannya. Jisung yang paham apa yang Hyunjin miliki hanya mengangguk-angguk. Padahal otak nya sudah bagaikan benang kusut berusaha memecah teori maksud ucapan Felix.
"Ngomong-ngomong kan lukanya Minho nyimpen sejarah ya. Nahh luka gue juga sama tau. Lo semua liat ini dah..." Chan menggulung celana bahannya yang memperlihatkan luka segaris, cukup panjang dibagian betisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel Universe -StrayKids ✔
Science-FictionTHE HOLLOW EARTH THEORY Bagaimana jika benar-benar dunia parallel ada? Karna nyatanya dunia kita menyimpan banyak misteri didalamnya. Mari pecahkan rahasianya, bersama delapan penglana yang membongkar sudut rahasia semesta....! ⚠ Bahasa Semi bak...