Quantum Computer

11.6K 1.6K 474
                                    

Ada cerita sebab ada sejarah
Bumi terus berjalan sesuai waktu yang dikehendaki. Apakah ia lelah? Dan manusia mengerti kelelahan bumi. Lalu memilih mengurangi beban Bumi, dan meninggalkannya tanpa pertanggung jawaban.  Itu hanya sebatas fiktif belaka....!

.
.
.
.

"Jisung? Ngapain?" Chan bertanya, kala dirinya sudah bersiap ingin pergi ke kampus pagi. Kelasnya akan dimulai dua jam lagi, niat hati ingin pergi ke perpustakaan dulu untuk memencari beberapa buku refrensinya.

"Hah? Oh Chan Hyung. Lagi mau ngasih makan Caca sama Cici, kemarin gue lupa ngasih makan soalnya" jawabnya sambil memotong sayuran hijau untuk dua kura-kura kesayangannya. Chan mengangguk paham, meski tak habis fikir dengan dua hewan peliharaan Jisung. Pernah ditanya oleh Changbin, dan Jisung hanya membalas itu adalah masuk dalam jajaran hewan purba bersejarah yang tidak berbahaya. Maka dari itu, ia berniat melestarikan. Cukup masuk akal dan unik bagi anak-anak sejarah seperti Jisung.

"Mau kemana? Rapih banget" tanya Jisung kembali, sesekali menatap Chan yang sedang memakai pakaian hangatnya. Salju diluar mulai turun, memasuki musim dingin di kota membuat sebagian manusia yang tersisa enggan melakukan aktifitas.

"Mau ke kampus, ada kelas dua jam lagi. Niatnya mau ke perpustakaan dulu. Cari buku buat refrensi penelitian tugas dari Dosen" jawabnya dengan akurat, Jisung hanya mengangguk mengerti.

"Gak ada kelas?" Chan balik bertanya, Jisung menggeleng pelan bahwa ia sedang kosong hari ini.

"Yaudah, gue jalan ya" Chan bersiap melangkah, meninggalkan rumah sederhana. Langkahnya tepat diambang pintu, salju yang turun mulai tembus memasuki rumah. Aura dingin mulai menyeruak dikulit polos Jisung yang hanya memakai kaos oblong tanpa lengan. Di luar rumah ada beberapa rumah lain yang berjajar. Namun sepi hanya angin yang mengisi kekosongan. Masyarakat mungkin malas keluar hanya untuk berpergian menjalankan rutinitas, atau takut kalau mereka juga akan hilang tanpa jejak seperti yang terjadi belakangan ini.

"Hyung...?" Panggilnya pelan.

Chan menghentikan langkahnya, kerutan muncul didahinya tatkala raut wajah Jisung berubah. Perasaan tidak enak mulai menghampiri, Chan berusaha menyingkirkan dan menampiknya dengan ambisinya seperti biasa.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Gue takut, hati-hati ya dijalan. Kalo ada apa-apa kabarin gue sama yang lain" ucapnya dengan binar yang berkaca-kaca.

Segelintir rasa takut mustahil Chan tampik dalam hatinya. Tapi, ia harus tetap pergi untuk menyelesaikan tugasnya. Tak perduli bahwa dikampus hanya ada beberapa mahasiswa yang masih ingin masuk dan belajar, sebagian memilih dirumah dan tak keluar sampai pemerintah menemukan solusi untuk itu.

"Gue bakalan pulang dengan selamat kok, santai Sung. Gue yakin pemerintah juga gak bakalan diem disituasi kaya gini gak berlangsung lama" ujarnya. Dan Jisung hanya tertawa meringis mendengar jawaban Chan.

"Yaudah gue jalan ya, jaga rumah. Yang lain mungkin belum bangun" katanya terakhir kali setelah kemudian pintu kayu kembali tertutup. Barulah penghangat ruangan mulai terasa dikulitnya.

Jisung beralih menatap Caca dan Cici, hewan peliharaannya yang sudah ia rawat ketika masih berusia lima bulan, dan sekarang usianya sudah satu tahun jalan dua tahun dua bulan kedepan.

"Ca, Ci? kalo seandainya lama-lama Bumi sepi gimana ya?" Tanyanya pada dua makhluk bernyawa yang tidak akan mungkin menjawab pertanyaanya itu. Pertanyaan yang masuk akal namun sasaran yang ditanyakan tidak masuk akal.

"Gue takut sumpah deh. Apalagi orang-orang termasuk Chan Hyung, Minho Hyung, Changbin Hyung itu percaya banget sama Pemerintah. Yang konfirmasi bakalan nyari solusi untuk Bumi. Tapi, sampe sekarang gak ada kabar apapun dari mereka. Justru gak tau kenapa gue curiga sama Pemerintah. Duh Ca,Ci gue bimbang ih. Jawab gue dong! Kan gue ngomongnya bukan sama tembok" ambeknya sambil membuat ciplakan di air yang diisi dua kura-kuranya.

Parallel Universe -StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang