Back And Forget

4.1K 792 259
                                    

'Katanya kalau ada pertemuan pasti ada perpisahan. Dan kalau kembali bertemu itu mungkin sudah suratan takdir yang semesta atur. Tapi kalau tidak lagi bertemu, artinya sudah memiliki semesta nya masing-masing untuk berlabuh'

.
.
.

Sudah sedari tadi Renjun banyak mengumpat karna dua saudara yang memiliki hubungan darah itu telah membohongi dirinya beberapa waktu yang lalu. Tapi itu tidak membuat dua saudara itu perduli, maka dibiarkan saja Renjun mengumpat sedangkan keduanya malah tertidur akibat lelah mendengar ocehan Renjun.

"Anjir ya! Banguuunnn...! Nana, Nono bangun gak lo berdua...! Pokoknya gue mau liat aurora yang asli, bukan vidio! Bangun ish ah elahh....!"

"Nono siapa anjir?" Jeno membuka sebelah matanya sambil lirik Renjun dengan sinis.

"Elo lah! Masa gue! Gak mau tau yaa! Ini tuh namanya penipuan...." tunjuk Renjun dihadapan wajah Jeno murka, yang di tunjuk hanya berdesis lalu mengalihkan pandangannya pada Jaemin yang masih menutup matanya, alih-alih tidur saudaranya ini malah menahan tawa sebab panggilan Renjun padanya.

"Heh! Bangun lo jelek! Gak usah ketawa lo...!" Jeno menendang kecil tubuh Jaemin, karna belum ada pertahanan Jaemin malah jatuh dari kasur tersebut.

"ARGHH JENOOO....!" Teriaknya sambil mengaduh sakit.

"Mampus!" Renjun tertawa kecil, Sedangkan Jeno sendiri malah terkejut. Karna tak sangka tendangannya malah buat saudaranya celaka, padahal niat hati cuman bercanda.

"Aduh Nana, sakit gak?" Jeno melihat kebawah, dimana Jaemin yang tengkurap di lantai. Sembunyikan mimik wajahnya di berpotongan lengan, dengan mulut yang mengumpat namun suaranya tidak jelas di dengar.

"Hayoloooo hayoloooo. Nana bales si Nono dong! Jangan diem ajah..." seru Renjun mengompori Jaemin, hal itu tentu buat Jeno murka.

"Nama gue Jeno ya! Bukan Nono!"

"Bodo amat! Nana bales dong, jangan diem ajah" ulangnya lagi yang mengabaikan Jeno. Jeno sendiri memilih tidak perduli pada Renjun, berfikir mengapa saudaranya itu hanya bergeming dan diam. Kalau begini jadinya, Jeno mulai takut.

"Na, lo gak mati kan ya? Aduhh gak siap gue kalo kena bogem Hyunjin. Bangun dong elah...." Jeno gunakan kakinya untuk menggoyangkan punggung Jaemin.

Karna merasa yang menyentuh pundaknya adalah kaki Jeno, sontak hal itu buat Jaemin semakin marah. Oh ayolah siapa yang tidak marah jika ada di posisinya sekarang? Maka dengan cepat ia balikan badan dan tarik kaki Jeno yang membuat saudaranya itu juga jatuh di lantai, sedangkan Jaemin dengan cepat bangun membiarkan Jeno mencium bagaimana petak-petak dingin itu menembus kulit.

"Anj... sakit Nana!"

"Mampus! Enakan?! Makanya jangan songong sama gue...!" Balasnya sambil tertawa kecil.

"Aduh indah banget pemandangan...." Renjun susul tertawa hingga membuat Jaemin menoleh pada teman barunya itu. Sambil berkacak pinggang menatap Renjun nyalang, yang di tatap malah menatap balik dengan garang.

"Apa lo liat-liat penipu?!" Katanya, sedangkan di otak Jaemin sudah memiliki list nama orang-orang yang sudah mengotori Renjun.

'Jeongin, Changbin, Minho halah...! Temennya Hyunjin emang mulutnya kaya sampah semua'

"Oh mulai gak sopan ya lo sekarang. Minta maaf gak lo sama gue, udah ngatain gue penipu. Masih untung ya gue baik mau ngasih tau gimana tuh aurora....

"Eh gue gak se bodoh itu ya sampe gak tau bentukan aurora gimana, kalo dari vidio gue juga tau. Pokoknya kalian berdua itu udah nipu gue...! Gue aduin Woojin Hyung kalian..."

Parallel Universe -StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang