3 . Royal Enfield

1.8K 251 62
                                    

Vincent mengetuk pintu kamar VIP dan menunggu jawaban dari dalam sebelum membuka pintu. Wajah tak bersahabat Joshua yang dia temukan pertama kali, Vincent hanya menunduk menghindari tatapan mata tajam itu sembari perlahan masuk ke dalam ruangan.

“Bunda, ada kak Vincent datang menjenguk,” ujar suara datar.

“Selamat malam Bu, maaf menganggu istirahatnya. Saya bawakan buah-buahan, ini saya taruh meja ya Bu,” ujar Vincent sopan.

“Ya ampun repot-repot segala, terima kasih ya Nak. Bunda ga pernah tau Joshua kenal Nak Vincent.
Josh, kenapa selama ini ga pernah cerita kalau kenal Vincent, kan Bunda bisa minta tanda-tangan,” ujar Bunda berseloroh.

“Astaga Bunda!
Bunda.. aku perlu bicara sama Kak Vincent sebentar. Bunda perlu apa?”

“Bunda mau istirahat. Nanti kamu pulang saja, istirahat di rumah.”

“Bunda.. sudah aku bilangkan nanti malam aku temani. Sebentar ya Bun.”

“Ibu, saya keluar dulu sebentar,” ujar Vincent sebelum mengikuti Joshua.
 
  
Joshua terus berjalan hingga ujung lorong kemudian berhenti berhadapan dengan Vincent.

“Kak, kenapa kakak ga bilang dulu soal perawatan Bunda?”

“Aku cuma ingin membantu Josh, aku tidak tega membayangkan ibumu dirawat di bangsal padahal perlu istirahat.”

“Kak, ini urusan keluargaku. Kami hanya mampu ikut program pemerintah, kami tau posisi kami kak.”

“Josh, aku minta maaf telah menyinggung perasaanmu. Aku benar-benar tulus hanya ingin membantu—“

“Kak, aku ganti semuanya. Tolong berikan waktu untuk mencicilnya. Aku tinggal skripsi dan uang hasil kerjaku masih pas-pasan.”

“Josh, semua sudah aku bayarkan dan ini juga rumah sakit kakakku. Ga perlu kamu ganti ya,” jawab Vincent berusaha meredakan emosi pemuda di depannya.

“Ga bisa kak. Pokoknya aku akan berusaha mengganti semuanya,” ucapan Joshua benar-benar membuat Vincent bingung. Belum pernah sebelumnya niat baik dirinya ditolak seperti ini.

“Jika itu dapat membuatmu senang, gapapa Josh. Asal jangan membebani mu. Sungguh aku hanya ingin membantu, bukannya menambah masalah.”

Joshua menghena napas dan kembali bersuara, “maaf ya kak nanti waktunya akan lama melunasinya.”

Vincent mengangguk, tiba-tiba teringat sesuatu, “Jimmy mana?”

“Oia astaga, aku lupa bilang kak Jimmy hari ini ga bisa kerja karena jaga Ibu.”

“Lho, Jimmy ga datang padahal ibu pacarnya masuk rumah sakit?”

“Siapa kak?”

“Kamu lah, siapa lagi.”

“Aku pacaran sama Kak Jimmy?” tanya Joshua terheran menyebabkan Vincent bungkam.

“Ga kak, kita ga pacaran," jelas Joshua kemudian.

“Lho, waktu ulang tahunku?” Vincent mendesak memastikan kembali.

“Kak Jimmy minta ditemani, katanya ga ada yang bisa dia ajak. Toh aku tidak dianggap bolos,” tutur Joshua sembari mengetik sesuatu pada ponsel.

“Josh, bener ya jangan dianggap beban soal perawatan ibumu, aku hanya ingin membantu.”

“Iya kak, terima kasih banyak,” final Joshua.
 
  
Kemudian Joshua berjalan menuju ruang kamar Bunda dan diikuti Vincent, sesampainya di dalam Bunda sedang menonton televisi.

One Love | 15 - 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang