7 . a New Job

1.5K 207 14
                                    

Menjelang malam, Rama dan Sonny baru saja pulang dari cafe meninggalkan pemilik usaha itu sendiri di kursinya. Vincent sedang memperhatikan address book-nya dengan berbagai pemikiran dan pertimbangan dibenaknya, dia tidak menyadari sosok Joshua yang datang mendekat.
  
  
"Kak Vincent ada waktu sebentar?" suara halus Joshua mengagetkannya.

"Iya Josh, silahkan duduk," jawab Vincent.

"Kak, tadi aku baru dapat jadwal sidang. Minggu depan hari rabu aku ijin ga masuk ya," pinta Joshua.

"Oh ya tentu Josh, Good Luck untuk ujiannya! Jangan lupa beritau Bambang," jawab Vincent.

"Terima kasih kak," Joshua bangkit dari duduknya.

"Eh tunggu Josh.. sebentar duduk dulu," Vincent masih tampak berfikir dan Joshua hanya dapat menunggu apa yang akan disampaikan atasannya ini.
  
  
"Bulan depan aku mau join Master Indian Wells dan Miami, tapi kak Rama tidak bisa menemaniku seperti biasa sebagai manajer.
Kamu mengerti tenis, ya sebenarnya ga paham juga gapapa sih. Emm..." Vincent menjeda cukup lama, tampak memikirkan beberapa hal sebelum akhirnya melihat lurus ke netra Joshua.

"Minggu depan kan kamu sudah sidang skripsi, jika berminat aku menawarkan posisi pengganti sementara Kak Rama sebagai manajerku," ujar Vincent sejurus kemudian.
  
  
"Tugas aku nanti apa kak?" tanya Joshua setelah terdiam sesaat.

"Lebih seperti penghubung antara aku dan panitia, memeriksa persiapan sebelum tanding, memesan tiket penerbangan, hotel dan lainnya. Kurang lebih seperti itu.
Jika kamu berminat, kamu bisa belajar dulu dari kak Rama," Vincent menjelaskan.

"Boleh tau kenapa kak Rama ga bisa bulan depan, kak?" tanya Joshua kembali.

"Kak Rama persiapan pernikahan Josh," jawab Vincent tersenyum lebar.

"Waaah, selamat! Dengan siapa kak?"

"Kak Sonny, yang tadi datang berdua dengannya."

"Eoh?!" keterkejutan Joshua tidak dapat dia sembunyikan.

"Kenapa Josh, kamu homophobic?" tanya Vincent menelisik dengan perasaan teriris.

"Ga kak, ga. Aku salut banget sama mereka. Di sini pasangan Gay masih belum mendapatkan tempat. Mereka mau nikah dimana kak?" Joshua terlihat bersemangat.

"New Zealand, Josh," jawab Vincent tersenyum lebar.

Joshua masih tersenyum dengan mata bulatnya yang lucu, Vincent teringat percakapan dengan Bunda Sofia tempo lalu, mungkin anak dan ibu memiliki jalan pemikiran yang sama. Tiba-tiba Joshua menatap Vincent dengan serius membuat pemuda tampan itu meluruskan ekspresinya.

"Kak Vincent, aku tanya-tanya dulu ke kak Rama tugasnya seperti apa. Jika memang rasanya aku sanggup, aku bersedia kak. Lagipula dari dulu aku sangat ingin menonton pertandingan secara live," Joshua memberikan jawabannya.

"Oh, ya boleh Josh. Nomor kak Rama aku whatsapp ke kamu, nanti aku kasih tau Kak Rama kalau kamu mau tanya-tanya."

Vincent sudah mau membahas lebih lanjut namun seorang waiter mendekati mereka, Joshua diperlukan segera kembali ke depan karena sudah ditunggu order masuk. Saat Joshua mengikuti waiter tadi, Vincent tersenyum lebar. Cepat-cepat mengetikkan pesan kepada Rama agar memberikan jawaban yang menyenangkan dan mempengaruhi Joshua agar menerima tawarannya.
  
   
   
__
   
   
   
 
Joshua duduk di bagian VIP dalam penerbangan menuju US bersebelahan dengan Vincent. Akhirnya Joshua menyetujui penawaran menjadi manajer Vincent selama 2 ajang Master di negeri Paman Sam. Dengan cepat Joshua mempelajari semua tugasnya dari Rama dan ternyata tidak terlalu repot karena Vincent sosok yang mandiri. Vincent mengepak bajunya sendiri, merapihkan peralatan tenis yang setidaknya membawa selusin raket cadangan dan outfit dari sponsor dengan tertata. Joshua hanya perlu membantu melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan Vincent seorang diri misalnya seperti tadi saat check in penerbangan dengan begitu banyak peralatan.

One Love | 15 - 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang