Keesokan paginya sebelum jam 6 pagi, Joshua telah bersiap untuk membuat kopi di rumah besar. Dirinya sudah rapih dengan baju yang dia ambil dari almari. Di rumah ini Vincent menumpuk banyak baju baru yang diperlukan untuk situasi seperti ini, walau pada kenyataannya sering mereka gunakan karena baju mereka kotor atau robek akibat aktifitas yang tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.
Joshua memanggil transportasi online, sembari menunggu dia masuk ke dalam kamar sekedar mengecek kembali kondisi kedua pemuda yang masih hang over dan tertidur dalam keadaan saling berpelukan. Joshua tidak ingin mengganggu tidur sang kekasih maka dia biarkan saja seperti itu. Walaupun dengan Jimmy namun tetap saja dirinya tidak dapat menyingkirkan rasa cemburu yang menyusup dalam hati.
Sepulang dari Rumah Besar, Joshua mampir membelikan sarapan untuk Vincent dan Jimmy yang ternyata masih juga tertidur saat dirinya kembali. Joshua memanfaatkan waktu untuk membersihkan rumah sebentar, sebenarnya sudah ada maid yang datang secara teratur ke rumah ini, namun dia tidak tahan melihat remah makanan yang tersebar hasil kelakukan semalam. Sekitar pukul 10 pagi, barulah Joshua kembali ke kamar, dengan dua gelas air hangat dan aspirin. Setelah menyiapkan handuk dan pakaian bersih baru dirinya mendekati sang kekasih.Joshua menarik pergelangan tangan Vincent yang melingkar di pinggang sahabatnya, melepaskan tubuh Jimmy dari kaki Vincent yang membelenggunya. Kemudian memanggil nama Vincent sembari menepuk pipi. Vincent masih belum juga terbangun walaupun pemuda manis telah menguncang tubuhnya, akhirnya Joshua mendekatkan wajahnya dan melumat bibir sintal yang pekat dengan aroma alkohol. Joshua mulai dapat merasakan kekasihnya bergerak sedikit, dia menggigit bibir bawah dan menariknya lembut membuat akses bagi lidahnya masuk ke dalam dan semakin merasakan scent memabukkan, wangi khas Vincent bercampur dengan minuman keras.
“Emph.. Dek?” suara serak Vincent diantara ciuman mereka.
Pemuda manis itu bukannya menghentikan ciuman justru semakin menggerakkan lidahnya didalam sana, membelai langit-langit dan mengetuk lidah kekasihnya agar membalas ciuman. Vincent membuka mata memastikan dirinya benar diserang oleh sang kekasih sebelum membalas Morning Kiss yang terlalu panas. Saat keduanya sudah terlalu tenggelam dari ciuman, Vincent menarik manisnya itu ke pantry dan mengunci pintu kamar dari luar sebelum melanjutkan aktifitasnya. Untuk ukuran orang yang baru saja sadar dari hang over, performa Vincent tidak mengecewakan sedikitpun.
.
Menjelang sore, Vincent mengantar Jimmy dan Joshua pulang. Kemudian dimalam hari menghadiri pertemuan keluarga membahas rencana pernikahan Agustinus. Calon pengantin tidak terlihat antusias pada acara tersebut, hanya meng-iyakan semua yang dikatakan oleh orang tuanya. Demi terlihat terlalu gelisah, bagaimanapun juga ini adalah pernikahan orang yang dia cintai dengan orang lain. Vincent hanya bisa duduk disebelah kakak perempuannya dan mencuri moment untuk menenangkan sang kakak secara sembunyi-sembunyi.
Vincent juga tidak dapat berkonsentrasi pada acara itu, pembahasannya terlalu rumit. Tidak dapat dihindari saat ini Vincent membayangkan dirinya dan Joshua akan menikah suatu hari nanti, dia sendiri jika bisa akan menghindar dari hal-hal merepotkan seperti ini. Namun dipikir-pikir lagi, apabila scenarionya berjalan lancar, Joshua pasti memilih kesederhanaan dan lagipula mana mungkin keluarga Sanjaya bersedia menggelar penikahan sesama jenis. Vincent memasang wajah anak penurutnya dan berusaha mendengarkan dengan tekun walaupun sudah ingin melarikan diri dari sedari tadi.
___
Esok paginya Joshua menolak menemani Vincent ke lapangan justru meminta kekasihnya untuk menemuinya di rumah pribadi Vincent seusai berlatih. Joshua sedang menata makanan di meja makan saat Vincent masuk ke dalam rumah setelah membuka pintu dengan kunci yang dia miliki, seketika mata besar Vincent membelalak bahkan kunci yang akan dia masukkan ke dalam kantong celana justru jatuh bergemerincing di lantai. Manisnya tersenyum dari tempatnya, menyelesaikan sisa pekerjaannya dan melangkah mendekat dengan segelas ice lemonade. Tubuh Vincent terasa tidak dapat bergerak dan terpaku di tempatnya. Bibirnya kelu tidak dapat menyuarakan apapun.
(( part ini ada di a Sip of Tea
“Hidden Chapter | 15 – 0”
dapat dibaca secara terpisah ))
Keduanya masih berpelukan begitu erat diatas sofa, hanya terdiam menikmati kebersamaan dengan permukaan kulit yang saling menempel. Langit beranjak gelap membuat yang lebih muda terlonjak kaget, “kak, sudah mau malam!”“Iya Dek, kenapa?”
“Kakak ga lapar? Aku tadi coba masakin kakak tapi sekarang sudah dingin. Kita pesan makanan aja ya?” usul yang lebih muda.
“Dipanasin aja sebentar, kakak mau makan masakan kamu sayang,” jawab Vincent.
“Emm.. ya kak. Adek mandi duluan ya?”
“Iya sayang, kakak bantu bereskan yang disini.”
Joshua bangkit dari posisinya dan berjalan kedalam kamar, Vincent memandangi bagaimana kulit porcelain sang kekasih makin dipenuhi oleh jejak cintanya. Vincent membereskan kekacauan di ruang tengah, saat melihat banyaknya cairan yang tercecer, dirinya baru sadar bagaimana mungkin dia tidak dehidrasi dan merasa haus selama itu. Kemudian mengambil bathrobe dalam almari, memakainya lalu membuka kulkas meminum jus apel bahkan langsung dari botolnya hingga habis. Setelah itu kembali ke depan membawa lap basah lalu mulai membersihkan disana, baju kotor dia masukkan ke dalam otomatic washing machine dan menjalankan proses pencucian.
Setelah mandi Vincent menyusul Joshua ke ruang makan, Joshua baru selesai menghangatkan makanan yang sudah terlanjur dingin. Si manis sudah menyiapkan porsi untuk sang kekasih dan dirinya sendiri, hanya masakan sederhana, nasi goreng teri yang dilengkapi dengan telur mata sapi, kerupuk dan acar serta sambal ebi botolan.
Setelah menegak air putih, Vincent segera melahap satu sendok dan mengunyahnya. Rasanya biasa, masih jauh dari hidangan yang biasa dia makan. Vincent menyadari manisnya mengamati dari seberang, mata bulat terlihat penasaran dan gelisah. Wajah yang berbeda 180° dari yang ditampilkan sebelumnya. Tiba-tiba saja Vincent merasa sesak dihantam perasaan hangat yang membuncah, sebutir kristal cair membasahi pipinya membuat Joshua kalut.
“Kak, kalau segitu ga enaknya jangan dimakan. Dimuntahkan saja, aku pesankan makanan,” ujar Joshua panik dan segera berdiri disisi Vincent dengan sebelah tangan terjulur siap menerima makanan yang dikeluarkan.
Air mata yang mengalir justru semakin deras, terburu Vincent menelan makanan dan merengkuh tubuh manisnya. Dia menenggelamkan wajah di dada bidang, membuat kaos yang dikenakan Joshua menjadi basah.
Belum pernah sebelumnya Vincent merasa dicintai sebegitu tulus dan sempurna. Banyak yang mendekati dirinya karena background keluarga maupun karena prestasi yang membuatnya terkenal. Namun tidak dengan Joshua, kekasihnya itu mencintai dengan tulus, tidak memandang harta kekayaan dan nama besar, bahkan hal tersebut yang justru membuat Joshua awalnya menjaga jarak.
“Kakak sayang adek, kakak sayang adek, sayang, sayang banget,” ujar Vincent seperti menyerukan mantra.Joshua hanya bisa membalas pelukan dan memberikan belaian yang menenangkan, dirinya turut serta terbawa emosi. Saat ini dia merasa cintanya yang sederhana dihargai sebegitu tinggi oleh sang kekasih.
“Adek sayang kakak, sayang banget,” jawab Joshua seperti berdoa.
>>>
pengen banget nguyel-uyel kesini.. beruntung banget kamu Jekey 🤧07.03.2020
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love | 15 - 0
Fanfiction(Fin) Homophobic ⛔ Go Away! ~ One - Love ... 15 - 0 kata yang sering terdengar olehnya hingga dapat merasakan cinta yang sesungguhnya. ~ bxb AU Lokal KTH | JJK Tae!Top Others couple. Written : 24 Jan - 15 Mar 2020 #9 in vkook - 13 Feb 2020