24 . Louder than Bombs

1K 160 26
                                    

Disuatu pagi Jimmy memasuki rumah pribadi Vincent bagai rumah sendiri dan langsung menuju ke kamar. Disana dia menemukan sang empu tertidur dengan memeluk bantal yang sarungnya sudah tidak diganti selama tujuh bulan belakangan, sarung yang terakhir dipakai Joshua di rumah itu.

Kondisi Vincent kembali stabil walaupun nyata kehilangan berat badan dan sudah kembali ke turnamen lagi. Vincent menyalurkan semua duka menjadi energi di lapangan, membuatnya tak terhentikan bahkan mengantongi medali utama dari pertandingan yang diikutinya. Atas permintaan Jimmy saat ini Gunawan yang menemani Vincent setiap hari walaupun tidur di kamar yang terpisah.

“Vin bangun, aku bawain sarapan,” ujarnya membangunkan sang sahabat.

Vincent perlahan mendudukkan tubuhnya masih dengan mata terpejam, mengucek mata sebelum bangkit ke kamar mandi. Setelahnya menyusul Jimmy ke pantry.

“Kan sudah tau dia dimana, kenapa ga didatengin aja? Bego banget malah menyiksa diri sendiri terus-terusan?”

“Kayak ga kenal Joshua aja kamu Jim, ada juga dia langsung dorong aku menjauh.”

“Bego apa pengecut sih? Aku rasanya jadi ga kenal kamu lagi,” ocehan Jimmy hanya tinggapi cibiran oleh Vincent yang masih terus makan.

“Mikir ya, ancaman Ayahmu sekarang sudah jadi omong kosong. Kamu sekarang tinggal disini dan sudah ga pernah pulang, Jasper sudah meneruskan kuliah ditempat baru dan di sana Ayahmu tidak dapat menyentuh keluarganya. Kamu juga masih pakai terus cincin kalian. Apalagi sih yang kamu tunggu? Nunggu undangan pernikahannya sama orang lain?!” Jimmy melanjutkan dengan nada tinggi, sudah tidak sabar lagi menghadapi sahabatnya sejak kecil.

Tiba-tiba Vincent menangis membuat Jimmy melunak, “aku sering mimpi Jim.. Joshua pergi meninggalkanku berkali-kali bahkan ketika aku sudah memohon-mohon padanya. Tatapan matanya tidak menginginkan aku lagi.. aku ga mau mimpi itu jadi nyata, biar jadi mimpi saja terus..”

Akhirnya Jimmy bangkit mendekati sang sahabat dan memberikan pelukan yang menenangkan.
 
  
.   
  
  
   
   
  
  
   
  
  
   
   
   
   
   
   
Louder than Bombs i break...
   
Baby I'm nothin'er than nothin'
Brighter than the light
Don't you want a thing from me
But you say I'm somethin'er than somethin'
Brighter than the light
Don't you give up your life
Here I stay, pray
Just for better days
Everyday's a maze
Wonder if this is my place
   
Louder than Bombs i cry...
      
°°°  
Lebih keras dari ledakkan, aku hancur..

Sayang, aku lebih kosong dari kekosongan
Lebih terang dari cahaya
Apakah kamu tidak menginginkan sesuatu dari aku
Tapi kamu mengatakan aku sesuatu yang lebih dari sesuatu yang lain
Janganlah kau menyerah dengan hidupmu
Disini aku tetap tinggal, berdoa
Untuk hari yang lebih baik
Setiap hari bagaikan labirin 

Lebih keras dari ledakkan, aku menangis..
  
   
         
 
  
   
     
    
    
  

  
  
Cr : 아케나TK  
    
    
   
   

   
.
 
  
Pada perjalanan pulang dari turnamen, saat sedang transit Vincent membuka halaman sosial media, tiba-tiba tangannya bergetar hebat menyebabkan ponsel jatuh dari genggaman. Gunawan mengambil gadget tersebut dan menepuk pundak Vincent, menyadarkan dari keterkejutan.

One Love | 15 - 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang