13 . Not That Easy

1.4K 169 18
                                    

Tubuh polos keduanya masih saling terkait satu sama lain, hanya berbaring menikmati kebersamaan dibawah selimut tipis. Yang lebih muda sedang memainkan rambut panjang kekasihnya, membuatnya jadi belah tengah, belah pingir, menyampir ke telinga dan terakhir membuat air mancur tepat di pucuk kepala. Joshua terkikik melihat hasil karyanya kemudian dia merangkak ke atas tubuh Vincent dan mencium kening yang lebih tua.

"Kak.. yang tadi jangan ya. Kakak ga boleh ngikutin jalan hidup aku. Aku yang pelan-pelan berusaha terbiasa dengan lingkungan kakak,” ujar Joshua perlahan.

"Kakak jalanin apa yang adek mau, asalkan Adek janji akan cerita semuanya ke kakak," jawab Vincent.

Joshua mengangguk dan merebahkan kepalanya di dada bidang, sebelah tangan Vincent berada pada lekukan diatas bungkahan empuk sedang sebelahnya bermain-main di helaian rambut kelam. Mata elang itu tiada melepaskan padangannya pada terkasih.

"Kak.. kenapa kakak bisa suka aku?" tanya Joshua lirih.

"Cause you're too sexy beautiful~,
And everybody want to taste,
that's why.. that's why ~~" Vincent bersenandung.

"Kaaak.. beneran nanya aku tu," cebik Joshua kesal.

Vincent tertawa rendah dan menarik tubuh kekasihnya keatas hingga wajah keduanya sejajar, pergerakan yang menyebabkan kedua privasi mereka bergesekan, menghantarkan setrum keseluruh tubuh. Namun rangsangan itu mereka abaikan karena terlalu dilingkupi dengan hangatnya perasaan.

"Beneran sayang. Don't you realise that?
Dari awal saat melihat Joshua di pesta, Kakak sudah tertarik. Namun karena berpikiran Joshua sudah bersama Jimmy maka kakak jaga jarak. Mungkin alam sadar kakak mengenali sosok bocah dengan senyum kelinci dari masa lalu," jawab Vincent kemudian.

Joshua tersenyum manis, sebuah pemandangan yang akan selalu terpatri dalam benak kekasinya. Dia lalu merebahkan kepalanya dalam ceruk leher kekasihnya dan menghirup wangi maskulin yang menguar. Mereka cukup lama berdiam diri menikmati kenyamanan hingga dering ponsel Vincent memecah keheningan. Empunya ponsel mengambil gadget diatas nakas dengan tangan tetap melingkar pada pinggang sang kekasih. Rupanya panggilan dari Agustinus yang meminta mereka bergabung makan bersama sebelum dia kembali esok pagi.

.

Disebuah rumah makan pinggir pantai, mereka berlima makan bersama, Vincent, Joshua, Agustinus, Demi dan Risda. Selama makan tersebut Joshua dibuat kesal oleh tingkah laku Risda yang selalu berusaha menarik perhatian Vincent. Mulai dari sering menunduk rendah memperlihatkan belahan dadanya, memanggil-manggil nama Vincent dengan nada dibuat-buat hingga berusaha menyuapi pemuda tampan tersebut.

Yang Joshua tidak sadari justru bagaimana Vincent menikmati kecemburuan kekasihnya yang terlihat jelas. Sedari tadi Vincent memang tidak menanggapi, dia sedang berusaha menahan dirinya agar tidak menerkam kesayangannya ditempat umum yang dia tau akan membuat Joshua marah dengan adanya pamer kemesraan.

Sebenarnya sosok Risda adalah orang yang sangat dekat dengan Vincent. Jika dirinya memiliki Jimmy, maka Demi dengan Risda. Tak terhitung berapa malam Risda sering menginap di rumah besar, Risda sendiri sudah menganggap Vincent sebagai adiknya sendiri. Kedua gadis itu memang suka berpakaian sekenanya, jika Demi suka dengan hotpants yang memamerkan tungkai jenjangnya, maka Risda lebih banyak memakai atasan kekurangan bahan. Tadi saat Vincent menolak disuapi Risda, bahkan Agustinus menjadi heran dan langsung melihat lurus-lurus kearah pemuda manis yang merengut disebelah Vincent. Selesai makan Agustinus menarik Vincent ke tempat yang lebih sepi.
  
  
"Vin, aku sudah boleh bilang ke Rama ya?" tanya yang lebih tua.

"Boleh banget kak, aku yakin Kak Rama pasti setuju."

"Kamu sudah nyaman dengan yang sekarang kan?"

One Love | 15 - 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang