1. Love All (kosong - kosong)

6.3K 347 32
                                    

Bangunan berbentuk lumbung dengan dinding kaca itu terlihat terang benderang di langit malam. Lampu-lampu berwarna kuning beserta hiasan menyambut tahun baru menyemarakkan Cafe yang terletak di pinggir jalan raya tersebut.

Vincent mengemudikan mobil dua pintunya memasuki parkiran, meninggalkan mobil dalam keadaan menyala di lobby pada pegawainya yang sudah menyambut di depan. Dia dapat melihat rangkaian bunga yang dikirimkan dari kolega dan lainnya sudah berjejer apik didepan cafe, Vincent tersenyum membacanya satu per satu.

Saat memasuki bangunan, semua mata pengunjung cafe segera menoleh memperhatikan dirinya. Vincent tersenyum menyapa mereka sembari terus berjalan ke bagian belakang, tempat diadakannya pesta ulang tahun dirinya.

Vincent adalah pemuda yang lahir dan besar di kota kecil tersebut, dia bukanlah orang sembarangan. Selain kekayaan keluarganya yang membuat namanya dipandang, dia pun memiliki prestasi luar biasa. Vincent adalah anak kelima dari keluarga Sanjaya, kakeknya merintis usaha obat dimulai dari berjualan berkeliling dengan sepeda hingga akhirnya saat ini mereka memiliki pabrik obat ternama dan bahkan mengembangkan ke bisnis kemana-mana termasuk pabrik makanan, rumah sakit, restauran dan hotel.

Sebagai anak terakhir, Sang Ayah memberikan previllage berbeda dari kakak-kakaknya. Jika keempat saudaranya sejak kecil ditempa untuk meneruskan kerajaan bisnis keluarga, maka Vincent justru dibebaskan mengikuti passion-nya asalkan fokus dan menjadi yang terbaik. Ayah dan ibunya selalu memberikan alasan bahwa Vincent adalah "bonus" dalam keluarga mereka. Bagaimana tidak, saat itu Sang Ibu telah menggunakan kontrasepsi karena memiliki empat anak sudahlah cukup, rupanya benih Vincent sangat gigih hingga kemudian lahirlah sosok tampan berparas malaikat.

Prestasi Vincent membawa namanya terkenal di nusantara bahkan ke dunia internasional. Sejak lulus SMP di kota asalnya, Vincent menyelami olahraga tenis secara intensif di pusat pelatihan di Jakarta. Mulai dari pertandingan lokal, nasional hingga akhirnya menjadi satu-satunya petenis nasional yang pernah menjejakkan kaki di lapangan Grand Slam.
  
   
Kembali ke acara hari ini, saat Vincent menjejakkan kaki dibagian belakang bagunan di dominasi dinding kaca tersebut, seluruh tamu undangan menyambutnya dengan meriah. Vincent menyapa satu per satu temannya dan menerima ucapan selamat ulang tahun beserta dia harapan mereka.

Vincent berjalan kearah depan dimana sebuah standing mic disebelah kue ulang tahun telah tersedia. Dipandu oleh MC, Vincent meniup lilin dengan iringan lagu meriah dari undangan kemudian dia memotong kue dan menyerahkan potongan pertama kepada Jimmy, sahabat setianya sejak kanak-kanak. Lepas itu, para tamu undangan berpencar mengisi piring mereka dengan sajian buffet yang sudah tersedia.

Semua tamu undangan membawa serta plus one / pasangan dalam pesta Vincent, tak terkecuali dengan Jimmy datang bersama seorang pemuda manis yang belum pernah Vincent lihat sebelumnya. Vincent yang terkenal ramah segera dikerubung oleh beberapa tamu undangan yang mengajaknya berbincang-bincang ringan hingga akhirnya Vincent diselamatkan oleh Jimmy yang menariknya ke meja mereka.

"Kamu mau makan apa? Aku ambilkan," tawar Jimmy.

"Apa aja Jim, kamu yang terbaik," jawab Vincent dengan cengiran kotak sembari mengambil gelas dari waiter yang lewat dekat dirinya.

Jimmy bergegas menuju meja buffet dan mengisi dengan menu yang sudah pasti Vincent sukai, keduanya sudah saling mengerti layaknya mengenal diri sendiri. Vincent melihat sekilas kearah plus one Jimmy yang kebetulan sedang melihat kearahnya.

"Hi, aku Vincent. Kamu?"

"Joshua.. Selamat ulang tahun kak," ujar pemuda tersebut menyalami Vincent.

Baru saja Vincent akan membuka mulut melanjutkan percakapan namun Jimmy sudah keburu kembali ke meja mereka membawa makanan setumpuk dalam piring.

"Jim, kamu mau kasih makan orang sekampung?" canda Vincent.

One Love | 15 - 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang