17 . Karaoke

1.1K 165 17
                                    

Di dalam kamar Jimmy menumpahkan tangisannya di dada sang sahabat. Sejak berpisah dengan Agust, belum pernah dia merasakan sakit yang menusuk seperti ini. Tadi tanpa sengaja mendengar berita dari seorang kolega bahwa keluarga Sanjaya baru saja membooking sebuah gedung pertemuan elit untuk mengadakan pernikahan anak pertama mereka secara besar-besaran. Jimmy selalu berusaha merelakan cintanya yang kandas, tak pernah sedikitpun stalking medsos maupun sekedar bertanya kepada sahabatnya tentang kabar Agustinus.

Vincent menepuk-nepuk punggung sempit Jimmy sembari membisikkan kata menenangkan. Dirinya ingin menceritakan sesuatu, namun menunggu Jimmy dapat tenang terlebih dahulu. Hingga akhirnya setelah sejam berlalu tangisan Jimmy mereda, Vincent mengulurkan sebotol air mineral yang diminum perlahan oleh Jimmy.

"Mau makan sesuatu? Pizza? Chococake?" tanya Vincent namun yang ditanya hanya menggeleng lemah. Maka Vincent menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan.

"Ada yang ingin kuceritakan walau sebenarnya kamu ga boleh tau ini. Kak Agust juga sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi dari hubungannya denganmu. Aku kasih tau ini murni karena kamu sahabatku. Cerita mengenai kak Demi," Jimmy hanya diam membiarkan Vincent melanjutkan ceritanya.

"Kau sudah tau calon kak Agust?" yang ditanya menggeleng.

"Kak Risda, Jim. Sudah dapat benang merahnya?" namun pemuda didepannya masih juga menggeleng.

"Kak Demi dan Kak Risda saling mencintai, tapi kakak tidak pernah sekalipun mengungkapkannya dalam keluarga, dia tidak ingin melalui hal yang sama seperti Kak Agust. Kak Agust yang ingin menjalani hidup denganmu meminta restu baik-baik, justru dipisahkan oleh Papi.

Namun akhirnya Kak Risda memilih pergi ke US, dia meninggalkan Kak Demi agar Kakak menemukan pasangan yang akan disetujui oleh keluarga. Namun kau tau sendiri, jika berkaitan dengan hati, bisa apa kita?

Bulan Maret lalu saat aku di Miami, Kak Demi dan Kak Agust memanfaatkan pertandinganku untuk bertemu Kak Risda, mereka merencanakan skenario ini. Setidaknya mereka bertiga mendapatkan benefit dari kesepakatan."

Vincent berkata panjang lebar dan sedikitnya ada yang dapat diterima Jimmy, sekarang pemuda berkulit pucat itu mulai tampak memperhatikan sahabatnya.
  
 
"Kak Agust harus menikah, tetapi dia tidak ingin menyeret orang tak bersalah ke dalam pernikahan yang dia tau dia tidak akan bisa mencintai pasangannya. Di sisi lain, Kak Demi ingin hidup bersama Kak Risda. Kupikir ini adalah ide paling brilian yang dapat mungkin terjadi.

Lagipula Papi tak akan mungkin menolak Kak Risda masuk dalam keluarga. Bisnis keluarga Kak Risda bahkan mampu mengimbangi bisnis Papi," Vincent akhirnya mengungkapkan semuanya.
 
  
"Jim, kamu sahabatku. Aku ingin kamu mendapatkan yang terbaik. Kak Agust juga benar-benar berharap pada kebahagiaanmu Jim. Dia sudah tidak bisa menjadi sumber tawamu, maka dia tak ingin menjadi sumber tangismu," lanjut Vincent kemudian.
  
 
"Vin, pesenin Pizza yang banyak, aku mau makan aja, ga mau mikir berat-berat. Sama tiramisu juga sekalian," ujar Jimmy cepat.

"Call."

Vincent menyetujui tanpa jeda dan langsung membuka aplikasi pesan makanan online, mengorder dua loyang pizza ukuran besar, moza stick, ice cream, tiramisu dan botol soda ukuran besar. Sembari menunggu makanan datang, kedua sahabat itu bermain game online.
  
.

Menjelang malam, duo sohib berkumpul di ruangan Rama, sedang mempengaruhi lelaki bongsor itu agar ikut ke karaoke dengan mereka. Joshua bahkan sudah diminta Vincent untuk bergabung langsung di lokasi. Akhirnya Rama setuju, saat meminta ijin pada Sonny, justru suaminya itu ingin ikut serta. Mereka bertiga berjalan melintasi lobby hotel dan berhenti saat berpapasan dengan Yoonji yang baru datang naik taxi.

One Love | 15 - 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang