6 . one step forward, two steps back

1.5K 219 31
                                    

Di pagi hari, Vincent sering menemani dan mengajak Joshua berbicara saat pemuda itu menyiapkan kopi di rumahnya. Vincent sudah banyak mengetahui informasi mengenai Joshua, seperti ayah pemuda itu yang meninggal dunia dua tahun lalu dengan ibu yang tidak bekerja. Membuat mereka harus pintar-pintar mengelola harta peninggalan sang ayah untuk kehidupan sehari-hari.

Joshua memiliki seorang adik laki-laki bernama Jasper yang masih berkuliah, uang hasil kerja Joshua dipakai untuk biaya kuliah adiknya. Jasper sendiri juga bekerja sampingan sebagai DJ radio, di akhir pekan biasanya dia akan mengambil side job sebagai MC maupun wedding singer. Vincent sungguh takjub dengan kehidupan yang dijalani Joshua. Dimana dirinya praktis tidak pernah mengalami kendala kondisi keuangan.
  
   
  
Di suatu sore saat Vincent sedang berada di cafe, dirinya tidak sengaja mendengar percakapan Joshua yang sedang menelpon di belakang cafe. Dari yang dia tangkap, Joshua meminta waktu kepada orang diujung sambungan untuk menunggunya gajian untuk membayar keperluan kuliah praktek lapangan. Vincent bergegas menemui Bambang dan bertanya nomor rekening Joshua yang terdaftar kemudian mentransfer sejumlah uang kedalamnya.

  
  
Esok paginya, Joshua datang ke rumah Vincent dengan muka masam bahkan di sapa malahan diam saja.

"Kak Vincent, nanti bisa ketemu sebentar selesai sarapan? Tapi sekarang aku kerja dulu," satu-satunya perkataan Joshua kepada Vincent.

Pemuda tampan bingung dengan kelakuan Joshua, padahal biasanya mereka akan ngobrol santai sembari yang lebih muda bekerja. Maka Vincent hanya bisa menutup mulutnya baik-baik. Selesai sarapan, mereka bertemu di halaman belakang, keduanya duduk di bangku taman dengan canggung. Joshua masih belum juga bersuara namun gesture-nya menandakan suasana hati yang buruk, Vincent hanya bisa menunggu karena dari tadi tidak diacuhkan.
  
 
"Kak, kenapa kakak transfer uang banyak ke rekening aku? Kakak mau aku numpuk utang semakin banyak ke kakak? Ini sudah aku tarik semua, aku kembalikan," ujar Joshua mengulurkan amplop tebal kepada Vincent.

Vincent bingung dan merasa sakit hati. Apa yang salah dengan uluran tangannya bahkan hingga membuat Joshua bersikap memusuhinya.

"Josh, maaf aku menyinggungmu. Aku cuma mau bantu aja kemarin tidak sengaja dengar kamu lagi butuh untuk biaya kuliah praktek," jawab Vincent hati-hati.

"Kita bisa mengatasinya kak, cuma ga sekarang," jawab Joshua sengit.

"Butuhnya sekarang kan? Kalau aku kirimnya kebanyakan, kamu pakai dulu secukupnya, nanti kalau sudah ada baru kembalikan padaku," Vincent berkata lirih, takut membuat landak di depannya menyengat kembali.

Joshua tampak bimbang, dia memang membutuhkan uang untuk adiknya dan bantuan Vincent satu-satunya yang dia terima. Setelah menimbang beberapa saat, akhirnya Joshua bersuara kembali.

"Kak, aku pakai dulu sekitar seperlima-nya. Aku kembalikan segera setelah gajian," Joshua membuka amplop dan mengambil sejumlah uang kemudian mengulurkan amplop tebal kembali.

Vincent hanya bisa menerimanya dengan perasaan terluka. Di kehidupannya, permasalahan uang bukanlah hal besar. Saat ini dia merasa tidak dihargai, Vincent jadi berfikir apakah Jimmy juga mengalami hal yang sama dengan pemuda di depannya.

"Terima kasih kak, aku pulang dahulu," ujar Joshua sebelum berlalu.
  
  
Kepala Vincent berat, hatinya sesak, rasanya seperti ditolak padahal belum juga mengutarakan perasaannya. Dia kesal dan memutuskan untuk ke lapangan baseball sekedar untuk mengayunkan bat. Vincent menyalurkan emosinya dengan memukul kencang setiap bola yang datang dari mesin peluncur bola otomatis.
  
   
.
   
   
Keesokan harinya Vincent tidak menemui Joshua di pantry dan juga tidak datang ke café bahkan hingga hari keberangkatannya kembali ke turnamen. Joshua terkaget pada suatu pagi tidak melihat Vincent di rumah, dari Bi Milah dia tahu bahwa Vincent sudah berangkat bertanding kembali. Ada rasa sedih meremas hatinya, tapi Joshua tahu diri. Siapalah dirinya sampai mengharapkan Vincent pamit, memberitahunya saat akan pergi.
   
  
.
  
  
Vincent baru saja bersalaman dengan Roger Federer, dia mengalami kekalahan telak di semi final dari salah satu pemain terbaik dunia. Sedari awal Vincent tidak menargetkan apa-apa setelah tau akan berhadapan dengan Ranking 1 ATP selama bertahun-tahun. Dia hanya ingin memberikan yang terbaik agar dapat mengenang secara bangga moment dimana dia berhadapan dengan idolanya.

One Love | 15 - 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang