Vincent terbangun sendirian, rasanya pagi ini terlalu sepi untuknya. Biasanya dia akan mendengar suara gemericik air dari kamar mandi atau suara Joshua di pantry, namun semua itu tidak ada. Vincent segera menarik dirinya berkeliling rumah mencari sosok sang kekasih, masih belum menemukan. Dengan gegabah kembali ke kamar dan memencet speed dial nomor Joshua, Vincent mencelos saat mendengar suara ringtone ponsel yang tidak jauh darinya. Dirinya blingsatan mengambil ponsel yang terletak di nakas disisi kasur Joshua. Jarinya tremor membuat ponsel milik Joshua yang masih berdering itu jatuh ke atas kasur.
Butuh waktu beberapa menit hingga akhirnya Vincent dapat menenangkan diri. Perlahan Vincent membuka ponselnya dan mendapatkan sebuah pesan singkat dari Joshua berbunyi,
“Please come back to where you belong.. kembalilah pada keluargamu.
You don’t need to worry about me anymore dan jangan mencariku.”
Vincent kalut, melihat kembali ke nakas dimana terletak cincin dan gelang pasangan mereka yang ditinggalkan oleh Joshua, dia pun menangis histeris. Kekhawatiran yang selama ini menghantuinya terbukti benar. Joshua memang menjauh darinya hanya tinggal menunggu waktu. Dengan sisa kekuatan, Vincent menghubungi Jimmy memintanya agar segera datang.Tangis menyanyat Vincent mengutarakan dengan jelas perasaan yang dideritanya. Joshua telah begitu dalam terpatri direlung hati, mereka telah menjalani kebersamaan yang cukup lama dan Vincent sudah sampai titik percaya bahwa mereka akan bersama selamanya. Mereka pun sudah sering membahas kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Vincent menyangka bahwa dia sudah cukup meyakinkan sang kekasih agar tetap disisinya apapun yang terjadi. Bahkan setelah Joshua meminta untuk memiliki Vincent secara absolut dan tentu saja dengan sukarela telah dia berikan, namun kenyatannya Vincent tetap ditinggalkan sendirian. Joshua telah membuangnya..
Menjelang malam, Vincent sudah dapat ditenangkan. Saat ini sudah rapih dan berada di dalam mobil bersama Jimmy mengantarkannya ke rumah Joshua setelah tidak berhasil menghubungi nomor Jasper dan Bunda Sofia. Sesampainya disana rupanya rumah itu pun sepi, Jimmy bertanya kepada tetangga karena Vincent hanya membatu di depan pagar. Tetangga memberitahu bahwa keluarga itu telah pindahan dengan membawa barang-barangnya sejak dua minggu yang lalu, yaitu saat Vincent masih mengikuti turnamen. Namun tidak ada yang mengetahui kemana keluarga itu pindah.Jimmy menarik badan kaku Vincent ke dalam mobil dan kembali melaju ke rumah pribadi Vincent. Pemuda itu hanya diam saja dengan pandangan kosong, tidak mau makan dan tidak mau minum. Jimmy yang khawatir memutuskan untuk menginap dengan menyembunyikan kunci rumah khawatir Vincent akan keluar sendirian di malam hari.
Keesokan pagi Jimmy bangun melihat Vincent sudah rapih dan terlihat tidak tidur semalaman, Vincent meminta kunci rumah karena dia ingin ke kampus Jasper mencari informasi sang adik disana. Jimmy memaksa agar Vincent menunggunya agar bisa dia antarkan. Sesampainya di kampus, Vincent langsung menuju bagian administrasi, dia perlu mengkonfirmasi salah satu kecurigaannya dan benar, ternyata Jasper sudah mengajukan pindah universitas. Terkait kerahasiaan data mahasiswa, sudah tidak ada informasi yang dapat dia peroleh lagi.Sekembalinya dari kampus, Jimmy membawa Vincent menemui Rama, mencari teman bertukar pikiran dan Rama adalah sosok dengan pemikiran dewasa yang cocok untuk situasi ini. Namun betapa terkejutnya Vincent saat mengetahui bahwa Joshua sudah mengembalikan urusan pertandingan kepada Rama.
“Vin, aku minta maaf, saat Joshua mengatakan hal itu, aku benar-benar tidak memikirkan hal terlalu jauh. Aku pikir mungkin.. ah. Maafkan aku, seharusnya saat itu aku langsung menghubungimu—“ belum selesai Rama berbicara Vincent sudah kembali menangis.
Jimmy berusaha menenangkan kedua pihak, Rama merasa bersalah kepada sosok yang telah dianggapnya sebagai adiknya sendiri. Vincent benar-benar terpukul, bahkan Joshua sudah mempersiapkan semuanya tepat di depan matanya. Rama kembali menjadi manajer, kepindahan rumah dan bahkan kuliah Jasper. Vincent belum pernah merasa kehilangan sebesar ini, dia belum pernah benar-benar mencintai seseorang hingga bertemu dengan Joshua.
Selama seminggu kedepan Vincent tidak mau makan, dia hanya tiduran di sisi kasur Joshua dengan memeluk bantal yang digunakan manisnya. Seluruh kakak Vincent bahkan Mami telah bergantian datang mengunjunginya. Membujuknya untuk makan dan berhenti bersedih. Vincent hanya mau makan jika disuapi oleh sang Ibu, memang tidak ada yang dapat mengobati luka selain kasih sayang Ibunda.
___
Dua minggu lagi seharusnya Vincent sudah kembali ke turnamen, Rama telah mempersiapkan diri kembali menjadi manajer dan menitipkan hotel kepada tangan kanannya. Namun Vincent masih belum dapat menguasai dirinya sendiri, berkali-kali terbawa emosi hingga tidak fokus pada latihan. Tidak sedikit Vincent terkena bola dilapangan membuat permukaan kulitnya lebam disana sini.Pada hari keberangkatannya, Rama tidak menemukan sosok sang atlet di Bandara sesuai kesepakatan, berkat bantuan Jimmy mereka mendapatkan Vincent yang bergelung mengenaskan di kamar dalam rumah pribadinya dikelilingi begitu banyak botol minuman keras. Jimmy sontak terkejut takut sesuatu yang buruk menimpa sahabatnya, berlari mendekat dan menghembuskan napas lega saat mendapatkan Vincent hanya sedang tertidur dengan jejak air mata yang jelas. Sejak kejadian itu, setiap malam Vincent tidur ditemani secara bergiliran, ada Rama, Jimmy, Kiming, Agustinus, Habibie dan juga Gunawan, manajer baru Vincent.
Vincent pun akhirnya membatalkan kepesertaannya pada turnamen itu dengan dalih cedera. Rama dan Jimmy mendampingi Vincent melewati masa sulit, mereka hanya tidak ingin Vincent bertindak gegabah. Sebulan kemudian, akhirnya Vincent dapat kembali berlatih di lapangan, kepalanya sudah mulai jernih sehingga dapat mengikuti instruksi Coach Ed. Rama mengusulkan pada pertandingan kedepan agar Vincent sudah mempunyai kandidat manager baru, sekalian masa percobaan dengan pendampingan Rama. Dengan saran sana sini, akhirnya Vincent menyetujui saran Jimmy menjadikan sepupunya sebagai manager berikutnya pada pertandingan selanjutnya.
Secara diam-diam, Jimmy mengirim Detektif untuk melacak jejak Joshua. Sang Penyelidik berhasil mengetahui lokasi keberadaan Joshua namun ketika dia menyampaikannya kepada Vincent, tiada reaksi yang dia peroleh. Vincent hanya menatap Jimmy dengan pandangan kosong.Namun di malam harinya, Jimmy terusik dari tidur mendengar suara gemericik air yang tiada henti. Dengan reflek meraba sisi kasur disebelah dan mendapati kekosongan. Dia pun langsung terduduk dengan mata menyalang, tergesa Jimmy menuju sumber suara air dan seketika mencelos mendapatkan Vincent meringkuk dibawah guyuran air. Jimmy segera mengambil handuk besar yang tergantung dan mematikan air, dia menyelimuti tubuh kaku yang begitu dingin. Vincent kehilangan kesadaran diri, bibirnya telah membiru, entah berapa lama sahabatnya itu berada dibawah air mengalir.
Walaupun kecil namun Jimmy berotot dan kuat membopong Vincent ke atas ranjang. Jimmy berusaha tenang dan segera menelpon Habibie untuk mendapatkan instruksi pertolongan pertama pada hipotermia. Beruntung Habibie mengangkat telpon, sang Dokter segera berlari dari dalam kamar masih mengenakan piyama menuju garasi untuk mendatangi adiknya, diapun tiada henti memberikan petunjuk kepada Jimmy apa yang perlu dilakukan.
.
"Mau bunuh diri jangan di dekat aku!" maki Jimin esok paginya.
"Ga Jim, semalam cuma mau mendinginkan kepala, taunya malah pingsan. Untung ada kamu, terima kasih ya.."
>>>
12.03.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love | 15 - 0
Fanfiction(Fin) Homophobic ⛔ Go Away! ~ One - Love ... 15 - 0 kata yang sering terdengar olehnya hingga dapat merasakan cinta yang sesungguhnya. ~ bxb AU Lokal KTH | JJK Tae!Top Others couple. Written : 24 Jan - 15 Mar 2020 #9 in vkook - 13 Feb 2020