20 . 2!3!

1K 142 22
                                    

Dalam penerbangan kembali ke Indonesia, sepasang love birds sedang bersenda gurau. Mereka membahas Bon Voyage Season 4 yang baru saja mereka tonton bersama. Dimana BTS berlibur ke New Zealand, bermain olah raga ekstrim, camping, memancing dan sebagainya. Kedua pemuda itu selain tertawa dengan tingkah laku 7 idolanya, mereka juga dengan serius membahas interaksi dua kapal favorit mereka. Bagaimana Taehyung dan Jungkook begitu “berisik” dengan interaksi yang terang-terangan serta Namjoon dan Jin yang terlihat kalem namun sebenarnya menunjukkan banyak interaksi yang nyata. Serta Jimin dan Yoongi yang mencuri-curi perhatian. Sedangkan Hoseok.. biarkan dia dengan yang menulis cerita ini.

Keduanya berada dalam perjalanan kembali dari ATP 250 dimana Vincent meraih penghargaan utama. Jika sedang tidak bercanda dengan Joshua, Vincent mudah merasa resah karena hal membahagiakan yang baru diraihnya masih tidak sebanding dengan kekhawatiran mengenai apa yang menantinya di Indonesia. Pernikahan Agustinus. Vincent memikirkan perasaan sahabatnya dan dia bahkan sudah menyiapkan berbagai jurus untuk menghadapi Jimmy yang siap meledak kapan saja.

Terkait Jimmy, Vincent sudah mengetahui bahwa yang membuat Joshua bertindak hal diluar kebiasaan karena merasa insecure yang disebabkan kebersamaannya dengan Jimmy. Joshua merasa jurang diantara mereka terlalu jauh kala Vincent bergaul di lingkungannya dan membahas hal-hal yang hanya mampu dilakukan kalangan berada. Seperti cerita mengenang saat kecil mereka ketika berlibur ke Jepang untuk bermain ski dan dengan alasan ingin melihat Ultraman maka negara itu yang dipilih.

Juga saat Vincent tidur memeluk Jimmy dengan erat, sebuah kebiasaan yang tak pernah dipermasalahkan oleh Jimmy maupun Vincent, namun ternyata pemandangan itu menyayat hati Joshua hingga berdarah-darah. Membuat Vincent berikrar pada diri sendiri tidak akan membiarkan dirinya terlelap dengan orang lain selain Joshua.
  
  
Sesampai di kota asal mereka, Joshua diantar ke hotel Rama untuk berganti pakaian. Mereka akan datang bersama Sonny dan juga Nona Park yang sudah menjadikan kamar hotelnya sebagai hunian, sedangkan Vincent langsung menuju gedung pertemuan untuk bersiap. Sesampainya disana, parkiran gedung telah dipenuhi dengan beraneka warna mobil sport, mobil-mobil tersebut adalah teman-teman di Club Mobil Risda dimana dia tergabung sebagai member aktif. Mereka bersepakat datang ke pernikahan sekaligus mengadakan event Meet Up.

Vincent segera memasuki ruang rias, mencari kedua orang tuanya dahulu sebelum berganti pakaian. Setelah bersalin, dirinya duduk di depan kaca besar bersebelahan dengan Habibie, keduanya dirias make up sederhana agar tidak terlihat pucat di kamera dan segar pada pencahayaan dalam ruangan. Vincent meminta rambut ikal yang sudah memanjang agar dibiarkan tetap terurai, sedangkan Habibie menyibak poninya keatas menampilkan dahi indahnya.

“Dek, beneran kamu ga bawa siapa-siapa hari ini?” tanya Habibie disela kegiatan MUA mendandani mereka.

“Bener Kak, kan biar bisa nemenin kak Habibie,” jawab Vincent tersenyum kotak.

“Dasar kamu, pinter banget cari alasan. Jimmy gimana Vin?” timpa Habibie.

“Jimmy tetap mau datang kak, nanti ditemani Joshua. Jimmy mau tunjukkin ke Papi kalau dirinya kuat, ga semudah itu disingkirkan,” jawab Vincent.

“Semoga Jimmy segera menemukan kebahagiannya,” Habibie mengharapkan hal yang terbaik untuk sahabatnya.

Di sudut ruangan tampak Demi yang sudah berdandan cantik dengan pakaian menawan membalut tumbuh indahnya, wajahnya terlalu menunjukkan kegusaran yang melanda dirinya, maka Vincent mendekat dan memeluk kakaknya, tiada henti menyebutkan hal-hal manis yang dapat menenangkan. Dering ponsel menyela keduanya, rupanya dari pasangan pura-pura Demi yang merupakan sahabat Risda mengabarkan sudah berda di lokasi. Vincent menemani Demi hingga bertemu dengan pasangannya lalu mencari keberadaan Habibie menuju lokasi prosesi.
  
.

Tamu undangan sudah memenuhi deretan kursi, anak-anak keluarga Sanjaya sudah memenuhi kursi deretan depan, karpet merah tergelar ditengah-tengah siap menyambut calon pengantin wanita dimana Agustinus telah menanti di penghujung. Saat mempelai menginjakkan kaki diujung merah, alunan lagu berubah, Risda berjalan berdampingan dengan Sang Ayah diikuti tiga anak kecil yang menaburkan bunga dibelakangnya. Tuan Besar Sanjaya tersenyum bahagia kala Agustinus menerima tangan Risda dari Ayahnya, kemudian prosesi khidmat pun dimulai.

Selesai dari upacara yang menyatukan kedua insan, pengunjung bergerak ke hall yang lebih besar dimana sajian makanan dan meja bundar dengan kursi yang mengelilingi sudah tertata rapih. Sang Pengantin mengambil foto terlebih dahulu, mulai dari foto berdua, foto dengan keluarga hingga dengan seluruh keluarga besar.

Selesai photo session Vincent melirik jam tangannya, masih ada waktu 10 menit sebelum Joshua dan yang lainnya sampai. Dirinya terjebak dalam obrolan keluarga besar, biasanya Vincent cukup dapat menikmati moment seperti ini, namun dirinya sungguh khawatir dengan kondisi sahabatnya nanti. Vincent sudah membujuk Jimmy agar tidak hadir, namun Jimmy begitu keras kepala. Vincent juga khawatir dengan reaksi kakak pertamanya.

Berkali-kali Vincent melirik kearah pintu masuk hingga akhirnya munculah sosok yang ditunggu, mata tajamnya mengawasi dari jauh bagaimana Jimmy, Joshua, Rama, Sonny dan juga Yoonji mengisi antrian untuk bersalaman dengan pengantin. Joshua menjalankan perannya dengan baik, dia mengajak Jimmy berbicara sedari tadi, tidak jarang Jimmy terlihat tertawa menanggapi gurauan yang dilemparkan.
  
Vincent memandangi kekasihnya dari jauh, bagaimana tubuh tinggi semampai dibalut all black suit dengan hiasan emas di tengah dada dan poni Joshua yang ditata rapih ke belakang. Di mata Vincent terlihat cantik sekali, manis sekaligus maskulin. Saat Joshua tertawa lepas, Vincent terhanyut pada gigi kelinci yang menyembul dan dihiasi dua lesung dengan pipi kiri lebih berceruk. Vincent masih terus mengagumi masa kini dan masa depannya hingga tiba di tepi panggung.

Saat akhirnya Jimmy menginjakkan kaki di panggung utama, seketika aura dalam ruangan besar itu menjadi mencekam. Habibie sudah mendekat kepada Vincent yang berdiri tidak jauh dari tepi panggung. Vincent menahan napasnya saat Jimmy berhadapan dengan Agustinus, wajah mempelai pria terlihat mengeras menahan segala emosi yang dapat tumpah kapan saja, sedangkan Jimmy berusaha tersenyum. Yang lebih muda memeluk lembut mantan kekasihnya, Vincent dapat melihat bulir bening yang mengaliri pipi mochi, ada sedikit percakapan disana hingga akhirnya Jimmy melepas pelukan dan bergeser.

Risda memeluk Jimmy begitu erat, terlihat bibirnya mengucapkan maaf berkali-kali. Vincent tau bahwa sahabatnya itu sudah berada diujung tanduk, dengan cepat Jimmy melanjutkan menyalami Tuan dan Nyonya Besar Sanjaya. Vincent benar-benar salut kepada keteguhan Jimmy, bagaimana dia dapat menghadapi Papi dengan wajah manisnya dengan senyuman terkembang.

Begitu menuruni panggung, Joshua menarik Jimmy kearah pintu samping dimana Vincent sudah menunggu. Vincent meraih tangan Jimmy dibalik pintu, kemudian Joshua kembali ke dalam ruangan. Kedua sahabat itu berjalan kearah elevator yang akan membawa mereka ke kamar yang telah di booking Vincent. Baru saja pintu lift tertutup, Jimmy menangis keras di dada Vincent. Tubuhnya bergetar hebat, suara tangisan yang begitu menyanyat hati memenuhi ruang persegi yang sempit itu. Vincent memapah sahabatnya ke dalam kamar dimana Jimmy kembali menumpahkan semua kesedihannya.
  
   

  
>>>
   
 
10.03.2020

One Love | 15 - 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang