🐠 Enam Belas

1.8K 264 23
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]



















Senin, 8 Juli 2019









“Lo mah tiga hari main ke Tulamben gak ngajakin gue, sialan!”

Junho nyengir lebar, begitu ucapan Minkyu itu sampai ke telinganya. Ngomong-ngomong, ini masih pagi dan si Kim itu sudah datang ke villa milik kakeknya di mana ia ikut Yunseong untuk menginap di sini—dengan tujuan yang tak mau Junho repot-repot cari tahu.

“Ya lo juga sih, pake segala bawa si Keumdong. Nanti ujung-ujungnya, gue juga yang ikut diamuk sama anak lo,” Junho menyahut tak mau salah.

Minkyu mendengus malas. Lelaki tinggi itu lalu menghampiri Junho dan ikut duduk santai di salah satu kursi kayu yang ada di teras. Di atas meja di depan kursi kayu itu, ada sebotol air dingin dan secup popmie. Minkyu sebenarnya ingin mengomentari menu sarapan si lelaki Cha itu, namun urung begitu ia ingat jika ia punya tujuan lain datang menemui Junho pagi ini.

“Bang Yunseong mana?”

“Di dalam tuh, ngurusin kerjaannya,” jawab Junho acuh, lalu meraih cup popmie dan bersiap menyantap isinya, “sekalian prepare, mau keluar lagi.”

“Karangasem lagi?”

Junho mengendik, lalu menyuap mie ke dalam mulutnya sebelum menjawab pertanyaan Minkyu, “gak tahu, tapi kayaknya bakal ke Singaraja juga.”

“Anjir, keliling Bali.”

Junho mengangguk malas, “asal gak ke Gondol aja. Cape gue ngikut dia ke sana ke mari.”

“Cape apaan, setan? Lo kan gak ada kerjaan.”

“Ya terus, lo pikir bengong doang enak gitu? Ck, gue bukan dia ya yang menikmati hidup dengan cara bengong.”

Junho melanjutkan makannya, membuat Minkyu mendengus kecil. Lalu, lelaki Kim itu mengajukan sebuah pertanyaan yang sukses membuat si Cha mendelik tajam padanya, “gue ikut, ya?”

“Elo ikut?” Minkyu mengangguk dua kali, “no! Kalo sama Keumdong!”

Lalu, lanjutannya sukses membuat Minkyu mendengus lagi, “ke Karangasem juga belum tentu ke tempatnya si Mini.”

Junho menyuap lagi mie ke dalam mulutnya, lalu mengunyahnya cepat dengan tangan yang bergerak menunjuk Minkyu dengan garpu plastik, “ke tempat dia atau gak, tuh bocah sialan bakal tetap ngamuk kalo tahu adek lo ikut bang Yunse. Emang lo gak cape apa diamuk terus sama dia?”

“Ya lo diam-diam aja kalo gitu, gak usah kasih tahu dia.”

“Gue gak kasih tahu, si lempeng yang kasih tahu.”

“Hah?”

“Lo gak tahu aja sih, sekarang mereka udah sedekat hari minggu ke senin. Gak kayak dulu yang jauh kayak hari senin ke minggu.”

“Serius lo?”

“Lo gak liat komenan kemarin? Bang Yunse udah berani tuh janjiin jalan-jalan ke tuh bocah hari minggu nanti.”

Minkyu berdecak lalu mengangguk kecil beberapa kali. Merasa kagum juga dengan apa yang sudah si manis Kang itu lakukan pada salah satu seniornya di sekolah dulu. Ia bahkan tidak menyangkah jika hanya dalam waktu satu minggu setelah mereka bertemu secara langsung, Minhee bisa membuat Yunseong menjanjikan sesuatu untuk lelaki itu. Hebat juga bocah Kang itu.

Tapi, lupakan sejenak tentang kelakuan luar biasa anaknya dan Wonjin itu. Ia masih harus meminta—atau mungkin memohon—pada Junho agar ia juga ikut mereka untuk keluar. Karena sungguh, ia bosan liburannya kali ini hanya digunakan untuk diam di kos bersama Donghyun.

[1] PRAKTEK KERJA LAPANGAN || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang