[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
“Kakak ngapain datang ke sini?”
Mengabaikan semua yang ada di kamar asrama, lelaki Kang itu sudah berjalan keluar kamar dan menghampiri Yunseong yang masih berdiri tenang di sisi mobilnya. Lalu, ketika ia tiba di hadapan lelaki bermarga Hwang itu, ia langsung mengajukan pertanyaan itu begitu saja.
“Kamu gak suka saya ke sini?”
Yunseong balik bertanya dan itu sukses membuat ekspresi wajah Minhee mengeruh. Serius, sekarang bukan masalah apa ia senang Yunseong datang ke asramanya atau tidak! Karena yang lebih penting adalah apa tujuan lelaki Hwang itu datang.
“Bukan gak suka,” Minhee menjawab kemudian, “kalo kakak nanya kayak gitu pas kakak datang di hari sabtu atau minggu, aku bakal langsung jawab aku suka banget kakak ke sini. Tapi, sekarang bukan itu masalahnya, kak.”
“Terus apa?”
“Kakak ngapain ke sini?” dan Minhee kembali ke pertanyaan awalnya. Ia masih tak paham dengan Yunseong yang tiba-tiba datang ke asramanya. Lelaki Hwang itu tadi mengatakan jika ia baru selesai rapat, lalu untuk apa dia datang? Bukankah seharusnya ia kembali ke penginapan dan beristirahat? Apalagi dengan kenyataan bahwa lelaki itu kurang tidur semalam dan sangat sibuk hari ini.
“Pengen aja.”
“Pengen aja?”
Demi Tuhan, Minhee rasanya ingin menjambak Yunseong sekarang. Jawaban macam apa itu? Sebenarnya tidak masalah jika Yunseong ingin datang dan Minhee sangat senang jika lelaki itu datang. Tapi, tidak bisakah ia memikirkan keadaaannya juga? Bagaimana bisa ketika Minhee sedang setengah mati mengkhawatirkannya, ia malah melakukan sesuatu atas dasar ‘pengen aja’?
Minhee sudah menatap Yunseong dengan delikan tajam, tapi Yunseong sama sekali tidak peduli dengan tatapan itu. Ia justru mengendik acuh, sebelum membuat gerakan untuk menghampiri Junho dan yang lainnya di asrama sana.
Sayang, niatnya urung ketika si manis Kang menahan pergerakannya dengan meraih lengannya begitu saja. Membuat ia berbalik dan melempar tatapannya pada lelaki manis itu.
“Kak, aku sama sekali gak masalah dengan keinginan kakak buat...”
“Bosen di penginapan.”
Yunseong menyela cepat ketika ia sadar jika Minhee akan kembali dengan kalimat-kalimat panjang tanpa saringnya. Ia harus menghentikannya sebelum Minhee berceloteh panjang lebar yang akan membahayakan dirinya.
“Gak ada siapa-siapa di sana. Minkyu sama pacarnya juga keluar. Jadi apa salahnya kalau saya ke sini?”
Ucapan Yunseong membuat Minhee menghela nafas berat. Lelaki manis itu mengedarkan pandangannya ke sembarang arah sebelum kembali menatap Yunseong dengan tatapan seriusnya.
“Gak ada yang salah kalo kakak ke sini,” ucapnya menjawab pertanyaan Yunseong dengan tenang, “tapi kakak mikir dong! Aku tuh khawatir sama kakak. Semalam lembur terus kerjaannya baru kelar, bisa gitu nekat nyetir sendirian ke sini. Kalo kakak kenapa-napa gimana? Masih untung kalo cuma masuk rumah sakit terus balik, kalo mati?”
Yunseong menelengkan kepalanya, menatap Minhee dengan tatapan datar seperti biasa saat ia menyadari jika masih ada yang ingin lelaki manis di depannya itu katakan. Sementara si manis ikut menelengkan kepalanya, menatap yang lebih tua dengan tatapan polos. Ia lalu mengejerjap lucu, sebelum membuka mulutnya dan melanjutkan kalimatnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] PRAKTEK KERJA LAPANGAN || HwangMini
Fiksi PenggemarCampus' Diary "Jun, kak Yunseong kapan jadi pacar gue?" "Kapan-kapan kalo lo mimpi." "Ih, kok lo jahat, sih, sama gue? Bodoh ah, gue pundung." "He, pundung ya pundung aja. Laporan noh dikelarin buru!" "Ogah. Nunggu kak Yunseong nembak gue dulu!" "HE...