🐠 Tiga Puluh Dua

1.3K 245 35
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]

























Jumad, 2 Agustus 2019








“Loh, kamu gak kerja?”

Sekarang sudah hampir jam dua siang dan Yunseong tengah duduk santai di ruang tengah sambil memainkan ponselnya. Yang tadi itu, Sejeong yang baru datang bersama dengan Junho dan masing-masing dari mereka membawa kantong belanjaan. Keduanya terlihat kaget mendapati keberadaan Yunseong di villa sementara tadi pagi Minhyun pergi ke kantor. Bukankah seharusnya Yunseong juga ke kantor?

Yunseong yang menjadi tujuan pertanyaan tadi menoleh, lalu menggeleng kecil pada mama dan sepupunya itu.

“Kerjaanku udah kelar, kok. Tinggal tunggu rapat sama kakek hari senin.”

“Kok?”

Sejeong membawa dirinya untuk duduk di sofa yang sama dengan anaknya, membuat Junho juga pergi untuk duduk di sofa di hadapan mereka. Ia lalu meletakan asal belanjaannya di lantai dan menatap putranya dengan tatapan meminta jawaban.

“Tumben, kamu biasanya kerja sesuai jadwal loh, Seong? Papamu masih kerja, artinya hari ini masih ada jadwal, kok kamu udah selesai aja?”

Yunseong tak langsung menjawab pertanyaan mamanya. Ia masih sibuk dengan ponselnya sebelum membuka mulut untuk menjawab sang mama.

“Sebelumnya emang ada rencana keluar hari ini, jadi udah aku selesaiin.”

“Keluar ke mana? Terus kenapa masih di sini?”

“Gak jadi.”

“Kok gak jadi?”

Sejeong bertanya lagi dan Yunseong tak menjawab. Lelaki itu hanya mengendik acuh membuat mamanya mendelik tajam padanya. Wanita itu lalu diam sebentar kemudian, menatap anaknya yang kini sibuk dengan ponselnya. Ia lalu menoleh pada Junho yang juga sibuk dengan ponselnya. Lalu, ketika menoleh, keponakannya itu juga menatapnya. Tiga detik kemudian, keponakannya itu membuat gerakan menunjuk Yunseong dengan dagunya, membuat Sejeong menatap Yunseong dan Junho tak paham. Ia sama sekali tak mengerti maksud Junho yang terus menunjuk Yunseong dengan dagunya. Lalu, ketika keponakannya itu mengatakan sesuatu tanpa suara, barulah wanita itu tersenyum lebar dan mengangguk.

“Seong?”

“Hm.”

Sejeong mencondongkan tubuhnya dengan hati-hati mendekati anaknya. Kepalanya ia gerakan dengan mata yang mengintip hendak melihat apa yang ada di layar ponsel anaknya. Lalu, ketika matanya menangkap sesuatu di sana, ia langsung saja mengajukan sebuah pertanyaan yang membuat anaknya itu menatapnya.

“Gebetanmu pulang dari Karangasem hari ini, ya?”

Sejeong tersenyum begitu saja ketika anaknya menatapnya dengan tatapan datar seperti biasa, sama sekali tidak merasa bersalah akan apa yang baru saja ia katakan.

Sementara Yunseong yang melihat mamanya tersenyum seperti itu hanya mendengus. Lalu, tanpa menjawab pertanyaan wanita cantik itu, ia kembali sibuk dengan ponselnya. Kali ini sedikit menjauh dari mamanya.

“Seong, mama nanya nih!” Sejeong berucap lagi ketika Yunseong sudah kembali mengetik sesuatu di ponselnya, “gebetanmu dari Karangasem hari ini kan ya?”

“Iya dong, tante,” Yunseong tak menjawab, Junho yang berceletuk. Yang sukses membuat Yunseong mendengus di posisinya saat ini, “kan kamarin aku udah kasih tahu. Bocahnya selesai PKL hari ini. Jadi, kalo gak balik hari ini ya besok.”

[1] PRAKTEK KERJA LAPANGAN || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang