[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
Sekarang sudah sore. Minhee baru selesai mandi dan terlihat segar sekarang. Tidak ada yang ingin ia lakukan jadi ia hanya menggunakan baju kaos putih dan celana trening. Dan karena tak ada yang ingin ia lakukan, ia akan pergi mengecek Sejeong sebentar, siapa tahu ia dapat membantu wanita cantik itu. Atau jika memang tak ada yang perlu ia bantu, ia akan kembali ke kamar dan rebahan, karena ia juga tak bisa mengganggu Yunseong. Lelaki Hwang itu masih sibuk dengan pekerjaan.
Ngomong-ngomong, di mana manusia lain yang sejak tadi ada di villa itu juga?
Ah, Dongpyo dan Eunsang merengek ingin ke pantai Kuta, jadi Donghyun dan Junho dengan senang hati mengajak dua temannya itu. Minkyu dan Wonjin juga memutuskan untuk ikut. Lalu, sebelum mereka berangkat, Junho sudah mengajaknya untuk ikut juga dari pada ia diam saja di villa. Tapi, ditolak keras oleh si manis. Alasan yang dikatakannya tentu saja ia malas. Padahal tentu saja ada alasan lain yang juga malas ia katakan pada sahabat-sahabatnya itu. Lalu, ketika mereka sudah pergi, ia hanya malas-malasan di kamar.
Sekarang, ia sudah akan keluar kamar. Setelah mengantongi ponselnya dan mematikan AC, si manis lalu melangkah keluar kamar. Lalu, menutup pintu kamar sebelum pergi ke dapur. Hanya saja, ia tak jadi melangkah ke dapur saat menemukan Yunseong—yang entah datang dari mana—ada di dekat kamar.
“Loh, kamu gak ke Kuta?” Yunseong mengajukan pertanyaan lebih dulu. Ia jelas heran melihat Minhee ada di villa itu—karena tadi, Sejeong mengatakan padanya jika semua orang sedang ke Kuta.
Si manis menggeleng pelan dengan raut wajah malasnya, “malas ah, kak. Orang pacaran semua yang pergi,” ia lalu menjawab dengan nada tak minatnya.
“Terus ini mau ke mana?” Yunseong mengangguk saja, lalu mengajukan pertanyaan itu.
“Gak ke mana-manalah, kak,” Minhee menjawab cepat, “emang aku mau ke mana? Gak tahu apa-apa ini.”
“Kan ada google map.”
“Bodo ah, kak Yunseong!”
Minhee jadi kesal. Kenapa Yunseong bisa membalas ucapannya dengan kalimat yang sebenarnya berguna tapi jadi terdengar tak berguna di telinga si manis? Selanjutnya, ia akan beranjak—melanjutkan niat awalnya untuk mencari Sejeong. Tapi, hal itu urung lagi begitu Yunseong menahan lengannya ketika ia akan melangkah pergi.
“Sunset bagus loh di Kuta,” lelaki Hwang itu berucap random, membuat si manis mengerutkan kening sambil menatapnya.
“Terus?”
“Serius kamu gak mau lihat sunset di sana?” lalu, si Hwang itu balik mengajukan pertanyaan pada si manis.
Tapi, si manis menggeleng lagi, “gak ah. Sunset di mana aja juga bagus, lagian kemarin udah lihat sunset di Tanah Lot. Aku juga lagi malas lihat sunset.”
“Beneran gak mau ke pantai Kuta? Kata orang, ke Bali belum bener-bener ke Bali kalo belum ke pantai Kuta.”
“Lah bodo amat,” Minhee menjawab tak peduli, “sama-sama pantai, Bali gak hanya punya Kuta doang kan? Aku udah cukup bahagia, tinggal di tepi pantai Bali selama sebulan walau bukan di Kuta,” ia melanjutkan, lalu mengibaskan tangannya yang bebas di depan wajahnya, “udah ah, mau ke mama. Lagian, kakak nanya-nanya buat apa sih? Gak ngajakin aku ke sana juga.”
Minhee akan melangkah lagi. Masa bodoh dengan Yunseong. Tadinya, ia cukup senang saat melihat lelaki itu di dekat kamarnya, tapi jadi kesal karena lelaki itu hanya bertanya tanpa ada niat mengajaknya keluar. Sudah begitu, pertanyaan yang ia ajukan juga Minhee nilai terlalu bertele-tele. Apa sih maksudnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] PRAKTEK KERJA LAPANGAN || HwangMini
FanfictionCampus' Diary "Jun, kak Yunseong kapan jadi pacar gue?" "Kapan-kapan kalo lo mimpi." "Ih, kok lo jahat, sih, sama gue? Bodoh ah, gue pundung." "He, pundung ya pundung aja. Laporan noh dikelarin buru!" "Ogah. Nunggu kak Yunseong nembak gue dulu!" "HE...