[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
Selasa, 6 Agustus 2019
Pagi ini, setelah selesai sarapan, Eunsang dan Dongpyo kembali ke kamar dan melanjutkan acara siap-siap mereka untuk pulang. Pesawat mereka akan berangkat pukul 11:10 nanti. Karena jarak dari villa ke bandara yang bisa dikatakan dekat, mereka tidak terlalu kerepotan. Walau terkadang Eunsang suka panik menyuruh dua temannya untuk cepat.
Ketika Eunsang dan Dongpyo kembali ke kamar, Minhee masih duduk bersama Sejeong di meja makan. Yunseong dan Minhyun sudah berangkat kerja. Junho sudah bangun, sudah selesai sarapan juga dan tengah menyiapkan mobil untuk mengantar tiga sekawan itu ke bandara nanti sambil mengabari Minkyu dan Wonjin jika keduanya nanti langsung ke bandara saja.
“Sayang, tinggalin aja. Biar mama yang cuci,” Sejeong yang tengah menyimpan beberapa makanan ke dalam kulkas jadi menoleh dan berucap cepat ketika dilihatnya Minhee yang akan menyalahkan kran air untuk mencuci alat bekas sarapan tadi.
Si manis lantas menoleh dan menatapnya, kemudian menggeleng kecil sebagai jawaban, “gak apa-apa kok, ma.”
“Jangan! Mending kamu siap-siap, nanti telat.”
“Aku udah selesai siap juga, ma,” Minhee menjawab pelan lalu mulai mencuci alat makan itu dengan cepat, “ini tinggal balik ke kamar, sikat gigi, pake sepatu terus jalan.”
“Emang semua barang kamu udah dimasukin ke tas?”
“Udah, tinggal sikat gigi aja.”
Sejeong mengangguk lalu melanjutkan pekerjaannya dengan cepat lalu menghampiri Minhee. Ia lalu mendorong pelan si manis dan membantu anak itu mencuci.
“Mama bantuin biar cepet.”
“Ya ampun, ma, gak usah. Mama udah siapin sarapan, gak apa-apa aku aja yang cuci. Ini gak banyak juga kok.”
“Gak pa-pa kok, sayang.”
Minhee tak dapat menolak lagi, ia membiarkan Sejeong membantunya mencuci piring sehingga pekerjaan sederhana itu selesai dengan cepat. Lalu, ketika pekerjaan itu sudah selesai, Sejeong meraih sebuah kain lap bersih dari laci dapur dan membantu mengeringkan tangan Minhee.
“Ma?” Minhee tertegun ketika Sejeong membantu mengeringkan tangannya dengan lembut. Wanita cantik itu juga menatap tangan mereka yang ada dalam bungkusan kain lap itu dengan senyuman lembutnya sebelum mendongak dan menatapnya.
“Kamu pulangnya cepet banget, padahal mama masih pengen sama kamu.”
Minhee mencebikan bibirnya, dengan mata yang tiba-tiba saja memanas. Ucapan Sejeong membuatnya jadi tak tega untuk meninggalkan wanita itu. Mereka memang baru bertemu beberapa hari yang lalu, tapi ia sudah merasa sangat dekat dengan mama Hwang Yunseong itu. Wanita itu memperlakukannya dengan sangat baik, seperti bundanya, sehingga ia tak punya alasan untuk tidak menyayangi wanita itu juga. Tapi, berada di dekat wanita itu dan mendapat kasih sayang darinya membuat Minhee rindu bundanya. Sungguh, Minhee rindu bunda sekarang.
“Maafin aku, ma,” Minhee berucap lirih, namun masih bisa didengar oleh Sejeong sehingga wanita itu langsung menatapnya lagi setelah sempat merunduk sesaat tadi.
“Gak bisa dibatalin gitu, sayang?”
Minhee menggeleng lemah, “tapi aku udah kangen bunda, ma,” ucapnya lirih sambil merunduk juga—sedikit tak enak saat mengatakan itu pada Sejeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] PRAKTEK KERJA LAPANGAN || HwangMini
FanficCampus' Diary "Jun, kak Yunseong kapan jadi pacar gue?" "Kapan-kapan kalo lo mimpi." "Ih, kok lo jahat, sih, sama gue? Bodoh ah, gue pundung." "He, pundung ya pundung aja. Laporan noh dikelarin buru!" "Ogah. Nunggu kak Yunseong nembak gue dulu!" "HE...