🐠 Dua Puluh Tujuh

1.5K 238 18
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]



















Senin, 22 Juli 2019









“Jam berapa ujiannya?”

Yunseong menatap pantulan bayangannya di cermin besar yang ada di dalam kamar mandi di kamarnya. Tangan kanannya menggenggam ponselnya dan menempelkan benda itu di sisi telinganya. Ia lalu diam sebentar menunggu jawaban dari si manis Kang yang tengah rusuh di seberang sana.

“Gak tahu, kak. Ini kita lagi pusing nyari orang yang mau ngantar ke Bugbug,” jawaban itu lalu disusul teriakan nyaring yang Yunseong duga milik Dongpyo sebelum delikan si manis Kang, “pegawai sini pada gak mau semua,” dan kalimat ini menyusul delikan itu.

“Terus mau gimana?”

Yunseong mengajukan pertanyaan lagi sambil mengambil langkah untuk keluar dari kamar mandi. Ia sudah rapi dan bersiap untuk pergi kerja bersama ayahnya.

“Gak tahu juga,” suara si manis kembali terdengar, “ini Eunsang lagi coba nelpon pembimbing lapangan kita buat nanya gimana-gimananya.”

“Pembimbing kalian ke mana emang?”

“Katanya masih di Bugbug. Kemarin kan libur, pada balik ke Denpasar terus balik ke sini tapi mampir ke Bugbug.”

Yunseong mengangguk saja. Lalu membereskan beberapa hal kecil sebelum melangkah untuk keluar kamar, “gak kerja?”

“Ya enggaklah, kak. Mau ujian juga masa kerja,” jawaban Minhee terdengar tak santai di ujung sana, dan itu sukses membuat Yunseong tersenyum kecil. Di kepalanya terbayang wajah si manis yang cemberut dan terlihat menggemaskan, “eh tapi Dongpyo sama Dongyun kerja sih. Aku sama Eunsang doang yang gak kerja. Btw, kakak gak kerja?”

“Ini udah siap,” Yunseong menjawab pelan. Ia sudah keluar kamar dan tengah berjalan menuju ruang makan di lantai satu untuk sarapan bersama kedua orang tuanya, “mau sarapan dulu.”

“Oh ya udah.”

“Kamu udah sarapan?”

“Udah tadi. Roti sebungkus.”

“Itu doang?”

“Sekarang aku gak bisa makan banyak, kak. Pusing mikirin ujian, makan banyak buat perutku gak enak. Biasanya sih gak kayak gini. Mungkin karna ini pertama kalinya aku ujian di luar kampus atau sekolah, terus yang nguji itu ahlinya kali ya, kak. Makanya segugup ini.”

Yunseong mengangguk saja begitu si manis selesai dengan jawabannya. Ia kini sedang menuruni tangga menuju ke bawah, “ya udah, tapi ntar selesai ujian jangan lupa makan.”

“Oh jelas itu, kak,” lalu kekehan si manis terdengar memenuhi indra pendengarnya, membuatnya tanpa sadar juga ikut terkekeh kecil, “btw, aku belajar dulu ya, kak. Mau diskusi sama Eunsang.”

Yunseong mengangguk sekali lagi, “oke. Semangat belajarnya! Sukses juga buat ujiannya,” ucapnya kemudian.

“Sip. Makasih, kak Yunseong,” jawaban ringan si manis terdengar kemudian, “dah, kak Yunseong.”

Lalu, sambungan telpon itu diputus oleh si manis membuat Yunseong akhirnya menjauhkan ponselnya dari sisi telinganya. Ia terkekeh kecil sambil menatap layar benda itu, tak sadar bahwa kini dirinya sudah tiba di dekat dapur dan Sejeong—sang mama—sudah ada di belakangnya.

“Semangat belajarnya! Sukses juga buat ujiannya,” Yunseong tersentak kecil saat mendengar suara wanita kesayangannya tepat di telinganya, ia lalu melirik ke kanan dan menemukan wajah cantik wanita itu tengah tersenyum menggoda ke arahnya, “nyemangatin siapa tuh?”

[1] PRAKTEK KERJA LAPANGAN || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang