4, secret Tisha

195 17 0
                                    

"Assalamualaikum." Ucap Tisha ketika memasuki rumah.

"Wa'alaikumsallam" jawab Bi Inah.

Asisten rumah tangga Keluarga Tisha.

Tisha tersenyum kemudian menyalim tangan Bi Inah yang sudah dia anggap layaknya ibu kandung sendiri.

"Mama sama Papa pergi lagi Bi?" Tanya Tisha dengan raut wajah sendu.

Bi Inah menatap mimik wajah anak majikannya ini.

"Iya non" jawabnya tak enak.

Tisha menghela nafas.

Bahkan setelah kejadian satu tahun lalu mama dan papa nya masih mengabaikannya?

"Ken Gimana Bi? Udah sehat?" Tanya Tisha.

Dia sedikit khawatir dengan Ken, Bayi berusia 4 bulan itu tengah demam.

"Masih Non, dari tadi nangis terus" jawab Bi Inah.

Tisha menghela nafas.

"Oke, Tisha kesana" ucap Tisha.

Lalu Tisha pun pergi ke kamar atas yang terletak di sebelah kamarnya.

Tisha melihat bayi yang berada dalam box bayi itu.

"Panas.." lirihnya sambil memegang kening bayi mungil di depannya ini.

"Kamu kenapa sakit? Ntar siapa yang ngurus? Jan nyusahin orang-orang disini ya? Mama papa lagi gak di rumah!" Ucap Tisha, tak ada nada kemarahan di ucapannya.

Tisha memilih menggendong bayi itu, sepertinya bayi itu terlihat nyaman tanpa merasa terganggu tidurnya.

"Kamu itu imut, gemes..andai gak mirip dia mungkin rasa sayang aku ke kamu bakalan lebih besar, tapi sayangnya muka kamu mirip dia , aku jadi teringat" Ucap Tisha berbicara pada bayi itu.

"Udahlah... moga kamu cepat sembuh" Tisha mengecup kening Bayi Ken dan meletakkannya kembali ke box bayi.

Diam-diam Bi Inah mengintip dari celah pintu kamar, dia tersenyum .

Dia tau..

Tisha, anak majikan yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri itu masih punya rasa kasih sayang untuk Bayi Ken.

bayi Tisha.

Bayi kandungnya..

•••

"Ayolah..gue mohon, gue gak ada temen nya ini.." rengek seseorang dari sebrang sana.

Tisha menguap mendengar rengekan Seseorang yang tak lain adalah Nesya itu.

"Hoaamm..mager gue, sumpah!" Ucap Tisha dengan nada malas.

"Ihhh bentar aja Sha.." Rengek Nesya.

Hadehhh dari pada si Nesya terus merengek padanya, mending turutin aja.

"Iya-iya, tapi awas kalo sampe lama ya." Ancam Tisha.

"Ahh ma'acihh besflennndd" pekik Nesya membuat telinga Tisha pengang.

Karena Tisha menempelkan handphonenya dekat telinga.

"Njirr.. buset..budeg nih gue!!" Balik pekik Tisha.

Dari telfon suara tertawa Nesya terdengar.

"Hehehe maaf, namanya gue seneng" ucap Nesya.

"Iye-iyee, yaudah gue mau siap-siap, assalamualaikum" ucap Tisha.

"Wa'alaikumsallam"

Setelah mendapat jawaban salam dari Nesya, Tisha pun mematikan sambungan telfon nya.

.

"Mau kemana Non?" Tanya Bi Inah.

Tisha yang mau keluar berhenti dan mendekati Bi Inah.

"Mau nemenin Nesya ke toko buku Bi, Tisha pergi dulu ya" ucap Tisha, lalu dia menyalim tangan Bi Inah.

Bi Tisha mengangguk.

"Iya Non, tapi Gimana sama Dedek Ken?" Tanya Bi Inah takut-takut.

Tisha terdiam, Bi Inah ini gak seharian di rumah, jam 5 udah pulang ke rumahnya.

"Tisha gak lama kok Bi, tenang aja" ucap Tisha.

"Yaudah Non, hati-hati di jalan" ucap Bi Inah.

Tisha tersenyum dan mengangguk.

"Iya Bi, Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsallam"

••

"Yahh lama tau gak Lo gue tungguin" cebik Nesya, dia lagi manyun sekarang karena nunggu Tisha yang lama datang.

"Ya maap, gue kejebak macet tadi di jalan" ucap Tisha.

Nesya mengangguk paham.

"Yaudah langsung aja" ucap Nesya.

Tisha pun mengangguk.

Saat di toko buku, Nesya dan Tisha berpencar untuk mencari buku kesukaan mereka masing-masing.

Saat Tisha berada di bagian buku-buku komik, Tisha ingin mengambil salah satu komik tapi ada tangan yang juga ingin mengambil buku yang sama.

Tisha dan orang itu saling tatap.

Tisha terbelalal kaget saat melihat siapa orang itu.

"Anjiirr..Devan Lo ngapain disini?! Nguntitin gue kan?!" Tanya Tisha dengan wajah skaratik.

Devan menatap Tisha lempeng.

"Kampret Lu! Kurang kerjaan banget ngikutin Elo, apalagi sampe Nguntitin" ucap Devan sambil bergidik.

"Bodo amat! Yang penting tangan Lo awas! Gue duluan yang liat nih buku" ucap Tisha.

"Enak aja, gue Luan, tangan gue yang kesini dulu" bela Devan pada dirinya itu.

Akhirnya mereka berebut buku komik

"Yaudah! Makan Lo Sono!" Ketus Tisha, dia berlalu meninggalkan Devan.

Devan menatap kepergian Tisha lalu beralih melihat ke Buku komik yang di pegangnya.

..

"Kenapa?" Tanya Nesya saat melihat Tisha yang mendekat ke dirinya dengan wajah manyun.

"Sebel gue! Rebutan komik sama si Devan bangke!" Dengus Tisha.

Nesya menggeleng.
"Aihh kalo kalian..si Devan disini juga?" Tanya Nesya.

Tisha mengangguk.

"Lo udah dapat bukunya kan? Pulang yuk?!" Ajak Tisha.

"Cepat banget"

"Lo tau lah, di rumah gak ada orang, Ken sendiri" ucap Tisha.

Nesya terdiam.

Dia tau Ken.

"Owh gitu, gue udah lama gak ketemu dia nih, dia udah berapa bulan?" Tanya Nesya.

"Gatau gue" jawab Tisha acuh.

Nesya menghela nafas.

"Oke, lain kali aja deh gue ketemu dia, yaudah kalo gitu kita pulang" putus Nesya.

Bukan dua Kutub MagnetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang