"yaelahh..gue ngapain masukin Garem ke teh? CK! Gara-gara Devan ini!" Gerutu Tisha kesal.
Tisha lagi mau buat teh untuk dirinya, tapi dia gak fokus sampe-sampe yang tadinya mau masukin gula malah Garem.
Orang dari tadi melamun sihh..
Iya, melamun karena terbayang-bayang wajah Devan saat mengatakan dia cemburu.
Waktu itu Tisha cuma bisa melongo setelah mendengar ucapan Devan, karena Devan gemas akhirnya dia mengusap wajah Tisha kasar, lalu menariknya pulang.
"Itu beneran gak sih?" Pikir Tisha, dia tidak jadi membuat teh.
Malahan yang ada Tisha sekarang lagi duduk di sofa ruang tengah.
"CK! Kenapa gue pikirin sih? Nyakitin otak tau gak?!" Tisha kesal sendiri.
Ting nung
Suara bel? Siapa yang malam-malam datang ke rumah? Ini udah jam 10 malam loh ya?
"Siapa ya? Aishh..gue takut nih, kalo maling gimana?" Gumam Tisha.
Alahh ngapain takut? Tisha kan anak taekwondo, jadi apa yang di takuti? Dan sebagai persiapan Tisha memilih mengambil tongkat baseball yang ada di pojok tembok dekat pintu rumah
Tisha membuka pintu, saat di buka ternyata Devan yang datang?
"Ngapain Lo?" Tanya Tisha sarkas
"Ha? Ng....gak ada, maen aja" jawab Devan Canggung.
Tatapan Devan tak sengaja beralih ke Tongkat Baseball yang di pegang Tisha
"Lo mau main baseball malam-malam sha?" Tanya Devan tak percaya.
Ups..
Tisha lupa.Tisha mencampakkan tongkat Baseball itu sembarangan.
"Enak aja!" Ketusnya, sebenarnya dia malu.
"Udah masuk!" Ajak Tisha.
Devan menggeleng.
"Kenapa?" Tanya Tisha.
"Orang tua Lo gak ada kan?" Tanya Devan balik dan Tisha mengangguk.
"Gak baik kalo gue masuk ke rumah Lo, gue di luar aja" ucap Devan, dia duduk di kursi yang ada di teras rumah Tisha.
Tisha terdiam untuk sesaat
Uhhh..
Devan sweet dehh
CK! Kok Tisha jadi alay gini sih?
Tisha menggelengkan kepalanya.
"WOI! Ngapain juga Lo berdiri geleng-geleng kepala? Ini bukan di diskotik, tolong deh yaa!" Sindir Devan
Tisha melirik Devan sinis, dia mencebik
"Rumah gue!" Ketus Tisha, dia ikut bergabung duduk di kursi satu lagi.
"Lo datang kesini gak bawa apa-apa gitu? Mending Lo pulang aja deh" cibir Tisha.
"Ya Allah..tajam amat omongan, bawa gue ini ya?! Jangan selepe deh!" Cibir Devan balik.
Tisha memutar bola matanya malas.
"Sini!" Tisha merampas bungkusan yang ada di tangan Devan.
"Apa nih?" Tanya Tisha sambil membuka bungkusan.
"Tinggal liat sendiri kok!"
Seketika mata Tisha berbinar kala melihat martabak Mesir.
Uhhh Tisha suka martabak Mesir!
"Uwihhh..makasih loh Yaaa" pekik Tisha kesenangan.
"Yayaya"
"Gue ke belakang dulu, ngambil mangkok, Lo tunggu disini" ucap Tisha yang di angguki Devan.
Lalu Tisha masuk ke dalam untuk mengambil Mangkok, tak berapa lama kemudian Tisha kembali dengan dua mangkok beserta sendok
"Siapin punya gue dong Sha" rengek Devan manja.
Tisha mendengus.
"Ya!"
Setelah Itu Tisha menyiapkan martabak Mesir untuk Devan lalu melahap martabak milik nya sendiri.
Saking antusiasnya, Tisha makan belepotan membuat Devan gemas melihat nya.
"Tolong deh ya, Lo udah besar, makan jangan belepotan!" Cibir Devan.
Tisha mendongak saat Devan mengelap sudut bibirnya dengan tangan Devan, Tisha mengerjap polos.
Kok Devan sweet sih?
![](https://img.wattpad.com/cover/212543783-288-k270405.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan dua Kutub Magnet
Teen FictionIni tentang kisah anak Adam dan hawa yang setiap bertemu selalu bertengkar, tak pernah akrab. Mereka seperti magnet yang berjenis sama, di dekatkan selalu berjauhan saling bertolak belakang. "Anjiirr..Devan Lo ngapain disini?! Nguntitin gue kan?!" T...