Dan untuk yang ke sekian kali Tisha datang pagi dengan keadaan kelas yang hanya terisi beberapa orang.
Salah satunya Devan
Meja Tisha itu dekat dinding dan di dinding ada kaca, Devan berjalan kearah meja nya untuk mengaca.
"Bagus.. kacaan, biar sadar diri" cibir Tisha tanpa menoleh ke Devan
Tisha sedang tidur dengan menyenderkan kepalanya pada lipatan tangannya.
"Tajam bener omongan Lo" ketus Devan
"HM.." Tisha hanya menanggapi dengan deheman.
"Lo kenapa?" Tanya Devan.
"Gapapa" jawab Tisha.
"Eh Tish, Lo Cantik deh.." ucap Devan manis.
Dalam pejaman matanya Tisha menggernyit kan ke keningnya.
Tumben?
Owh.. Tisha tau, biasa kalo gitu si Devan ada mau nya.
"Mau apa?" Tanya Tisha langsung to the point.
Devan nyengir, tau aja si Tisha ahh..
"Tau aja Lo, gue boleh Pinjam charger gak?" Tanya Devan
Tisha mengangguk malas, lalu membuka tas nya dan mengambil charger, setelah itu dia berikan pada Devan
"Nih, kalo licet awas Lo!" Ucap Tisha penuh penekanan.
Devan nyengir lalu ngangguk.
"Iya..gue jaga kok, kaya gue jaga Hati gue buat Lo" ucap Devan pelan di akhir kalimat.
"Ha? Apa?"
Devan langsung gelagapan
"Enggak, gapapa" ucap Devan, setelah itu dia pergi untuk men-charger hp nya.
Tisha menggeleng.
Ada-ada aja sih..
###
"Ishh!! Kenapa gue ga di ajak foto?!!" Pekik Tisha.
Dia gak terima, masa teman-temannya pada foto bersama dia gak di ajak?
"Ya elo sih..molor Mulu" ucap Muara.
Tisha menggerucutkan bibirnya kesal.
"Ya aturan bangunin!" Ucap Tisha kesal.
"Udah deh.. gausah marah-marah, mending sini!" Ajak Nesya, dia menarik tangan Tisha untuk bergabung dengan yang lain.
"Tunggu, kalo kita semua foto, yang motoin siapa?" Tanya Tisha.
Mereka tampak berfikir, benar juga ya..
"Itu, minta dia aja" tunjuk Tisha pada Zain yang Baru saja keluar dari kelasnya
Tisha tau Zain, siapa yang gak tau Zain Anggara? Ketua Pramuka yang mempunya banyak prestasi?
"Yakin dia mau?" Tanya Muara.
"Insyaallah mau sih, coba aja" ucap Nesya.
Semua mengangguk, akhirnya mereka meminta tolong pada Zain.
Zian mengangguk, dia kemudian memfoto Mereka.
"Makasih ya Zain.." ucap semua.
Zain tersenyum manis dan mengangguk.
"Ng..gue bisa foto sama Lo gak?" Tanya Zain pada Tisha.
Tisha terdiam.
Kok..
Tiba-tiba?
"Boleh kok boleh..Lo mau Foto sama Tisha kan?" Itu yang berseru Nesya.
Dia yang paling semangat.
Zain mengangguk.
"Udah Tish, jarang-jarang foto dan Cogan" bisik Nesya.
"Oke" ucap Tisha
Zain tersenyum senang saat Tisha mau berfoto dengannya.
Lalu mereka pun berfoto berdua.
"Thanks ya" ucapnya pada Tisha.
Tisha mengangguk.
"Sama-sama" jawab nya.
"Ngapain foto-foto berdua? Ganjen banget!" Desis seseorang.
Semua melihat ke orang itu.
Devan.
Tisha yang mendengar itu ntah kenapa hatinya rasanya sakit.
Apalagi saat Devan bilang Tisha keganjenan.
"WOI Van! Lo gak boleh ngomong gitu!" Ucap Hirra tak terima
"Tau! Lo gak tau apa-apa!"
"Tajam banget sih ngomong!"
Tisha tetap diam, dia berdiri di tengah lapangan sambil menatap Devan lurus.
Devan yang di tatap seperti itu balik menatap Devan tajam.
Tisha mengepalkan tangannya, lalu berjalan mendekat ke Devan dengan jalan yang tergesa-gesa.
"Yah! Gue emang ganjen, terus masalah sama Lo apa?!" Desis Tisha balik, lalu dia membody Devan saat melewatinya
Devan termenung.
Apa dia keterlaluan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan dua Kutub Magnet
Teen FictionIni tentang kisah anak Adam dan hawa yang setiap bertemu selalu bertengkar, tak pernah akrab. Mereka seperti magnet yang berjenis sama, di dekatkan selalu berjauhan saling bertolak belakang. "Anjiirr..Devan Lo ngapain disini?! Nguntitin gue kan?!" T...