"Non, Nyonya sama tuan pulang ke rumah, nyariin nyonya" lapor bi Inah melalui telpon.
"Ngapain Bi?" Tanya Tisha bingung.
Tumben-tumbenan Mama sama Papa nya itu nyariin dia?
"Gak tau Non, non disuruh pulang sekarang" ucap Bi Inah.
Tisha menghela nafas.
"Oke, Tisha pulang, assalamualaikum"
"Wa'alaikumsallam"
Lalu sambungan telfon pun di matikan.
Tisha segera bersiap-siap membenahi buku-bukunya yang ada di meja untuk di masukkan ke dalam tas, setelah selesai Tisha ingin pergi, tapi baru sampai pintu Kelas Nesya masuk.
"Lo mau kemana?" Tanya Nesya.
"Pulang, bonyok nyuruh, udah dulu ya" ucap Tisha.
"Yaahh..ntar gue jomblo dong, duduk sendiri?" Ucap Nesya lesuh, bibirnya menggerucut.
Tisha tersenyum tipis.
"Sehari doang kok.." ucap Tisha.
"Yaudah deh, Lo hati-hati di jalan ya" ucap Nesya, dan Tisha mengangguk.
Lalu Tisha pun pergi.
Di lorong Tisha harus di hadapkan oleh enemy nya.
Devan.
Devan mencegat Tisha.
"Lo mau kemana? Bawa tas segala..mau cabut ya??" Terka Devan dengan mata memicing, tangannya menunjuk ke wajah Tisha.
Tisha berdecak lalu menepis tangan Devan.
"CK! Apasih! Udah minggir! Gue buru-buru" ketus Tisha.
"Jawab dulu mau kemana" Devan menurunkan tangannya tapi tidak untuk bergeser.
"Pulang! Puas?! Minggir!" Tisha mendorong Devan hingga Tisha bisa jalan
Devan terdiam.
Ada apa? Kenapa wajah Tisha seperti khawatir?
---
"Mama akan menaruh Kenan ke panti asuhan" ucap mama Tisha yang membuat Tisha terbelalak kaget.
"Tapi kenapa?" Tanya Tisha.
"Keenan itu Aib! Dia akan merusak nama baik Keluarga kita!" Ucap suara berat yang tak lain adalah Papa Tisha.
Tisha menggelengkan kepalanya tak habis fikir dengan ucapan Mama dan Papa nya itu.
Walaupun Tisha tak terlalu menyukai Keenan, tapi di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sayang sama Keenan.
Walau Keenan anak yang tak di harapkan, tapi apa harus seperti ini?
"Dan satu lagi, Anak kamu sendiri nantinya akan bingung, harus memanggil ayahnya apa?! Sementara kamu dan dia mempunyai hubungan darah, Keenan anak terlarang!" Ucap Mama Tisha.
"Enggak! Tisha gak setuju! Walaupun Tisha benci sama Keenan! Tapi Keenan tetap gak boleh pergi!" Teriak Tisha.
"TISHA!" Papa Tisha mulai membentak.
"Mau gak mau! Keenan harus pergi! Jauh dari hidup kita!" Ucap Papa Tisha.
|•|•|
"Weehhh? Lo serius njir? Mau ngasuh anak? Lo masih muda Tolol!" Maki Alder saat mendengar keputusan Devan.
Iya, Devan tadi memberi tau mereka bahwa dia ingin mengadopsi salah satu anak bayi yang ada di panti.
Saat dia semalam berkunjung ke panti asuhan bersama orang tua nya untuk menyalurkan santunan, Devan gak sengaja melihat salah satu Bayi imut yang tengah tertidur, bayi itu menarik hatinya.
"Iya, gue bener.." ucap Devan.
"Tapi apa Lo udah bisa adopsi anak? Bukannya adopsi itu syaratnya harus orang yang udah menikah atau pernah menikah?" Tanya David.
"Iya Lo bener, untuk saat ini selama gue masih sekolah hak asuh berada di tangan orang tua gue, setelah gue tamat nanti, dan menikah, baru hak adopsi nya ada di gue.." jelas Devan.
David dan Alder mengangguk mengerti.
"Gue jadi pengen liat, kapan-kapan gue ke rumah Lo ya?" Ucap David.
Devan mengangguk.
"Yaudah datang aja.." ucap Devan.
••
Tisha saat ini sedang mengurung diri, sudah seminggu semenjak Keenan.
Emm..
Anaknya di taruh ke panti asuhan , Tisha merasa sepi.
Dia merasa ada yang hilang.
Jika biasanya ada suara tangis bayi, sekarang gak ada.
Sepi..
Sunyi.."Semoga..Kamu ketemu sama Orang tua angkat yang baik" ucap Tisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan dua Kutub Magnet
JugendliteraturIni tentang kisah anak Adam dan hawa yang setiap bertemu selalu bertengkar, tak pernah akrab. Mereka seperti magnet yang berjenis sama, di dekatkan selalu berjauhan saling bertolak belakang. "Anjiirr..Devan Lo ngapain disini?! Nguntitin gue kan?!" T...