5 Tisha di tembak

172 16 0
                                    

"Tisha, bantu ibu bawa buku-buku kalian ke kelas IPA-4 Ya?" Ucap Bu Ani, guru Biologi.

Tisha yang tadinya mainin iPhone nya sekarang menoleh ke depan .

"Oke bu" ucap Tisha, lalu Tisha bangkit dan mengambil buku-buku yang ada di meja.

Tisha mengikuti Bu Ani ke kelas sebelah, setibanya di dalam kelas Tisha meletakkan buku-buku itu ke meja.

"Udah kan Bu? Kalo gitu saya permisi" pamit Tisha.

Bu Ani mengangguk.

"Iya, makasih ya Tisha" ucap Bu Ani.

Tisha mengangguk dan tersenyum.

"Iya Bu, sama-sama" setelahnya Tisha pergi.

"Makin lama dia makin cakep, gak kaya dulu" ucap Azhar, Siswa IPA-4.

"Lah? Emang Lo kenal?" Tanya teman sebangku Azhar.

Azhar mengangguk.

"Iya, dia itu dulu teman satu kelas waktu gue SMP, dia tuh dulu pendiem banget, punya kawan cuma 4 orang itu terhitung sama dia, terus dia cupu, sekarang beda 180°" ucap Azhar panjang.

Sementara teman sebangku Azhar, Zain mengangguk.

"Owh gitu.."

•••

"Ciyee yang habis disuruh guru" ucap Devan dengan nada ledekan

Huftt..
Tisha memejamkan matanya, baru masuk depan pintu kelas, udahh aja ada dedemit yang muncul.

"Urusan sama Lo?!" Ketus Tisha, dia berjalan ke bangkunya

Devan mengikuti.

"Yaa..gak ada sih" ucap Devan.

"Terus, Lo ngapain disini? Jauh-jauh sana!" Tisha mengusir Devan dengan mendorong nya pelan.

"Jat Bat Dahh..gue cuma mau ngasih ini nih" Lalu Devan meletakkan komik di meja Tisha.

Tisha melihat ke komik yang tadi di lemparkan oleh Devan.

"Bukannya punya Lo?" Tanya Tisha bingung.

"Engga, punya Lo, untuk Lo, udah yaa gue sibuk"

Lalu Devan pun pergi meninggalkan Tisha yang terus menatap kepergiannya.

Di detik kemudian Tisha tersenyum.

"Tisha, buruan kedepan!" Ucap Nesya.

Tisha menggernyit.
"Kemana?" Tanya nya.

Nesya menghela nafas dan memutar bola matanya merasa malas.

"Huftt..Lo gak denger ribut-ribut di lapangan?" Tanya Nesya.

Tisha menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ya ampun Tishaa!! Lagi ribut-ribut itu diluar dan Lo gak tau?! Hadehh..udah deh, mendingan Lo ikut gue ke lapangan!" Nesya langsung menarik tangan Tisha.

Tisha dengan pasrah mengikuti Nesya yang menarik tangannya.

Setibanya di lapangan Tisha di buat melongo oleh tingkah Maha.

Di tengah lapangan Maha tengah berdiri sambil melihat kearahnya dengan tatapan tajam

Dan teman-teman yang ada di lapangan berteriak keras memanggil nama Tisha, sementara teman-teman Maha memegang spanduk yang bertuliskan.

MAHA ❤ Tisha.

"Seriously? Itu Maha?" Ucap Tisha gak percaya.

Nesya yang ada di samping Tisha mengangguk.

"Bener.." ucap Nesya.

"TISHAAA!! DO YOU WANT TO MY GIRLFRIEND?" teriak Maha.

Semua melihat kearah Tisha, Tisha terdiam.

Dulu, waktu dia mengejar Maha, Maha gak pernah mau Atau noleh Ke dirinya, sekarang?

Tapi...Tisha masih suka Maha, jadi gimana dong:(

"Tish, semua ngeliatin Lo, maha juga nanya itu, Lo mau gak?" Bisik Nesya sambil menyenggol lengan Tisha.

"Eh? Apa?" Tisha tersadar dari lamunannya.

"TISHA YES OR NO?" Tany Maha lagi dengan nada berteriak

Tisha gak jawab, dia berjalan ke lapangan hingga dia berada di depan Maha.

"Yes!" Ucap Tisha.

Semua berujar syukur kecuali dua orang yang diam-diam mulai menyukai Tisha.

"Sial!" Umpat keduanya.

••

"Ciyeee yang sekarang gak jomblo lagii" Goda Nesya, dia tersenyum jahil.

Selepas kejadian di lapangan tadi, Semua kembali kepada aktivitas mereka masing-masing.

"Sebenernya gue males, tapi gue kasian sama Maha, dan lagian..gue mau balas dendam" bisik Tisha di akhir kalimat.

Nesya membelalak kaget.

"Gila?! Jat bat dahhh" ucap Nesya.

"Ya itu sih DL dia, gue kau buat dia kayak apa yang gue rasa, kalo boleh jujur gue itu pedendam" ucap Tisha santai.

Nesya menggeleng tak habis fikir.

"Ckckck.." decak Nesya.

Bukan dua Kutub MagnetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang