Tisha kali ini datang ke kelas pagi, lebih cepat datang dari biasanya
Dan yahh terbukti, kelas masih sepi yang ada hanya Tisha dan..
Devan.
Tapi tunggu? Tumben bener..
Biasanya kalo mereka berdua atau apa gitu si Devan berkokok, ini dia cuma ngelirik aja waktu Tisha melewati bangkunya."Dia kenapa?" Gumam Tisha bingung.
Dengan mengedikkan bahu Tisha tetap berjalan mendekati bangkunya.
Devan sendiri sebenarnya dari tadi menahan diri untuk menjahili Tisha.
" Gue harus bisa!" Tegas Devan.
Belum lama dia berujar seperti itu, Devan beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Tisha.
Tisha diam aja waktu Devan di depannya, Tisha diam sambil main iPhone nya.
"Ekhemm.." Devan pura-pura batuk.
Tisha menggernyit melihat Devan.
"Ha?"
"Hotspot dong, gue lagi mau searching" ucap Devan, itu salah satu alasannya.
Sebenarnya banyak kuota Devan, itu cuma taktik nya aja.
"HM.." Tisha hanya berdehem, dia membuka hotspot.
"Sandi angka sampe 8" ucap Tisha.
Devan mengangguk.
"Geser dikit dong" ucap Devan
Tisha mengangguki lalu bergeser ke bangku Nesya.
Tapi tunggu.
Kenapa suasana jadi canggung gini?
"Tumben diem?" Tanya Tisha.
"Lo udah punya pacar, udah ada pawangnya jadi gak enak jahilin Lo" jawab Devan sambil memainkan iPhone nya.
Tisha terdiam.
"Makasih" ucap Devan, lalu dia pergi meninggalkan Tisha yang terdiam.
Tisha merasa.. kehilangan..
••
"Gue kurus ya" ucap Devan.
"Enggak lah! Gue yang Kurus"
"Gue.."
"Gue.."
Tisha memejamkan matanya menahan emosi mendengar perdebatan dari bangku yang berada di belakangnya.
Di belakang Tisha, duduk Devan dan Nurril, Nuril itu teman Tisha juga tapi mereka kurang akrab.
"Udah! Adilnya kurusan Nesya " seru Tisha merasa geram.
Ntah kenapa Tisha merasa kesal saat melihat Devan berdebat dengan cewek.
"Anak depan nyambung"sindir Devan.
Tisha menggembungkan pipinya pertanda kesal.
"Bodo!" Ketusnya, dia kembali menghadap depan.
Diam-diam Devan tersenyum, sebenernya dia ingin seperti dulu, tapi kayanya gak memungkinkan.
Ingat Devan! Tisha udah punya pacar!
••
"Kamu kenapa diam aja? Jarang ngomong gitu sama aku?" Tanya Maha.
Saat ini Tisha dan Maha sedang berada di kantin, makan.
Tisha menggeleng acuh.
"Gapapa, gue emang gini" jawab Tisha, dia mengaduk Minumannya.Maha terdiam.
Sepertinya selama 1 Minggu ini, hubungan mereka hambar.
Dan maha gak suka seperti ini.
"Gue rasa.."
Mendengar ucapan Maha yang menggunakan kata 'Gue' Tisha mendongak.
"Hubungan kita gak bisa lama, Lo terlalu hambar, kaya gak ada rasa cinta sama gue" ucap Maha.
Tisha tidak tersinggung, dia malah tersenyum miring.
"Memang, gue gak cinta sama Lo, apalagi suka, emang dulu gue sempet suka sama Lo,tapi itu dulu, saat Lo nyia-nyian gue!" Desis Tisha.
"Tapi kenapa Lo mau Nerima gue!", Tanya Maha tak percaya atas Jawaban Tisha.
"Karena gue mau balas dendam, udah deh ya..gue kenyang" setelah itu Tisha beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke ibu kantin untuk membayar makanannya.
Maha menatap Tisha yang semakin jauh, tangannya mengepal.
"Anj*Ng!" Umpat Maha
••
"Tisha, serius Lo putus sama maha?" Tanya Harra.
Teman sekelas Tisha pada heboh karena mendengar Gosip Tisha dan Maha yang sudah putus.
Tisha menggernyit heran, padahal baru beberapa menit mereka Putus, udah tersebar aja itu berita?
"Iya" jawab Tisha.
"Ihh sayang banget, kalian keliatan cocok, apalagi Maha itu ketua Pramuka, ihh keren banget dehh" ucap Tabita.
"Gak cocok, makanya putus" ucap Tisha, kemudian dia duduk ke bangkunya.
Teman-teman Tisha tidak lagi menunya penjelasan pada TISHA, karena perkataan Tisha sudah menjelaskan pertanyaan mereka.
"Seneng kan Lo?" tanya Alder sambil membuka kulit kacang.
"Seneng apa?" Tanya Devan santai, dia saat ini sedang makan.
"Helehhh! Si kampret pura-pura kaga tau!" David, memukul pelan kepala Devan membuat Devan menatapnya tajam.
"Bangsat!" Umpat Devan, David nyengir.
"Yaa..seneng lah, peluang gue ada" ucap Devan.
"Tapi gimana sama Pacar Lo? Kalian udah 5 tahun pacaran Lo? Di mulai dari Lo kelas 1 SMP sampe sekarang" ucap Alder.
Alder itu teman satu SMP dan satu SMA sama Devan jadi dia tau kisah hubungan Devan dan pacarnya.
"Gue gak ada rasa sama dia, bosen juga, dia terlalu mengekang, gue gak suka" ucap Devan.
"Wohh parah Lo.." David berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
"Tapi terserah Lo sih, kita dukung aja apa yang Lo mau" ucap Alder yang di benarkan David.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan dua Kutub Magnet
Novela JuvenilIni tentang kisah anak Adam dan hawa yang setiap bertemu selalu bertengkar, tak pernah akrab. Mereka seperti magnet yang berjenis sama, di dekatkan selalu berjauhan saling bertolak belakang. "Anjiirr..Devan Lo ngapain disini?! Nguntitin gue kan?!" T...