"kumpul buruan PR nyaa!!" Seru ketua kelas.
Ari namanya.
"Sabarrr" ucap salah satu teman kelas Tisha.
Tisha sendiri lagi cari kertas PR dia, tapi gak dapat-dapat.
Sebenernya dimana kertas itu??
"Kok gak ada sih?! Apa gue lupa naro nya ya??" Gumam Tisha sambil mencari kertas PR di tas nya.
"Kenapa Sha?" Tanya Nesya.
"Kertas gue gak ada!" Ucap Tisha panik.
"Loh?? Jadi gimana? Ngerjain lagi mana sempet?" Ucap Nesya ikut panik.
Tisha menggaruk kepalanya.
"Duh! Gue juga gak tau iniii" ucapnya.
"Mana kertas nya?" Tanya Ari.
Tisha menghela nafas.
"Udah lah! Gue gak ngumpul aja." Tisha pasrah.
"Lo belum siap Sha?" Tanya Ari.
"Bukan gak siap, tapi ilang ntah kemana!" Ketus nya.
"Kok bisa??"
"Mana gue tau!"
"Ari! Cepet!" Kata Mam Dewi, guru bahasa Inggris peminatan .
Ari nyengir.
"Hehehehe iya Mam" ucapnya.
Akhirnya Ari hanya mengumpul kertas punya Nesya.
"Kurang satu, siapa yang belum ngerjain!?" Tanya Mam Dewi dengan marah.
Semua terdiam.
Tisha sendiri sedang ketakutan.
Saat dia mau mengangkat tangannya, Devan sudah mengangkat tangannya terlebih dahulu.
"Saya Mam" ucap Devan.
"Devan? Kenapa kamu tidak mengumpul tugas!? Kamu itu ketua OSIS harusnya memberikan contoh yang benar!" Marah mam Dewi.
Devan menundukkan kepalanya.
"Kok?"
"Devan baik banget!" Ucap Nesya tak habis fikir.
"Sekarang kamu keluar! Jangan ikut pelajaran saya hari ini!"
"Baik Bu!" Devan patuh dan berlalu pergi.
"Harra, Lo yakin kalo devan gak ngerjain PR?? Setau gue dia itu siswa paling rajin" bisik Taniya pada Harra.
Harra menatap Ke Taniya
"Gak tau, mungkin dia lupa" jawab Harra berusaha acuh walaupun terselip rasa tak percaya.
Tisha menenggelamkan kepalanya, kenapa Devan harus ngalah sih? Maksud Devan dari semua ini itu apa??
"Gak tau lagi gue! Payah bilang!"
••
Waktu istirahat telah tiba, Tisha bergegas mencari Devan.
Kalau seperti ini sih biasanya Devan ada di ruang OSIS, apa Tisha samperin kesana aja ya?
Kaya nya harus deh!
Dan akhirnya Tisha memutuskan untuk ke ruang OSIS.
Saat sudah berada di ruang OSIS, Tisha melihat Devan yang tengah tertidur di sofa ruangan ini.
Iya, di sini ada sofa untuk para anggota atau ketua.
"Ekhem!" Tisha berdehem.
Devan yang tadinya berbaring sambil memainkan game sekarang duduk tegak menghadap Tisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan dua Kutub Magnet
Teen FictionIni tentang kisah anak Adam dan hawa yang setiap bertemu selalu bertengkar, tak pernah akrab. Mereka seperti magnet yang berjenis sama, di dekatkan selalu berjauhan saling bertolak belakang. "Anjiirr..Devan Lo ngapain disini?! Nguntitin gue kan?!" T...