[43] semuanya pergi

3.4K 165 27
                                    

• • •

Hari ini, Pangeran membuka matanya dengan gembira. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup dimuka bumi ini. Pangeran bangkit dari tidurnya menjadi terduduk.

Mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.

Mata Pangeran menyipit kala melihat ranjang yang di tiduri oleh Ratu mendadak kosong. Adiknya itu kemana? Apa mungkin sedang berjalan - jalan keluar?

Pangeran pun bergegas bangkit dari duduknya lalu berjalan ke setiap sudut ruangan untuk mencari Ratu. Pangeran bernafas lega saat menemukan Ratu sedang duduk di balkon ruang inap tersebut.

"Tu, kok disini? Lo gak mau sarapan?"

Ratu menoleh kearah sumber suara kala mendengar suara bariton sang kakak. Senyum Ratu terlukis jelas, lalu menepuk kursi kosong yang berada di sebelahnya.

Menyuruh Pangeran duduk, maksudnya.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Pangeran pun duduk di samping Ratu. Menatap adiknya itu yang sedang menatap mentari pagi yang sedang hangatnya menyinari bumi.

"Hangat ya, bang? Tau gini dari dulu aja gue sering - sering berjemur." Ratu memejamkan matanya. Menikmati hangatnya mentari yang sedang menyorot kearah nya.

Pangeran hanya terkekeh pelan lalu mebgikut Ratu memejamkan mata dan menikmati hangatnya sinar matahari.

"Bang."

"Hm?" Pangeran hanya bergumam tanpa membuka matanya.

"Disana, gue masih bisa ngerasain hangat sinar matahari gak?"

Pertanyaan konyol yang pastinya Pangeran mengerti maksud kemana arah adik perempuannya ini sungguh membuat hati Pangeran berdebar takut.

"Disana dimana?" Pangeran pura - pura bodoh sekarang. Ia tak ingin meracuni pikirannya sendiri dengan pikiran yang tidak - tidak.

"Gak tau, hehe."

tuhkan.

Pangeran hanya menghela nafasnya berat. Lalu membuka matanya dan menggenggam erat jemari kurus Ratu.

Merasa sela - sela jarinya terpenuhi, Ratu pun ikut membuka matanya dan menatap dalam manik mata Pangeran yang mengisyaratkan bahwa ia tengah bersedih.

"Tu."

"Huh?"

Pangeran menarik tubuh Ratu perlahan. Mendekatkan Ratu agar bisa ia dekap erat. Sesaat, Pangeran mematung. Tubuh Ratu begitu dingin sekarang padahal tadi tangannya terasa hangat.

Maksudnya apa?

Pangeran hanya menggeleng singkat tidak mau berpikir macam - macam. Nanti yang ada ia stress sendiri dan menjadi orang gila sendiri, bagaimana?

"Kenapa, bang?"

Ratu pun ikut memeluk Pangeran erat. Menepuk - nepuk punggung Pangeran pelan seolah tengah memberi semangat pada diri Pangeran yang tengah sedikit rapuh karena takut sekarang.

"Demi tuhan, gue sayang lo, Tu."

Ratu tersenyum mendengar ucapan Pangeran. Sungguh, ucapan sayang dari seorang kakak jauh lebih bermakna bagi Ratu. Untuk pertama kalinya, ia begitu bahagia di sisa waktunya.

"Gue harus sayang juga gak?"

"Ya iya! Kalo lo gak sayang gue, gue buang semua itu poster - poster kpop lo!"

"Kok gitu?! Curang lo ah! Iya - iya deh gue juga sayang banget sama abang jelek gue ini!"

Seperti yang kita tau, tentu saja Ratu mengucapkan itu karena terpaksa agar printilan korea nya tidak dibuang oleh Pangeran yang laknat ini.

BAD PRINCE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang