Terimakasih sudah hadir dalam hidupku Chalvin Alif Baskoro....
-Silvia Anna Sera-
Lonceng yang dinanti seluruh siswa itu akhirnya berbunyi juga.Jam istirahat pertama,merupakan anugrah terbesar bagi orang yang malas belajar.
Kantin terisi penuh oleh suara bising nan memekakkan telinga.Canda tawa terdengar disana sini,bakso jadi santapan paling diminati.Lihat segitu antusiasnya makan hingga berlemotan,seakan tidak makan bertahun tahun.
Di pojok sana seorang gadis duduk dengan tenangnya sambil memakan semangkuk bakso.Sambil mendengar lagu yang sengaja diputarnya,menggunakan earphone dia asik dengan dunianya sendiri.
Sebentar lagi bakso itu hampir habis,ditemani es teh yang semakin menambah nikmatnya bakso mang ujang.Gerakannya terhenti saat merasa ada seseorang duduk disampingnya.
Awalnya anna tidak menghiraukan,ini tempat umum jadi siapa saja yang mau duduk tidak ada haknya untuk melarang.Tapi dirinya mulai terusik,saat suapan bakso terakhirnya orang tadi malah mengambil sendok itu,dan memasukkan ke mulutnya sendiri.
Marah,melepas earphone dengan kasar,dengan bibir mengerucut anna bersiap mengeluarkan sumpah serapahnya.
"Lo--"
Anna yang ingin memprotes tiba tiba kalimatnya menggantung.Dia yang awalnya marah,tiba tiba wajahnya merah merona.Membayangkan secara tidak lansung first kiss nya diambil oleh alif.
Ya orang itu adalah alif,dengan wajah tak berdosanya alif mengembalikan sendok anna.Dia tersenyum melihat pipi gadisnya memerah,antara marah dan malu."Kenapa pipi lo merah gini?"Tanya alif jail,sengaja menggoda anna.
"Ihh kak alif!!"
Rajuk anna yang memukul mukul lengan kokoh alif.Bukannya merasa sakit,alif malah geli karena tenaga anna yang tidak seberapa baginya.
"Ngapain kakak ambil bakso gue!"
Suaranya terdengar keras,membuat alif terkekeh geli.Anna sekarang persis seperti adik sepupunya,yang selalu merajuk saat alif mengambil makanannya.
"You look like a child"
Anna semakin kesal dibuatnya,persetan dia dianggap anak kecil.Bakso terakhir itu yang paling nikmat menurutnya.Tapi alif malah mengambilnya.
"My cute little kitten."
Alif mengacak ngacak rambut anna,kemudian menarik hidungnya.Membuat anna semakin kesal,alif tidak tahan melihat tingkah ceweknya seperti anak kecil itu.Tawanya lepas,dan membuat orang berada dikantin menoleh kearah keduanya.
Mereka tampak terkejut saat melihat ketua osis mereka tertawa seperti itu.Biasanya jangankan tertawa senyum aja dia tidak pernah.Tapi sekarang,itu bukan hanya sekedar mimpi tapi itu nyata sekarang.
Everyon can change,hanya karna alasan tertentu.Ya alasan alif karena anna,tingkahnya yang lucu Like kittens sungguh menggemaskan.
Anna merasa spesial saat alif mengatakannya kucing kecil.Emang sebegitu menggemaskan dirinya?pipi itu kian merona dibuatnya.
"Udah gue marah sama lo kak."
Padahal hatinya membuncah senang sekarang,sungguh hanya melihat alif ketawa hatinya menghangat.Detak jantungnya berpacu abnormal,pipinya memerah.
Kalau saja sekarang dia berada dikamarnya,anna akan meloncat loncat diatas kasurnya.Tapi sekarang,imagenya akan turun kalau dia menunjukkan bahagianya didepan alif.
"Heii kittens gue marah?gue beliin eskrim mau?"
Bujuk alif yang sekali lagi anna merasa senang dibuatnya.Tapi dia tidak menjawab,dia sengaja mengacuhkan alif.Kapan lagi anna melihat seorang alif membujuk dirinya.Dia penasaran gimana cara alif,apakah berbeda dengan yang lain atau lebih mainstream.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ketos
Teen FictionAbyan rafa al-fathir Cowok berkumis tipis,dengan mata elangnya.Sifatnya yang dingin dan tidak pernah tersenyum.Mampu membuat seorang Silvia Anna Sera luluh dan terus terikat dalam pusaran pesonanya yang mematikan. Saat dimana hatinya disakiti oleh r...