chapter 10 | Calon Mertua

122 23 0
                                    

"Gue asam lu basa,gak bakal nyatu".Seasam nya asam,sepaitnya basa masih bisa dinetralkan dengan garam.

-DA-


***

"Lif gue dengar dengar nih,calon mertua lu katanya datang hari ini."

Alif cowok itu masih sibuk dengan handphonenya.Dia tidak menghiraukan coletehan sahabatnya itu.Elang yang menyadari sejak tadi alif tidak mendengarkannya.Dia menimpuk jidat alif dengan kulit kacang,yang dihadiahi tatapan tajam oleh alif.

"Ngapain lu lempar gue pake kulit kacang!"

Teriak cowok itu tidak terima,lihat hasil dari perbuatan elang.Jidat mulusnya memerah,untung saja tidak luka.

"Terus gue yang salah gitu?"

Tanya elang dengan nada yang dibuat buat seolah dia sedang marah.Alif,mood cowok itu seketika berubah karena kelakuan sahabat gilanya ini.Dia tidak mau berdebat sekarang,pergi dari sini merupakan keputusan yang terbaik.

"Eh lo mau kemana?"

Tanya cowok itu kebingungan,apa alif marah pada dirinya.Elang mengangkat bahu acuh,dia membiarkan saja palingan cuman sebentar marahnya.Segitu gitunya alif dia tidak pernah marah lama lama,yang paling lama cuman sehari.Itu kalaw moodnya benar benar hancur hari itu.

Alif cowok itu tetap seperti biasanya,memasang topeng dinginnya.Berjalan dengan jiwa kharismatiknya.Seakan setiap jalan yang dia lewati,aura ketampanannya menyembur kemana mana.

"Kak--kak alif."

Langkah nya terhenti saat seseorang memanggil namanya.Cowok itu berbalik melihat siapa gerangan yang menyapanya.Biasanya semua murid yang dilewatinya hanya menunduk takut,dia juga bingung apa yang mereka takutkan.Dia masih manusia biasa seperti mereka,dia bukan drakula yang bisa menggigit orang.

"Ya?"

Tanya cowok itu dingin dan awalnya kebingungan,hanya beberapa detik setelah itu dia menormalkan kembali ekspresinya.

"Kakak dipanggil sama ketua yayasan."

Jawab gadis berkepang dua itu gugup dan sedikit takut.Bukan sedikit,tapi takut itu lebih dominan pada gadis itu.Lihatlah dia berbicara kelantai,bukannya keorang yang dia ajak bicara.Sejak tadi tangannya itu tidak berhenti meremas rok bagian bawahnya.Sungguh dia sangat takut saat disuruh untuk memberitahu ketua osis ini jika dia dipanggil.

"Lo bicara sama gue apa ke lantai?"

Tanya cowok itu kebingungan,sejak tadi gadis didepannya ini hanya menunduk.Tidak berani menatap manik hazel itu.

"Hemm maap kak."

Kalimat terakhirnya sebelum dia pergi meinggalkan alif.Lebih baik dia pergi saja daripada harus berlama lama menghadapi si ketua osis yang dingin ini.

"Ketua yayasan?bundanya anna?"

Gumam cowok itu sendiri,dia bingung buat apa bundanya anna memanggil dirinya.Mengangkat bahu acuh,cowok itu membawa langkahnya menuju ruangan ketua yayasan.

Sesampainya didepan pintu berwarna coklat itu.Dia tampak ragu untuk mengetuk pintu yang bertuliskan ketua yayasan itu.Menghela nafas pelan,dia ketuk pintu itu pelan.Terdengar suara dari dalam yang menyuruhnya masuk.

Cowok itu membuka pintu dengan gerakan pelan,sedikit mengintip.Apakah ada orang lain didalam sana,atau cuman dirinya dan bunda gadisnya itu.

"Silahkan duduk nak alif."

My KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang