Hari ini, hari di mana ajaran baru akan segera di mulai, yang dulu nya kelas XI sekarang XII begitu juga dengan kelas X , maupun yang sudah lulus.
Hari ini kegiatan untuk mencari kelas, di mana SMA Bina Nusantara sudah memperuding murid murid nya.
Tahun lalu Vania duduk di bangku XI Mipa 1 dan dia duduk bersama Frinka, sekarang dia terpisah karna keputusan dari sekolah untuk di acak semua anggota murid nya.Sekarang Vania duduk di bangku kelas XII Mipa 2, dia duduk bersama Alena. karena Alena sekarang satu kelas dengan Vania lagi. Sedangkan Frinka dia duduk di kelas XII Mipa 1.
Gadis itu dan teman temannya memilih untuk tetap bersama tapi tidak bisa, Vania sangat sedih karena dia terpisah dengan Frinka sedangkan Alena juga ikut sedihh karna harus terpisah, dulu Alena tidak begitu akrab dengan mereka tapi entah kenapa waktu yang membuat dirinya ingin berteman dengan mereka.
Vania dan Alena menuju kelas nya. sedangkan Frinka sudah masuk ke kelas nya sendiri, Vania binggung mau duduk di bagian mana, sedangkan Alena lagi mencari kursi untuk di tempati.
"Van, sini aja yok." ucap Alena dengan menepuk nepukkan kursi di bagian nomor dua.
Vania yang awalnya binggung mengapa teman nya ini mau duduk di kursi bagian nomor dua dekat dengan pandangan guru itu, tak banyak pikir vania langsung setuju saja.
"Ooh yaudah Len."
Akhir nya mereka duduk di bangku nomor dua itu, tidak selang beberapa menit datang semua gerombolan siswa siswi untuk masuk ke kelasnya masing masing untuk mencari tempat duduk.
<===============>Sedangkan di sisi lain Devin dan teman temannya satu kelas lagi, mereka asik dengan dunianya masing masing memainkan game, kecuali dengan Veno dia tengah sibuk mencari tempat duduk yang lebih nyaman.
"Gitu aja Lo pusing Ven!" Timpal Gilang sambil menampilkan deretan giginya.
Veno tidak menanggapi pertanyaan konyol dari teman nya itu, menurutnya tempat yang paling nyaman di bagian nomor dua karena tidak terlalu depan dan terlalu belakang.
Akhirnya mereka bertiga duduk dengan terpisahan. Devin bersama Gilang dan Veno bersama Fery ketua kelas XII Mipa 2. Sosok seorang pendiam di sertai dengan kedua mata yang terus menempel di permukaan mata nya. Yup, dia seorang cowo yang bermata empat atau bisa di sebut berkacamata. Cool, keren tentu saja.
"Eh, lu liat deh Vin masa ada cewe cakep di kelas kita sih." ucap Gilang sambil menepuk pundak Devin
Devin tidak menggubris perkataan teman nya itu, karna ia sudah terbiasa dengan ucapan gilang, mata Gilang selalu di hantui dengan kecantikan wanita-wanita.
Veno yang melihat Gilang pun geram dan akhirnya memukul lengan Gilang, tepat di belakang Veno mereka duduk. jelas Veno sesuka hati mau baku hantam sama Gilang.
"Lang, itu bapa. Lang nggak usah kecentilan!" ucap veno dengan geram.
Akhirnya Gilang kembali fokus ke muka papan tulis, dengan memperhatikan guru atau wali kelas mereka.
"Assalamualaikum Anak anak ku yang bahagia" ucap pak yanto-wali kelas XII Mipa 2
"Waalaikumsalam, pakk" ucap murid serentak
Pak Yanto tersenyum hangat, dia melihat semua anak muridnya. tapi matanya tertuju kepada gadis yang duduk di nomor dua sebelah kanan itu dan dia binggung siapa anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANIA
Teen Fiction[PROSES REVISI] Dibalik rahasia seorang gadis, mempunyai banyak rahasia yang belum pernah di ungkap kan nya. Ingin mengungkap kan tapi takut tersakiti dan saling menjauh satu sama lain. "APA?, Jadi itu elu?" "Iya gua, kenapa?" Entah bagaimana kelan...