22. Putus?

828 82 196
                                    

Sambungan chapter sebelum nya ya^^
.
.
.

"Ekhmm"

Mata Vania melirik ke wajah Dira, kini dia tengah menunggu apa jawaban dari Dira, dan sesuai yang ingin Dira sampaikan kepada diri nya.

"Gini ya Van, gua rasa gua kurang puas sama hasil kerja lu!" Ucap Dira sambil tersenyum sinis

Mata angel dan Dira menatap lekat Vania, mendengar ucapan Dira seperti itu Vania tidak habis pikir, mengapa Dira tidak menepati janji nya.

"Dengar ya dir, gua udah jauhin Devin!, jauhin teman gua!, jauhin segala nya!, hidup gua udah ancur dir, ancur!" Tegas Vania

"Orang bodoh yang bisa lakuin keinginan Dira, haha!" Timpal angel dengan tertawa

"Makanya, cantik cantik kok bodoh!" sahut Reza yang berada di sana sambil merangkul pundak angel

Mata Vania memanas saat Reza merangkul pundak angel, dan seketika tangan nya melerai tangan Reza. "Lu apaan sih za, Disini ada gua!" Teriak Vania

"Apa? Gak salah dengar gua?" Sahut angel

"Jahat lu za! Jahat!"

"Lu penghianat, kalo gua tau ini sikap lu, gua ga bakal Nerima lu kemarin, percuma za, percuma!"

"Kita putus Vania, gua deketin lu, karna mau hancurin hidup lu!" Tagas Reza penuh tekanan

"APA? PUTUS?" Teriak Vania

"Dan kita pacaran"  jawab mereka bareng sambil tertawa lepas

Air mata Vania tidak henti henti nya berjatuhan, hati nya sangat sakit saat ini, tidak ada pondasi yang bisa berdiri tegak di belakang nya.

"Okey, kalo itu keinginan lu, gua ikhlas za, tuhan pasti merencanakan sesuatu yang terbaik buat gua!"

"Mungkin suatu saat manu Rios akan jadi kekasih gua!" Sambung nya sambil menatap sinis

Angel berdecak heran kearah Vania, langsung melambaikan tangan di muka gadis itu. "Sad, banget sih idup lu Van, kebanyakan halu!" ucap nya

Reza mengelus-elus kuping nya. "Apa? Ga salah dengar kan gua mantan?" Tanya Reza sambil tertawa

"Lu itu cuma wanita murahan yang suka nya ngejar ngejar Devin doang!" Sambung nya menarik alis sebelah

Degg....

Jantung Vania saat ini di timpa bangunan Berton ton, hingga bertubi tubi, apa benar ia memang murahan? Yang selalu ngejar Devin walaupun ada maksud tujuan. Memang mantan dasar anak buah seytan, berani berani nya bilang di saat putus.

"Vania, intinya lu harus dengerin ucapan gua, kalo mau rahasia nyokap, bokap lu kebongkar!"

Kini mereka bertiga berjalan menuju parkiran, sedangkan Vania hanya menatap nanar diri nya saat ini, begitu hancur nya kah kehidupan nya saat ini, tidak mempunyai siapa siapa.

🌵🌵🌵

Rintik hujan terus membasahi perkarangan rumah Vania, sesekali tangan mungil nya menyapa lembut butiran itu di balik jendela kamar nya, dan tidak lupa air mata di pelupuk nya terus berjatuhan seperti air hujan.

"Hujan, apa aku sanggup ngelewatin ini semua?"

"Apa aku bisa, merangkai kehidupan ku seperti dulu?"

"Apa aku terlalu egois buat ingin memaksakan kehendak ku?"

"Aku ingin berteman lagi sama sahabat aku, aku kangen masa kecil ku dulu"

VANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang