25. Desiran?

691 61 268
                                    

Orang diam saat kau caci maki itu bukan karena dia bodoh, justru dia lebih pintar karena dia memahami bahwa melawan orang bodoh cukup dengan diam.

-Vania

.
.
.

Sudut pandang arah sinar menyapa hangat raut wajah gadis yang tengah duduk di sandaran batang kayu sambil mendengarkan irama lagu, bau khas siang terus tercium di aroma lapangan kali ini. Pandang sinar matahari langsung menyambut kedua insan yang tengah berjalan mendekat ke arah gadis yang tengah duduk di sandaran batang kayu.

"Heyoo, ngapain sendirian? Lea sama frin kemana?" Tanya veno sambil melirik ke arah Vania

Vania langsung melepas earphone nya sambil memutar bola malas menatap lelaki tinggi di muka nya ini, sesekali ia hanya mengangguk kan kepala nya saja tidak terlalu mood untuk menjelaskan sesuatu hal yang tidak penting.

"Van," ucap seorang gadis langsung menghentikan aksi nya mengetik sesuatu di layar ponsel nya. "Gua udah cari tau tentang identitas Devin." sambung nya sambil menduduk kan bokong nya di samping Vania

"Terus terus?" Rasa penasaran pun langsung menghampiri Vania, sesekali ia ingin lebih banyak di ceritakan lagi.

Flashback on

Langkah kaki milmy berhenti saat lelaki jakung didepan nya ini menengok ke arah belakang, tidak habis pikir kenapa ia selalu ceroboh melakukan segala sesuatu yang sangat penting.

"Siapa di sana?" Tanya Devin sambil menaikkan suara nya

Devin yang tidak melihat siapa siapa pun langsung melakukan aksi nya kembali berjalan santai di muka koridor untuk menuju lokasi parkiran, milmy yang tentu saja tau langkah jejak Devin pun langsung menuju ke arah parkiran sekolah. Sesekali ia mengendap seperti maling untuk masuk ke dalam mobil.

Sudah dua puluh menit ia mengendarai mobil tapi nihil tidak juga sampai kerumah Devin, ia terus mengikuti kemana langkah motor sport lelaki itu berhenti.

Dan saat berhenti kini motor sport Devin parkir di perkarangan rumah yang cukup sederhana, milmy sempat tidak percaya kalau itu rumah Devin, tapi ia menepis pikrian nya itu. Devin pun masuk ke dalam rumah itu dengan raut wajah yang gembira serta seulas senyuman nya mengembang, seorang wanita paruh baya langsung menyambut nya dengan ramah.

Flashback off

Veno menggaruk pelipisnya, mulai lah saat ini ia ingin berbicara kepada kedua gadis di hadapan nya. "Lu emang tau muka mama Devin gimana?" Tanya nya kepada milmy

"Gua ga tau lah, tapi ya ibu itu sederhana banget, tapi kata anak anak mama Devin kan orang nya ibu komplek banget?" Ucap milmy sambil memperagakan aksi ibu ibu arisan di komplek

"Yaudah kita kesana aja nanti gimana, lu masih ingat kan alamat nya?" Tanya Vania kepada milmy

Milmy mengangguk kan kepala nya dan langsung memainkan ponsel nya, sedangkan di sisi lain veno kini tengah menatap luas lapangan sekolah nya itu. Vania hanya mengulang setiap irama lagu yang ada di ponsel nya, kedua tangan nya terus bergerak mewakili perasaan nya saat ini.

🌵🌵🌵

"HUKUMAN NYA ADALAH..." Teriakan Gilang membuat seisi kelas menatap mereka bertiga, segala sesuatu yang riuh ingat lah kalau ia seorang Gilang teman nya Devin

VANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang