17. Rumah sakit

735 116 147
                                    

"Aku hanya ingin diriku kembali seperti dulu lagi."

-Devin Alexander


Setelah sampai di rumah sakit Devin tidak sadarkan diri, Veno sudah pulang beberapa jam yang lalu membuat diri nya kini tengah terbaring sendiri di rumah sakit.

Banyak perawat untuk menangani Devin, tapi lelaki itu kini tengah lesu di atas brankar rumah sakit itu, mungkin tidak ada harapan buat sembuh, tapi percaya Devin lelaki yang kuat.

Beberapa jam kemudian lelaki itu kini tengah siuman, dia mencium aroma khas obat obatan disana, banyak perawat yang sedang menunggu nya karna untuk di periksa.

Perawat wanita menghampiri Devin dan langsung mencek suhu badan Devin "maaf kak, biar aku cek dulu" ucap nya

Devin hanya mengangguk dan menahan pasrah rasa sakit di kepala nya, dia benar benar belum sembuh total, tapi kini hati nya tengah gusar, ada perasaan berbeda di setiap detik nya.

"Banyak banyak istirahat ya kak, soalnya suhu badan kaka panas banget" ucap perawat itu sambil membersihkan alat alat infus

Devin hanya tersenyum tipis dan langsung membuang muka, karna dia tau banyak yang sedang melirik nya saat ini, tak berapa lama perawat perawat tersebut langsung keluar ruangan untuk meninggalkan Devin.

Devin meneteskan air mata nya, entah berapa banyak tetesan air bening itu jatuh di pipi nya saat ini, mungkin seorang lelaki terlihat tegar itu kini tengah lemah hati nya, dia merangkul kedua tangan nya dan mengusap di bagian batang hidung nya.

Devin meneteskan air mata nya, entah berapa banyak tetesan air bening itu jatuh di pipi nya saat ini, mungkin seorang lelaki terlihat tegar itu kini tengah lemah hati nya, dia merangkul kedua tangan nya dan mengusap di bagian batang hidung nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dia berharap hari besok gadis itu akan memaafkan nya, tapi bukan Devin namannya kalo dia bodo amat, dia malah tidak peduli dengan Vania, entah mengapa hati nya saat ini bimbang dan mengapa dia meneteskan air mata itu tanpa sebab.

"Ck, dasar aneh" gumam nya

Terbilang aneh bukan menangis tanpa sebab?memang gengsi cukup terlalu besar.

🌵🌵🌵

"Sayang ayo makan" ucap Gita sambil membelai rambut anak nya

Vania hanya menatap sendu ke arah balkon kamar nya, hati nya seperti hampa, dia juga tidak tahu mengapa saat ini mood nya sedang tidak baik baik saja.
Mata nya terus menatap permukaan luar jendela tanpa melihat perempuan paruh baya itu di samping nya.

Gita tahu betul kalau anak nya ini sedang tidak baik baik saja, tapi Gita bisa buat apa, mungkin kejadian tahun lalu membuat anak nya yang satu satu nya ini sedang menjadi korban dari kesalahan pahaman orang tua nya.

Gita menghela napas gusar "nanti makan ya van, mamah turun dulu." Ucap nya sambil berjalan ke luar kamar anak nya itu.

Mata Vania terus tertuju ke luar jendela itu, bibir mungil nya menggigil,rahang nya mengeras, aliran sungai kecil mulai berjatuhan, kedua tangan nya memegang rambut serta menarik paksa nya.

VANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang