18. Depresi

743 116 175
                                    

"Aku bahagia tanpa ketawa setiap waktu, Aku sedih tanpa mengeluarkan air mata setiap detik nya."

.
.
.

Author POV

Malam ini kota Jakarta di sibuk kan dengan kemacetan belum lagi banjir melanda di tengah banyak orang orang yang merasakan kegelisahan nya.

Veno mengegas motor nya untuk pergi ke taman, menemui Gilang entah untuk apa, tapi veno rasa nya ingin menanyakan sesuatu kepada Gilang.

Mata nya tertuju pada lelaki bertubuh kekar sedang duduk di perempatan kursi panjang itu, dia mendekati nya dan benar itu adalah Gilang.

"Lang," ucap veno sambil tersenyum sinis

"Apaan, malam malam begini minta ketemuan, kayak ngga ada waktu buat besok aja" jawab nya sambil terkekeh

Pasalnya Gilang merasa aneh kepada teman nya ini, seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan di balik diri nya saat ini, tiba tiba Gilang terkejut saat genggaman tangan veno ingin melayang kan nya ke pipi Gilang, tak sempat menyengkal akhir nya Gilang pun kena pukulan itu.

Bruk... brukk

Veno langsung menampar mulus pipi Gilang, dan membuat sang empu sakit,bukan sakit melainkan terkejut dia benar benar terkejut saat Veno mendarat kan tamparan nya itu.

"Lo apaan apaan ven," teriak Gilang sambil menyeka sudut bibir nya yang sedikit berdarah

Veno hanya tersenyum sinis membulatkan mata nya seakan ingin memakan mangsa, tatapan nya tajam, rahang nya mengeras, serta tangan nya mencekam.

"Jangan sok polos Lo, najis bang*at"

"Apa hah maksud Lo apa, jangan seperti anak kecil ven, kita udah dewasa, bicara baik-baik bukan malah merusak pertemanan" jawab gilang panjang lebar

Veno tertawa mendengar perkataan Gilang, diri nya berjalan menuju motor sport nya dan kembali menatap tajam mata Gilang.

"Jangan ngajarin gua, ajarin aja diri lu"

"Salam ke munafikan" sambung nya lagi sambil menggegas motor sport nya

Gilang hanya menatap sendu kepergian veno, dia saat ini benar benar binggung apa yang di maksud veno, tidak biasa nya teman nya  seperti itu.

Tak butuh waktu lama Gilang pun ikut meninggal kan taman itu untuk segera pulang.

🌵🌵🌵


Reza POV

Malam ini gua menjenguk Vania karna dapat kabar dari mamah nya kalau Vania sakit, tak perlu waktu lama gua sudah berada di rumah vania, kini kondisi Vania benar benar terpuruk, dia seperti gadis yang sedang gila ingin mencari cinta sejati nya, tapi gua udah selalu ada buat dia.

"Sayang, makan Yo" tanya gua sedikit lembut

Mata Vania hanya menatap kosong permukaan cermin retak itu, air mata nya terus mengalir tidak henti henti, mamah Vania ikut larut dalam kesedihan ini, gua hanya bisa pasrah melihat keadaan nya saat ini.

VANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang