Nine (9)

190 21 5
                                    

Don't forget to vomment
Thanks~♡

*****

"Jadi bagaimana?? Jiho nerima kamu gak?" Tanya papa Jung kepada Jaehyun

Kedua sejoli itu tersipu malu seketika. Muka Jiho sudah berwarna merah seperti tomat dan Jaehyun hanya senyum-senyum.

"Aduh di jawab dong. Jiho-ya, jangan senyum-senyum aja dong." Kata Jisoo gemas melihat ekspresi keduanya.

"Tadi kita berdua sudah bicara. Dan karena kita sudah lumayan dekat, jadi kami memutuskan untuk memulai hubungan yang lebih serius." Jelas Jaehyun kepada semua orang di ruangan itu.

"Wah! Anak eomma sekarang sudah dewasa, eomma terharu rasanya." Ucap Jisoo sambil memeluk Jiho.

Entah kenapa, Jeno merasa muak. Ia merasa Jisoo terlalu bersandiwara. Mengingat selama ini, Jisoo dan Junmyeon sangat jarang memperhatikan ia dan Jiho. Tapi saat ini, demi kepentingan bisnis, mereka bersikap seolah-olah mereka sangat dekat dengan anaknya.

"Jeno-ya, kamu kenapa?" Tanya Junmyeon kepada putranya itu. Junmyeon menyadari, dari tadi Jeno sangat menatap Jiho tanpa senyum.

"Aku tidak apa-apa, appa." Jeno tidak tau ia kenapa. Apakah ia tidak senang karena acara makan keluarganya 'gagal', atau karena sandiwara kedua orangtuanya yang memuakan, atau karena Jiho dijodohkan?

"Aku tidak menyangka kita akan menjadi besan ya, Junmyeon-ssi. Dan tidak menyangka Jaehyun sudah mempunyai calon sekarang." Kata Yunho. Yunho merasa sangat senang putra tunggalnya sudah mendapatkan calon.

"Aku juga merasa senang dan tidak menyangka bahwa anakmu yang akan menjadi menantuku hahaha. Jaehyun-ssi, jaga Jiho baik-baik ya. Jangan sakiti dia." Ucap Junmyeon berpesan kepada Jaehyun.

"Tentu saja ahjusshi. Saya akan menjaga Jiho dengan baik. Jangan khawatir." Jaehyun mengatakan itu sambil menatap Jiho. Meskipun mereka bertemu karena perjodohan ini, Jaehyun memang jatuh cinta dan tulus menyayangi Jiho. Jaehyun sangat ingin memiliki Jiho dan menjaga Jiho.

"Eh, Jaehyun-ah, mulai sekarang panggil kami dengan panggil abeonim dan eomonim ya. Kamu kan calon menantu kami."

"Baiklah, eomonim."

"Jiho-ya, kau juga mulai sekarang panggil kami dengan panggilan abeoji dan eomonim ya. Aduh aku tidak menyangka menantuku secantik ini." Kata Bo Ah kepada Jiho.

"Baik eomonim, Jiho sebenarnya biasa saja kok eomonim." Balas Jiho.

Kedua keluarga ini pun di penuhi rasa bahagia. Mereka melanjutkan makan malam mereka dengan canda gurau. Hanya Jeno yang sedari tadi hanya diam. Ia tidak tau ingin berbicara apa, jadi dia makan saja dari tadi.

"Jeno-ya, kamu kok banyak banget makannya?" Bisik Jiho kepada Jeno yang ada di sebelahnya.

"Aku bingung mau ngapain, yaudah aku makan aja. Cie yang sebentar lagi nikah~" Jeno malahan ngegodain noona nya.

"Ih apaan sih. Masih lama nikahnya, tunangan aja belum." Balas Jiho sambil memukul pelan lengan Jeno.

"Noona ih sakit tau." Jeno pun mengaduh karena dipukul oleh Jiho.

"Oh iya, gimana kalau acara tunangannya kita adakan minggu depan?"

"Hah?! Minggu depan??!!" Jaehyun dan Jiho sama-sama terkejut. Jeno lebih terkejut lagi.

Sementara para orangtua cuma senyum menyetujui.










~To Be Continue~

Bro&Sis [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang